Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merespons soal keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menuturkan, meski ada kenaikan suku bunga, tetapi untuk permintaan kredit konsumer dan korporasi cukup besar. Sehingga, pertumbuhan pinjaman masih prospektif sampai akhir tahun ini.
Baca Juga
"Loan growth sih postif dan sangat baik, line in dengan Bank Mandiri juga cukup baik, nasabah Mandiri yang butuh pembiayaan syariah bisa line in," ujar Cahyo dalam paparan kinerja kuartal III 2023, Selasa (31/10/2023).
Advertisement
Di sisi lain, Direktur Utama Bank Syariah IndonesiaHery Gunardi mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pembiayaan konsumer. Ini mengingat potensinya masih besar.
"Akan mendorong sisi konsumer karena cukup bagus ya dari griya, oto, dan gadai, tapi kami juga dorong KUR Syariah yang tumbuh cukup bagus," kata Hery.
Dengan begitu, ia berharap penyaluran pembiayaan bakal tetap solid. Sehingga, BSI bisa menjaga laba bersih dengan berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, BSI membukukan pendapatan senilai Rp 12,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 6,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,03 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04 persen secara tahunan.
Laba Bersih BSI Tembus Rp 4,2 Triliun hingga September 2023, Melesat 31 Persen
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah mengumumkan kinerja keuangan hingga September 2023. BSI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
BSI membukukan pendapatan senilai Rp 12,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 6,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,03 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, dari sisi aset Perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 14,23 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp 320 triliun.
"Pembiayaan tumbuh sustain kisaran mendekati 15,94 persen secara tahunan, saat ini akhir September 2023 total pembiayaan Rp 32 triliun," ujar dia dalam paparan kinerja kuartal III 2023, Rabu (31/10/2023).
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 262 triliun atau tumbuh 6,91 persen secara tahunan dengan dana produk tabungan tumbuh 5,24 persen.
Di samping itu, fee based income juga tumbuh 12,44 persen menjadi Rp 3,02 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04 persen secara tahunan.
Advertisement
Kaji Buka Cabang di Arab Saudi
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI sedang mengkaji soal ekspansi ke wilayah Timur Tengah, yakni Arab Saudi.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengaku, pihaknya masih melakukan kajian untuk membuka cabang baru di Arab Saudi.
"Pembukaan cabang Timur Tengah sekarang kami punya di Dubai yang sekarang menjadi cabang penuh. Harapannya, cabang ini berkembang, BSI satu-satunya bank syariah asal Indonesia yang ada di Dubai,” kata Hery dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Dengan demikian, ia mengatakan, hingga saat ini BSI masih mengkaji kemungkinan untuk membuka cabang di Arab Saudi.
“Nanti ke Arab Saudi, tapi masih dikaji kemungkinannya nanti perkembangan kami sampaikan,” ujar dia.
Dalam kesempatan berbeda, Hery menyebut, pihaknya masih melihat potensi terkait pembukaan cabang di Arab Saudi.
"Nanti kita lihat, kita mencoba mendalami regulasi, bagaimana caranya dan sebagainya. Dan sedang mempersiapkan visibility tadi apakah memiliki cabang di negara tadi punya potensi bisnis yang optimal tidak untuk Indonesia?," kata Hery dalam konferensi pers, dikutip Jumat, 28 April 2023.
Prospek Pasar Arab Saudi
Dia bilang, jika dilihat secara kasat mata pasar Arab Saudi memang terbilang prospektif. Ini mengingat jamaah haji setiap tahun lebih dari 200 ribu orang dan lebih dari 1 juta orang jamaah umroh berasal dari Indonesia.
"Secara kasat mata memang kelihatan tapi harus dihubungkan dengan regulator di sana untuk melihat bagaimana kita bisa punya kesempatan hadir di sana," kata dia.
Menurut ia, untuk saat ini BSI akan fokus terlebih dahulu ke Dubai. Lantaran, BSI ingin mendapatkan hasil yang optimal dari pembukaan cabang baru.
"Jadi kalau ditanya management, berikan waktu kami fokus dulu ke Dubai sampai dubai mulai kelihatan baru kita mikir ke negara lain. Percuma kita buka lagi kalau hasilnya tidak optimal, nanti akan jadi beban, kita mau rapi dulu Dubainya nanti baru ke negara lain," tandasnya.
Advertisement
Target Kinerja Keuangan 2023
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) optimistis laba bakal tumbuh dua digit hingga akhir 2023. Lantas, bagaimana strategi BSI dalam mengerek laba tersebut?
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mencapai pertumbuhan laba hingga akhir tahun ini. Salah satunya, BSI memilih segmen prospektif agar mampu menopang pertumbuhan kinerja.
"Untuk mencapai target laba akhir tahun. Seperti yang diketahui, strategi perseroan adalah tentunya kita sudah memilih segmen yang kita ingin tumbuh, proyeksi laba akan tumbuh double digit," kata Hery dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Adapun fokus pertama Bank Syariah Indonesia, yakni akan melakukan ekspansi pembiayaan pada segmen yang bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan dengan berkisar 15-16 persen. Kemudian, melakukan perbaikan kualitas pembiayaan, BSI juga telah membuktikan dalam beberapa kuartal non performing financing (NPF) lebih baik alias NPF mengalami penurunan.
"BSI juga saat ini sedang terus fokus meningkatkan transaction banking retail maupun wholesale, tujuannya bagaimana kita dapatkan dana murah kalau nasabah transaksi lewat kanal baik cabang m-banking, atm, saldo nasabah akan bertambah besar,” kata dia.
Selain itu, dari sisi inisiatif BSI ada QRIS, smart agent atau agent banking ini akan jadi engine untuk pengumpulan dana murah. BSI juga berharap tabungan bisnis dengan target market adalah pedagang dan pengusaha dan tabungan wadiah bisa mendorong pertumbuhan laba.
BSI juga mulai mengaktifkan lagi weekend banking di wilayah yang memiliki pusat dagang. Tujuannya untuk memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk transaksi termasuk menyetor uang.
"Kami juga tingkatkan rasio tingkatan dana murah kita. Di sisi lain mendorong pendapatan melalui transaksi melalui mobile banking untuk meningkatkan fee based income,” ujarnya.