Sukses

Intip Kinerja Keuangan Saratoga Investama hingga September 2023

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk(SRTG) mencatat rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan Rp 10,60 triliun hingga akhir September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengumumkan laporan keuangan hingga September 2023. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mencatat rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan. Hal ini seiring kerugian atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (3/11/2023), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk(SRTG) mencatat rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan Rp 10,60 triliun hingga akhir September 2023. Hal ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya yang mencatat laba Rp 7,14 triliun.

Rugi yang dialami perseroan seiring perseroan mencatat kerugian atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya yang mencapai Rp 12,87 triliun hingga akhir September 2023. Kondisi ini berbeda dari periode hingga akhir kuartal III 2022 yang meraih laba Rp 7,58 triliun.

Namun, perseroan menjaga stabilitas kinerja perusahaan di tengah gejolak pasar serta dinamika ekonomi domestik dan global. Hingga kuartal III – 2023, Saratoga mencatatkan arus kas dari dividen sebesar Rp 2,9 triliun, naik 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Net Asset Value (NAV) Saratoga pada kuartal III-2023 ini mencapai Rp 49,8 triliun.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perekonomian global yang dinamis telah berdampak ke berbagai sektor bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Apalagi harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga secara global yang tetap tinggi.

 

 

2 dari 4 halaman

Strategi Investasi

Untuk menghadapi situasi tersebut, Saratoga menjalankan strategi investasinya secara lebih berhati-hati, disiplin dan mengedepankan pengelolaan arus kas yang kuat.

"Kami tetap berfokus pada peningkatkan value dari perusahaan-perusahaan portofolio yang sudah dimiliki oleh Saratoga. Kami meyakini lini-lini bisnis baru yang dibangun akan terus memperkuat fundamental investasi Saratoga melalui perusahaan portofolio,” kata Michael melalui keterangan resmi pada 30 Oktober 2023, dikutip Jumat, 3 November 2023.

Salah satu investasi strategis yang didukung oleh Saratoga adalah penguatan bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), salah satu anak usaha MDKA yang berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik.

Untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasok baterai, MBMA telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

3 dari 4 halaman

Optimalkan Peluang Investasi di Sektor Strategis

Pabrik HPAL akan dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material - joint venture antara MDKA dan GEM - dengan target operasi pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2. Pabrik ini juga akan membeli dan memproses bijih nikel laterit dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik MBMA berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun.

GEM merupakan pemimpin global di bidang energi baru terbarukan dan daur ulang. GEM terdaftar di Bursa Efek Shenzhen (kode saham: 002340) dan SIX Swiss Exchange (kode saham: GEM) dengan kapitalisasi pasar saat ini sekitar USD 4,4 miliar.

"Saratoga juga akan tetap mengoptimalkan setiap peluang investasi di sektor-sektor strategis yang berdampak besar bagi keberlanjutan ekonomi nasional. Seperti sektor kesehatan, produk konsumen, infrastruktur digital dan energi terbarukan,” tambah Michael.

Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Devin Wirawan menuturkan, secara operasional kinerja Saratoga juga didukung dengan tingkat efisiensi yang optimal. Hal ini tercermin dari rasio biaya dan utang yang rendah. Hingga kuartal III-2023 rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV adalah sebesar 0,5 persen dan rasio pinjaman sebesar 0,3 persen, dibandingkan dengan 0,3 persen dan 0,9 persen di periode yang sama tahun lalu.

"Pada periode ini kami juga berhasil menurunkan biaya bunga sebesar 52% year on year (yoy) berkat penurunan utang bersih. Saat ini posisi utang bersih Saratoga adalah sebesar Rp 166 miliar atau menurun hingga 72% yoy dari sebelumnya Rp 588 miliar,” ujar Devin.

 

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) memperkuat arus kas perusahaan. Pada semester I 2023, Saratoga mencatatkan pendapatan dividen Rp 1,5 triliun, naik 9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Perusahaan portofolio Saratoga tetap berhasil mencatatkan kinerja operasional yang positif di tengah situasi pasar modal yang dinamis dan penuh tantangan. Pencapaian ini sekaligus merefleksikan strategi investasi Saratoga yang solid.

Sebagai perusahaan investasi, pada semester I 2023 Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 47,5 triliun. Pada periode ini dengan dukungan arus kas yang kuat, Saratoga juga telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 1 triliun atau sekitar Rp 75 per saham yang menghasilkan dividen yield sebesar 4,4 persen. Jumlah dividen tunai tersebut meningkat 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 810 miliar atau Rp 60 per saham.

Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan mengatakan peningkatan penerimaan dividen dari perusahaan portofolio memperkuat kinerja perusahaan dari sisi arus kas yang terus tumbuh positif.

"Perusahaan secara disiplin mengimplementasikan strategi investasi yang mendorong peningkatan nilai portofolio kami secara keseluruhan. Secara konsisten kami juga terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,” kata Devin melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Devin menuturkan, sebagai negara dengan populasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh positif, Indonesia tetap menawarkan peluang investasi yang sangat menarik.  Oleh karena itu, Saratoga akan terus memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi yang bernilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis. Kami percaya langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang positif dan berkelanjutan,” ujar dia.