Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa (31/10/2023) jelang keputusan kebijakan bank sentral Jepang dan data ekonomi baru di seluruh wilayah.
Dikutip dari CNBC, Bank of Japan akan akhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, 31 Oktober 2023 dengan investor mengamati tanda-tanda bank sentral menaikkan perkiraan inflasinya.
Baca Juga
Bank of Japan juga akan membahas penyesuaian lebih lanjut terhadap pengendalian imbal hasil obligasi. Pada Selasa, 31 Oktober 2023 akan rilis data indeks manajer pembelian China pada Oktober yang akan menunjukkan manufaktur yang tumbuh pada laju ekspansi 50,2, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Advertisement
Indeks Nikkei 225 melemah 0,34 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,22 persen saat pembukaan perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,37 persen. Indeks Kosdaq susut 0,06 persen.
Indeks Hang Seng berjangka di bursa Hong Kong berada di posisi 17.393, lebih lemah dari penutupan perdagangan di kisaran 17.406,36. Indeks ASX 200 naik 0,47 persen.
Di wall street, indeks S&P 500 keluar dari zona melemah. Hal ini seiring pelaku pasar hadapi pekan yang penting dengan keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed), laporan tenaga kerja, dan laporan keuangan Apple.
Selain itu, indeks Dow Jones bertambah 1,58 persen, dan mencatat kinerja terbaik sejak 2 Juni. Indeks S&P 500 melonjak 1,2 persen, dan membukukan kinerja terbaik sejak akhir Agustus. Indeks Nasdaq naik 1,16 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 30 Oktober 2023
Sebelumnya bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin (30/10/2023) menjelang rilis data ekonomi utama dari seluruh wilayah.
Dikutip dari CNBC, keputusan kebijakan moneter dari Jepang dan Malaysia, data inflasi dari Korea Selatan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di Taiwan dan Hong Kong menjadi sorotan regional pekan ini.
Indeks Nikkei Jepang melemah 0,95 persen ke posisi 30.696,96. Koreksi indeks Nikkei terjadi di tengah Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari. Sedangkan indeks Topix merosot 1,04 persen menjadi 2.231,24.
Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,34 persen ke posisi 2.310,55. Indeks Kosdaq bertambah 1,15 persen ke posisi 757,12.
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,79 persen ke posisi 6.772,90. Hal ini seiring Australia alami kenaikan penjualan ritel pada September yang lebih cepat dari perkiraan.
Indeks Hang Seng Hong Kong susut 0,08 persen dalam satu jam terakhir. Indeks CSI 300 bertambah 0,6 persen ke posisi 3.583,77.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 30 Oktober 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin (30/10/2023). Wall street yang melesat seiring pelaku pasar hadapi pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan memutuskan suku bunga acuan.
Selain itu, pelaku pasar juga hadapi laporan tenaga kerja dan laporan keuangan Apple. Demikian dikutip dari laman CNBC, Selasa (31/10/2023).
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 511,37 poin atau 1,58 persen ke posisi 32.928,96. Indeks Dow Jones mencatat penguatan terbaik sejak 2 Juni 2023.
Indeks S&P 500 melonjak 1,2 persen ke posisi 4.166,82. Indeks S&P 500 mencatat kinerja terbaik sejak akhir Agustus 2023. Indeks Nasdaq melambung 1,16 persen menjadi 12.789,48.
Layanan komunikasi mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500. Sektor layanan komunikasi bertambah lebih dari 2 persen. Saham Amazon dan Meta masing-masing melonjak 3,9 persen dan 2 persen.
Pergerakan wall street terjadi setelah S&P jatuh ke wilayah koreksi pekan lalu. Indeks S&P 500 merosot 2,5 persen selama sepekan. Indeks S&P 500 juga turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi pada 2023. Sepanjang Oktober 2023, indeks susut 2,8 persen.
“Kami menutup posisi terendah pekan lalu. Sering kali Anda mendapatkan hal-hal negatif seperti itu pada akhir pekan dan tidak ada hal baru yang muncul mengubah prospek pasar dan perekonomian, Anda akan mendapatkan sedikit tekanan,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan.
“Investor akhirnya merasa sedikit lebih yakin bahwa mungkin kita sudah memperhitungkan cukup banyak berita buruk dan itu benar-benar terwujud dalam pasar yang lebih kuat saat ini,” ia menambahkan.
Pertemuan The Fed
Keputusan the Federal Reserve (the Fed) akan diambil pada Rabu pekan ini. Bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat yang sama. Dengan lonjakan suku bunga sebagai penyebab utama koreksi pasar saham ini, investor akan berharap the Fed memberikan sinyal akan segerak menghentikan kenaikan suku bunga. Pelaku pasar prediksi the Fed akan menaikkan suku bunga pada 2023.
“Sementara ada pertemuan the Fed, konsensusnya sangat jelas mereka tidak akan melakukan apapun pada pertemuan khusus pekan ini, dan itu adalah pertemuan berturut-turut di mana mereka tidak menaikkan suku bunga,” ujar dia.
Ia melihat hal ini sebagai kemungkinan tanda siklus kenaikan suku bunga telah berakhir. “Dan saya pikir hal ini mungkin membantu menghentikan kenaikan yang kita lihat pada imbal hasil treasury,” tutur dia.
“Saya pikir jika kita melihat tingkat suku bunga sedikit stabil di sini, hal itu pasti akan membawa kabar baik,” ia menambahkan.
Advertisement