Sukses

Prodia Cetak Pendapatan Rp 1,61 Triliun hingga September 2023

PT Prodia Widyahusada Tbk mencatat pendapatan naik 2,04 persen, tetapi laba bersih susut 14,3 persen hingga September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) atau Prodia mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan dan penurunan laba bersih. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/11/2023), PT Prodia Widyahusada Tbk membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 1,61 triliun per kuartal III 2023. Hasil ini naik 2,04 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan PRDA pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,57 triliun.

Beban pokok pendapatan PRDA membengkak 2,50 persen menjadi Rp 633,97 miliar per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 618,46 miliar.

Dengan begitu, laba bruto naik 1,75 persen menjadi Rp 978,38 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 961,53

Hingga akhir kuartal III 2023, Prodia Widyahusada mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 235,67 miliar. Angka itu turun 14,36 persen dari laba bersih perusahaan pada kuartal III 2022 senilai Rp 275,20 miliar.

Total aset PRDA per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 2,69 triliun naik dibandingkan total aset per akhir 2022 senilai Rp 2,66  triliun.

PRDA mengalami penurunan liabilitas dari Rp 358,44 miliar pada akhir 2022 menjadi Rp 346,70 per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas PRDA naik dari Rp 2,34 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 2,31 triliun per akhir kuartal III 2023.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Jumat, 3 November 2023, saham PRDA turun 0,79 persen ke posisi Rp 6.275 per saham. Saham PRDA dibuka turun 100 poin ke posisi Rp 6.225 per saham. Saham PRDA berada di level tertinggi Rp 6.325 dan terendah Rp 6.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 597 kali dengan volume perdagangan 12.256 saham. Nilai transaksi Rp 7,7 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen

Sebelumnya diberitakan, emiten laboratorium, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) akan membagikan dividen tunai Rp 222,98 miliar untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 237,85 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (14/4/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Prodia Widyahusada pada 13 April 2023.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 371,62 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 1,05 triliun serta total ekuitas senilai Rp 2,31 triliun.

Jadwal:

Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 April 2023

Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 2 Mei 2023

Cum dividen di pasar tunai: 3 Mei 2023

Ex dividen di pasar tunai: 4 Mei 2023

Recording date: 3 Mei 2023

Pembayaran dividen: 29 Mei 2023 

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 14 April 2023, saham PRDA melemah 1,2 persen ke posisi Rp 5.775 per saham. Saham PRDA dibuka stagnan Rp 5.850. Saham PRDA berada di level tertinggi Rp 5.900 dan terendah Rp 5.775 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.212 kali dengan volume perdagangan 13.437 lot saham. Nilai transaksi Rp 7,8 miliar.

Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 223 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 237,9 per lembar saham.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menuturkan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 223 miliar.

"Prodia konsisten dan berkomitmen untuk membagikan dividen setiap tahun, bahkan mencapai 60 persen dari laba bersih dalam 3 tahun terakhir," kata Dewi, Kamis, 13 April 2023.

 

3 dari 4 halaman

Strategi Perseroan

Prodia mampu beradaptasi di masa normalisasi setelah pandemi Covid-19 dengan capaian pendapatan bersih sebesar Rp 2,18 triliun sepanjang 2022.

"Prodia berhasil mempertahankan kinerja yang positif dan membukukan profitabilitas di tahun 2022. Hal ini dapat diraih berkat ragam inovasi pengembangan tes yang variatif serta berbagai fitur digital guna memaksimalkan layanan kesehatan melalui 276 outlet Prodia yang tersebar di 34 provinsi. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya secara disiplin serta dukungan oleh seluruh Insan Prodia yang kompeten dan tangguh pun turut berkontribusi dalam capaian ini", kata dia.

Sepanjang 2022, jumlah kunjungan mencapai angka lebih dari 2,8 juta. Prodia juga telah mengembangkan 18 tes baru dari Next-Generation Lab termasuk pemeriksaan genomik terkait gaya hidup dan risiko penyakit, serta pemeriksaan preventif dan prediktif.

Dalam hal akselerasi digital, Prodia menghadirkan anak perusahaan PT Prodia Digital Indonesia yang fokus mengembangkan aplikasi U by Prodia, pengembangan Prodia Mobile for Doctor, serta menyediakan pemesanan layanan Home Service dengan jangkauan hingga lebih dari 1.000 lokasi per hari di seluruh Indonesia.

Selain itu, Prodia juga selalu membangun kolaborasi dengan para penyedia layanan kesehatan lainnya, di antaranya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Alia Hospital, IHH Healthcare Malaysia, serta kemitraan digital lainnya.

Dewi menuturkan, dengan berbagai inisiatif dan inovasi, Prodia Widyahusada mampu menaklukkan berbagai tantangan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan terciptanya paradigma sehat.

"Sebagai upaya berkelanjutan, kami menyiapkan berbagai strategi seperti perluasan jejaring outlet termasuk jenis tes dan layanan yang disediakan, penerapan customer centric model, hingga penekanan transformasi digital untuk mendukung konsistensi performa Prodia pada 2023," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Optimalkan Saluran Digital

Di sisi lain, Prodia akan terus memaksimalkan pemanfaatan saluran digital demi memberikan pengalaman terbaik dan kemudahan akses bagi pelanggan, salah satunya dengan penerapan omnichannel untuk segmen Business to Consumer (B2C). Hal ini didukung dengan hadirnya PT Prodia Digital Indonesia, anak usaha Perseroan, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan volume dan pendapatan.

"Untuk segmen Business to Business (B2B), kami memperkuat transformasi digital melalui ProdiaLink, yaitu interoperability system yang dapat mempermudah proses referal ke lab kami," imbuhnya.

Prodia juga berfokus untuk meningkatkan jumlah pelanggan secara organik melalui beberapa inisiatif seperti memaksimalkan penggunaan aplikasi U by Prodio, mengoptimalkan Home Service, penambahan kapasitas tes baru, pembenahan tampilan outlet, serta penambahan channel Prodia melalui kolaborasi dan kemitraan strategis.

"Berbagai rencana matang untuk dijalankan pada tahun ini adalah sebagai wujud komitmen kami untuk selalu hadir menjawab kebutuhan diagnosis dan konsisten memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," ujar Dewi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini