Sukses

Top 3: Emiten Cinema XXI Kantongi Pendapatan Rp 3,81 Triliun

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu, 29 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), jejaring bioskop terbesar di Indonesia mengumumkan laporan keuangan hingga September 2023. Emiten jejaring bioskop Cinema XXI membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/10/2023), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk membukukan pendapatan Rp 3,81 triliun hingga September 2023. Pendapatan perseroan naik 15,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,30 triliun.

Pendapatan terbesar disumbangkan dari bioskop yang mencapai Rp 2,28 triliun hingga kuartal III 2023. Pendapatan bioskop naik 10,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,07 triliun.

Artikel emiten Cinema XXI kantongi pendapatan Rp 3,81 triliun hingga kuartal III 2023 menyita perhatian pembaca di saham pada Sabtu, 28 Oktober 2023. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (29/10/2023):

1.Emiten Cinema XXI Kantongi Pendapatan Rp 3,81 Triliun hingga Kuartal III 2023

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), jejaring bioskop terbesar di Indonesia mengumumkan laporan keuangan hingga September 2023. Emiten jejaring bioskop Cinema XXI membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/10/2023), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk membukukan pendapatan Rp 3,81 triliun hingga September 2023. Pendapatan perseroan naik 15,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,30 triliun.

Pendapatan terbesar disumbangkan dari bioskop yang mencapai Rp 2,28 triliun hingga kuartal III 2023. Pendapatan bioskop naik 10,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,07 triliun.

Berita selengkapnya baca di sini

2 dari 3 halaman

2.Wall Street Bervariasi Imbas Aksi Jual Investor karena Khawatir Resesi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023. Aksi jual terjadi di tengah kekhawatiran resesi sehingga menyeret indeks Dow Jones dan S&P 500 ke zona merah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (28/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 366,71 poin atau 1,12 persen ke posisi 32.417,59. Indeks Dow Jones tertekan oleh penurunan saham JPMorgan Chase. Hal ini setelah CEO Jamie Dimon akan menjual 1 juta saham pada 2024.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,48 persen ke posisi 4.117,37.  Indeks S&P 500 ditutup 10,3 persen lebih rendah dari puncak tahun ini pada 31 Juli 2023.

Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,38 persen ke posisi 12.643,01, berkat saham Amazon. Saham teknologi megacap lainnya yakni Microsoft mengikuti saham Amazon yang menguat.

Tiga indeks acuan di wall street alami penurunan mingguan yang tajam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 2,1 persen dan 2,5 persen pada pekan ini. Indeks Nasdaq anjlok 2,6 persen, terseret penurunan tajam mingguan di saham Meta Platforms dan perusahaan induk Google, Alphabet.

“Kami masih memiliki prospek ekonomi yang goyah. Jadi meskipun produk domestik bruto (PDB) kuartal III luar biasa tinggi, saya rasa semua orang masih memperkirakan perekonomian Amerika Serikat (AS) akan melambat,” ujar Chief US Market Strategist Morningstar, Dave Sekera seperti dikutip dari laman CNBC.

Berita selengkapnya baca di sini

3 dari 3 halaman

3. Daftar 10 Saham Top Gainers dan Losers pada 23-27 Oktober 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada 23-27 Oktober 2023. IHSG meninggalkan posisi 6.800 pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/10/2023), IHSG turun 1,32 persen menjadi 6.758,79 pada 23-27 Oktober 2023 dari pekan lalu 6.849,16. Kapitalisasi pasar terpangkas 0,84 persen menjadi Rp 10.530 triliun dari Rp 10.619 triliun pada pekan lalu.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham nonsiklikal naik 1,37 persen, sektor saham kesehatan bertambah 1,38 persen dan sektor saham transportasi menguat 0,37 persen.

Di sisi lain, sektor saham energi merosot 1,59 persen, sektor saham basic terpangkas 2,2 persen, sektor saham industri terpangkas 0,06 persen. Selain itu, sektor saham siklikal tergelincir 0,30 persen, sektor saham keuangan susut 0,02 persen.

Selanjutnya, sektor saham properti melemah 0,68 persen, sektor saham infrastruktur tersungkur 0,83 persen dan sektor saham teknologi terbenam 3,53 persen, dan catat koreksi terbesar.

Berita selengkapnya baca di sini