Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) saat ini tengah berfokus pada pembiayaan berkelanjutan. Mulai dari sektor UMKM hingga produk hijau.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pembiayaan BSI saat ini berfokus pada lima sektor utama yaitu UMKM, produk ramah lingkungan, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, energi bersih dan terbarukan, dan produk hijau lainnya seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah.
Baca Juga
Selain itu, Bank Syariah Indonesia juga telah melakukan kolaborasi dengan stakeholder untuk menopang pembiayaan hijau tersebut. Misalnya kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Advertisement
Ke depan, BSI juga terus meningkatkan literasi dan awareness kepada nasabah korporasi terutama pada sektor-sektor yang memerlukan sertifikasi atau standar analisa dampak lingkungan (AMDAL), seperti sektor kelapa sawit, pertambangan maupun industri manufaktur lainnya.
"Kami tingkatkan literasi dan awareness nasabah yang butuh pembiayaan dengan amdal," kata Hery dalam paparan kinerja keuangan kuartal III 2023, Selasa (31/10/2023).
Dia bilang, sampai dengan September 2023, pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp 53,6 triliun atau 23,2 persen dari total pembiayaan. Untuk sektor yang mendominasi ada dari UMKM, hingga energi terbarukan.
"Sektor mendominasi UMKM Rp 4,9 triliun, energi terbarukan Rp 1,4 triliun, produk eco green Rp 100,6 miliar," imbuhnya.
Di samping itu, BSI membukukan pendapatan senilai Rp 12,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 6,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,03 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04 persen secara tahunan.
Suku Bunga Naik, Permintaan Kredit BSI Diyakini Tetap Solid
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merespons soal keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menuturkan, meski ada kenaikan suku bunga, akan tetapi untuk permintaan kredit konsumer dan korporasi cukup besar. Sehingga, pertumbuhan pinjaman masih prospektif sampai akhir tahun ini.
"Loan growth sih postif dan sangat baik, line in dengan Bank Mandiri juga cukup baik, nasabah Mandiri yang butuh pembiayaan syariah bisa line in," ujar Cahyo dalam paparan kinerja kuartal III 2023, Selasa (31/10/2023).
Di sisi lain, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pembiayaan konsumer. Ini mengingat potensinya masih besar.
"Akan mendorong sisi konsumer karena cukup bagus ya dari griya, oto, dan gadai, tapi kami juga dorong KUR Syariah yang tumbuh cukup bagus," kata Hery.
Dengan begitu, ia berharap penyaluran pembiayaan bakal tetap solid. Sehingga, BSI bisa menjaga laba bersih dengan berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, BSI membukukan pendapatan senilai Rp 12,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 6,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,03 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04 persen secara tahunan.
Advertisement
Laba Bersih BSI Tembus Rp 4,2 Triliun hingga September 2023, Melesat 31 Persen
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah mengumumkan kinerja keuangan hingga September 2023. BSI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
BSI membukukan pendapatan senilai Rp 12,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 6,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,03 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, dari sisi aset Perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 14,23 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp 320 triliun.
"Pembiayaan tumbuh sustain kisaran mendekati 15,94 persen secara tahunan, saat ini akhir September 2023 total pembiayaan Rp 32 triliun," ujar dia dalam paparan kinerja kuartal III 2023, Rabu (31/10/2023).
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 262 triliun atau tumbuh 6,91 persen secara tahunan dengan dana produk tabungan tumbuh 5,24 persen.
Di samping itu, fee based income juga tumbuh 12,44 persen menjadi Rp 3,02 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba bersih BSI tembus Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut naik 31,04 persen secara tahunan.
Kaji Buka Cabang di Arab Saudi
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI sedang mengkaji soal ekspansi ke wilayah Timur Tengah, yakni Arab Saudi.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengaku, pihaknya masih melakukan kajian untuk membuka cabang baru di Arab Saudi.
"Pembukaan cabang Timur Tengah sekarang kami punya di Dubai yang sekarang menjadi cabang penuh. Harapannya, cabang ini berkembang, BSI satu-satunya bank syariah asal Indonesia yang ada di Dubai,” kata Hery dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Dengan demikian, ia mengatakan, hingga saat ini BSI masih mengkaji kemungkinan untuk membuka cabang di Arab Saudi.
“Nanti ke Arab Saudi, tapi masih dikaji kemungkinannya nanti perkembangan kami sampaikan,” ujar dia.
Dalam kesempatan berbeda, Hery menyebut, pihaknya masih melihat potensi terkait pembukaan cabang di Arab Saudi.
"Nanti kita lihat, kita mencoba mendalami regulasi, bagaimana caranya dan sebagainya. Dan sedang mempersiapkan visibility tadi apakah memiliki cabang di negara tadi punya potensi bisnis yang optimal tidak untuk Indonesia?," kata Hery dalam konferensi pers, dikutip Jumat, 28 April 2023.
Dia bilang, jika dilihat secara kasat mata pasar Arab Saudi memang terbilang prospektif. Ini mengingat jamaah haji setiap tahun lebih dari 200 ribu orang dan lebih dari 1 juta orang jamaah umroh berasal dari Indonesia.
"Secara kasat mata memang kelihatan tapi harus dihubungkan dengan regulator di sana untuk melihat bagaimana kita bisa punya kesempatan hadir di sana," kata dia.
Menurut ia, untuk saat ini BSI akan fokus terlebih dahulu ke Dubai. Lantaran, BSI ingin mendapatkan hasil yang optimal dari pembukaan cabang baru.
"Jadi kalau ditanya management, berikan waktu kami fokus dulu ke Dubai sampai dubai mulai kelihatan baru kita mikir ke negara lain. Percuma kita buka lagi kalau hasilnya tidak optimal, nanti akan jadi beban, kita mau rapi dulu Dubainya nanti baru ke negara lain," tandasnya.
Advertisement