Sukses

Bukit Asam Kantongi Laba Bersih Rp 3,77 Triliun hingga September 2023

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pendapatan dan laba bersih kompak turun hingga kuartal III 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/10/2023), PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 27,73  triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 10,72 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan PTBA pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 31,07 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan PTBA membengkak 26,86 persen menjadi Rp 21,81 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 17,19 triliun.

Dengan begitu, laba usaha pun susut menjadi Rp 4,30 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,06 triliun. 

Hingga akhir kuartal III 2023, PTBA mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,77 triliun atau susut 62,21 persen dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 10 triliun.

Total aset PTBA per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 36 triliun turun dibandingkan total aset emiten pelat merah ini per akhir 2022 senilai Rp 45,35 triliun.

PT Bukit Asam Tbk mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 16,44 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 16,57 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas PTBA turun dari Rp 28,91 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 19,42 triliun per akhir kuartal III 2023.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tekan Emisi, Bukit Asam Kembangkan Energi Biomassa dari Kaliandra Merah

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa. Kaliandra merah tersebut akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail menuturkan, budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah perusahaan dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan Pemerintah.

"PTBA terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selaras dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengurangan emisi," kata Arsal dalam keterbukaan informasi, Rabu (11/11/2023). 

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Rafli Yandra mengatakan, tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.

"Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi," ujar Rafli.

Penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektare (ha) ini berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun. Selain itu juga menjadi penyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang diharapkan bisa digunakan untuk cofiring PLTU.

Adapun dalam budidaya kaliandra merah, PTBA melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. 

 

3 dari 4 halaman

Bukit Asam Kantongi Pendapatan Rp 18,8 Triliun pada Semester I 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja keuangan beragam pada semester I 2023. Bukit Asam mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba melemah pada semester I 2023.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (29/8/2023), PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan Rp 18,85 triliun selama semester I 2023. Pendapatan naik 2,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,42 triliun. Beban pokok pendapatan bertambah 44,7 persen menjadi Rp 14,7 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,07 triliun.

Namun, laba bruto susut 50 persen menjadi Rp 4,09 triliun pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,35 triliun. Perseoran mencatat beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 975,91 miliar pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Laba

Beban penjualan dan pemasaran merosot menjadi Rp 376,39 miliar pada semester I 2023 dari periode semester I 2022 Rp 390,87 miliar.

PT Bukit Asam Tbk membukukan laba usaha Rp 3,01 triliun pada semester I 2023. Laba usaha turun 58 persen menjadi Rp 3,01 triliun pada semester I 2023.

Melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba periode berjalan Rp 2,88 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 62,7 triliun. Laba per saham dilusi mencapai Rp 242 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 536.

Total ekuitas Bukit Asam tercatat Rp 18,46 triliun pada Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 28,91 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 27,82 triliun hingga Juni 2023 dari Desember 2022 Rp 16,4 triliun. Dengan demikian, aset tercatat Rp 46,28 triliun pada Juni 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 15,82 triliun pada Juni 2023.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini