Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) membukukan penjualan bersih sebesar USD 1,15 miliar hingga kuartal III 2023. Hasil ini turun 41,62 persen dibandingkan penjualan bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai USD 1,97 miliar.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/11/2023), penjualan bersih Amman Mineral Internasional per kuartal III 2023 terdiri dari penjualan tembaga senilai USD 697,07 juta dan penjualan emas senilai USD 453,68 juta.
Baca Juga
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan Amman Mineral Internasional berkurang 24,18 persen menjadi USD 649,23 juta per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok penjualan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 856,35 juta.
Advertisement
Beban operasional AMMN meningkat 20,45 persen dari USD 75,05 juta per kuartal III 2022 menjadi USD 90,40 juta per kuartal III 2023.
Hingga kuartal III 2023, AMMN meraih laba operasional senilai USD 411,12 juta. Angka ini menyusut 60,67 persen dibandingkan laba operasional AMMN per kuartal III 2022 senilai USD 1,04 miliar.
Amman Mineral Internasional mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 62,67 juta per kuartal III 2023, atau turun 91,57 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 744,09 juta.
Hingga kuartal III 2023, total aset AMMN tercatat sebanyak USD 8,21 miliar atau meningkat 26,50 persen dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 6,49 miliar.
Liabilitas Amman Mineral Internasional per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 3,82 miliar atau naik 32,63 persen dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 2,88 miliar.
Ekuitas AMMN juga tumbuh 21,66 persen dari USD 3,60 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 4,38 miliar per kuartal III 2023.
Smelter Amman Mineral Internasional Bakal Rampung Akhir 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menargetkan penyelesaian pembangunan smelter sekitar 70 persen bakal rampung pada Desember 2023.
Direktur Utama Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie menuturkan, pembangunan smelter diperkirakan terus berjalan sesuai jadwal, dengan target penyelesaian sebesar lebih dari k70 persen pada Desember tahun ini.
Pada Mei 2023, proyek smelter dan PMR milik AMMN masing-masing telah mencapai 58,5 persen dan 59,8 persen dari target penyelesaian, dengan penyelesaian mekanis ditargetkan pada Mei 2024.
"Setelah penyelesaian mekanis smelter pada Mei 2024 (jika tidak ada force majeure), kami akan fokus pada komisioning smelter dan memulai produksi katoda tembaga pertama sekitar 4-5 bulan kemudian," ujar dia dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (1/10/2023).
Adapun fasilitas smelter tembaga dan PMR dengan total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun (tpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang. Produksi smelter adalah katoda tembaga yang akan mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun (Ktpa).
Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga, sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.
Menurut ia, proyek pertambangan dan infrastruktur AMMAN terus berjalan sesuai jadwal. Hingga saat ini, Perseroan telah mengeluarkan dana sebesar USD 339 juta untuk proyek smelter tembaga dan pemurnian logam mulia (PMR).
"Ketika proyek smelter selesai, kami berharap dapat memperoleh manfaat dari penghematan pajak, bea keluar yang lebih rendah, dan royalti yang lebih rendah. Pembangunan proyek smelter ini sejalan dengan agenda strategis Pemerintah Indonesia untuk hilirisasi industri," tandasnya.
Advertisement
Belanja Modal
Sebelumnya diberitakan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat total belanja modal sebesar USD 436 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun (asumsi kurs rupiah 15.486 terhadap dolar Amerika Serikat) hingga semester I 2023. Perseroan diprediksi siapkan belanja modal USD 980 juta atau Rp 15,17 triliun pada semester II 2023.
Total belanja modal itu antara lain belanja modal terkait kebutuhan pembelian alat pertambangan, pembangunan dan peningkatan fasilitas pendukun untuk kegiatan penambangan bijih fase 7 dan pengupasan batuan penutup fase 8 (sustaining capex) sebesar USD 132 juta, belanja modal smelter sebesar USD 92 juta, dan perluasan pabrik pengolahan (processing plant) sebesar USD 166 juta, dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) dan fasilitas LNG sebesar USD 46 juta.
Perseroan diperkirakan keluarkan belanja modal USD 980 juta pada semester II 2023. Selain itu, perseroan menyatakan proyek pertambangan dan infrastruktur Amman Mineral Internasional terus berjalan sesuai jadwal.
"Hingga saat ini kami telah mengeluarkan dana USD 339 juta untuk proyek smelter tembaga dan pemurnian logam mulia,” demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan, Sabtu (30/9/2023).
Selain itu, untuk proyek perluasan pabrik pengolahan atau processing plant, perseroan telah mengeluarkan belanja modal USD 358 juta hingga Juni 2023. Sedangkan fasilitas PLTGU dan LNG mencatat belanja modal yang dikeluarkan hingga Juni 2023 sebesar USD 157 juta.
Pembangunan Smelter
Saat ini perseroan membangun fasilitas smelter tembaga dan PMR dengan total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun (“tpa”) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produksi smelter adalah katoda tembaga yang akan mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun (“Ktpa”).
Perluas Fasilitas Pengolahan
Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga, sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.
Pada Mei 2023, proyek smelter dan PMR masing-masing telah mencapai 58,5% dan 59,8% dari target penyelesaian, dengan penyelesaian mekanis ditargetkan pada Mei 2024.
"Ketika proyek smelter selesai, kami berharap dapat memperoleh manfaat dari penghematan pajak, bea keluar yang lebih rendah, dan royalti yang lebih rendah. Pembangunan proyek smelter ini sejalan dengan agenda strategis Pemerintah Indonesia untuk hilirisasi industri,” demikian disampaikan manajemen Amman Mineral Internasional dalam keterangan resmi.
Perluasan Fasilitas Pengolahan dan Pembangkit ListrikPerseroan juga memperluas pabrik pengolahan untuk meningkatkan kapasitas hingga 80-85 juta ton per tahun (Mtpa) lebih dari dua kali lipat kapasitas saat ini. Hal ini dibutuhkan untuk memproses pasokan bijih dari fase 8 Batu Hijau dan Elang pada masa depan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan akan produk perseroan yang terus meningkat.
"Pada yang saat yang sama kami sedang membangun fasilitas PLTGU dengan kapasitas 450 MW dan fasilitas LNG pendukungnya. Komitmen kami untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan tetap menjadi prioritas utama,” tulis perseroan.
Advertisement