Liputan6.com, Jakarta - PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) berkomitmen untuk terus menggenjot ekspansi usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Â
Direktur Utama Agro Bahari Nusantara Vincent Lukito menuturkan, pihaknya akan menambah kolam tambak untuk produksi sekitar 30-40 kolam dengan target kapasitas produksi 850 ton per tahun. Sedangkan, saat ini telah memiliki 14 kolam tambak yang berada di daerah Bangka Belitung, Indonesia dengan kapasitas produksi 250 ton per tahun.Â
Baca Juga
Kolam baru tersebut bakal dibangun pada 2024 di Bangka Belitung dan ditargetkan selesai pada 2025. Ini mengingat, Agro Bahari Nusantara perlu melakukan pembebasan lahan dan lainnya.
Advertisement
Di samping itu, Perseroan mencermati prospek budidaya udang Vannamei masih positif ke depannya. Ini mengingat kebutuhannya terbilang cukup tinggi.Â
"Maka dari itu kami memiliki fokus untuk meningkatkan ekspor Indonesia karena Indonesia juga one of top 5 biggest eksportir untuk udang Vannamei," ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (31/10/2023).Â
Berkaca dari hal tersebut, Agro Bahari Nusantara pun berfokus menjual udang Vannamei ini kepada eksportir. Lalu, untuk pangsa pasarnya paling banyak di Jepang, Korea, AS, Eropa dan China.Â
Hingga saat ini, UDNG mengaku memiliki banyak mitra dalam mendistribusikan produknya, akan tetapi hanya ada tiga mitra yang menjadi pembeli tetap atau yang selalu siap membeli hasil produksi Perseroan.Â
Â
Â
Â
Harga Saham UDNG
Sebelumnya diberitakan, PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Mengutip data RTI, saham UDNG dibuka turun ke posisi Rp 90 per saham dari harga awal Rp 100. Harga saham UDNG berada di posisi Rp 110 per saham atau naik 10 persen pada pukul 9.05 WIB.Â
Saham UDNG berada di level tertinggi Rp 110 dan terendah Rp 90 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.048 kali dengan volume perdagangan 28,33 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 3,10 miliar.
Melansir keterangan resminya, PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) merupakan salah satu pemain budidaya udang khususnya udang vannamei, segera membentangkan sayapnya pada 2023 ini. Berdiri sejak 2019 dan saat ini telah berkembang dengan memiliki 14 kolam tambak yang berada di daerah Bangka Belitung, Indonesia.
Produksi udang Vannamei menjadi salah satu jenis udang yang paling diminati di pasar global dan terus meningkat produksinya di Indonesia dari tahun ke tahun. Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang paling populer oleh pasar dunia dikarenakan rasa dan tekstur yang nikmat.
Â
Advertisement
Prospek Ekonomi
UDNG yakin budidaya udang vannamei memiliki prospek ekonomi yang tinggi sejalan dengan kebutuhan dunia untuk Udang Vannamei diprediksi terus meningkat sedangkan angka produksi saat ini masih terbatas dan tidak dapat mencukupi seluruh permintaan global.Â
Perseroan mengklaim memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan kualitas produk dan keberlanjutan lingkungan (ESG) serta terus berupaya untuk mengembangkan usahanya dan dapat membantu mencukupi kebutuhan pangan Nasional serta kebutuhan ekspor.
Selain itu, Perseroan terus menerus mengembangkan sistem teknologi dalam budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei). Sistem teknologi baru dapat menambah kepadatan populasi benur udang dan dapat menghasilkan angka produksi yang signifikan.Â
Setelah berhasil mengembangkan usahanya dengan memiliki 14 kolam intensif, Perseroan berencana mengembangkan bisnisnya dengan melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas budidayanya melalui penambahan kolam-kolam baru guna menggenjot produksi lebih lanjut.
Sebagai salah satu langkah nyata mendukung ekspansi tersebut, UDNG pada tahun ini melaksanakan IPO atau initial public offering (IPO).
Agro Bahari Nusantara Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 31 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 31 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-74 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Agro Bahari Nusantara mencatatkan saham perdana dengan kode saham UDNG.
Agro Bahari Nusantara mencatatkan saham di papan akselerasi dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 500 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham UDNG akan mencatatkan saham sejumlah 1,75 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 50 miliar.
Sebagai pemanis, UDNG juga secara bersamaan akan menerbitkan 400 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 5:4. Artinya, tiap pemegang lima saham baru akan mendapatkan empat waran.
Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 105 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 42 miliar. Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT MNC Sekuritas dan PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Â
Advertisement
Dana IPO
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan. Sekitar 88,89 persen akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis dengan membangun tambak udang baru yang direncanakan berlokasi di daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui perusahaan anak yang dimiliki Perseroan sebesar 99,99 persen yaitu PT Marina Bahari Sentosa (MBS) dalam bentuk penyetoran modal yang diestimasikan akan beroperasi 6-12 bulan setelah dana hasil IPO yang diperoleh Perseroan.Â
Bila dirinci, penggunaan dana yang akan digunakan oleh MBS, yaitu sekitar 81,81 persen akan digunakan untuk belanja modal dan sekitar 18,19 persen akan digunakan untuk modal kerja.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan termasuk namun tidak terbatas kepada pembelian benur, pakan udang, mineral dan probiotik pada pihak ketiga yang dilakukan melalui pembelian jual-beli putus serta untuk biaya operasional gaji, listrik, dan biaya umum operasional Perseroan.
Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan Perseroan untuk membiayai aktivitas operasional rutin dari manajemen properti Perseroan seperti biaya karyawan, biaya maintenance properti, dan biaya operasional Perseroan.
Â