Sukses

Penjualan Energi Mega Persada Merosot 13,84% hingga Kuartal III 2023

Energi Mega Persada mencatat pendapatan turun dan laba bersih meningkat hingga kuartal III 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan, sebaliknya laba bersih meningkat pada periode tersebut. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/11/2023), Energi Mega Persada membukukan penjualan neto sebesar USD 296,39 juta hingga kuartal III 2023. Hasil ini turun 13,84 persen dibandingkan penjualan neto per kuartal III 2022 senilai USD 344 juta. 

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan Energi Mega Persada turun 4,02 persen menjadi USD 192,13 juta hingga kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 200,19 juta. 

Hingga kuartal III 2023, ENRG meraih laba usaha senilai USD 89,78 juta. Angka ini menyusut 31,94 persen dibandingkan laba operasional ENRG per kuartal III 2022 senilai USD 131,93 juta.

Alhasil, ENRG mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 45,69 juta hingga kuartal III 2023, atau naik 3,51 persen dibandingkan realisasi hingga kuartal III 2023 sebesar USD 44,14 juta. 

Hingga kuartal III 2023, total aset ENRG tercatat sebanyak USD 1,22 miliar atau naik dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 1,19 miliar.

Liabilitas ENRG per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 666,97 juta atau naik dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 679,40 juta. Ekuitas ENRG naik dari USD 514,92 juta pada akhir 2022 menjadi USD 559,85 juta hingga kuartal III 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 6 November 2023, saham ENRG merosot 0,83 persen ke posisi Rp 240 per saham. Saham ENRG dibuka naik dua poin ke posisi Rp 244 per saham. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 244 dan terendah Rp 238 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.722 kali dengan volume perdagangan 292.481 saham. Nilai transaksi Rp 7,1 miliar.

2 dari 4 halaman

Anak Usaha Energi Mega Persada Gandeng Pertamina Garap Cadangan Gas di Afrika

Sebelumnya diberitakan, Anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd (BHPL) menandatangani Nota Kesepahaman yang tidak mengikat dengan PT Pertamina Internasional EP (PIEP) pada 23 Agustus 2023.

Penandatanganan nota kesepahaman sehubungan dengan pengembangan cadangan gas di Blok Buzi di Mozambik, Afrika.

"Perseroan berharap untuk dapat segera memulai kerjasama dengan PIEP di Mozambik. Cadangan gas di Buzi dapat segera dikomersialisasikan untuk memasok kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di Mozambik dan di sekitarnya," kata Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk Syailendra S. Bakrie dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (25/8/2023).

Beberapa hal yang disepakati dalam beleid itu, antara lain kajian dan analisa atas potensi kerja sama dalam mpengoperasian Blok Buzi EPCC. Kemudian pendistribusian data mengenai Blok Buzi EPCC (Buzi) untuk mempelajari lapangan-lapangan gas terkait.

Serta peninjauan atas potensi integrasi di antara aktivitas upstream, midstream, dan downstream untuk produksi gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Informasi saja, BHPL adalah pemegang 75 persen partisipasi interes dan merupakan operator di Buzi Mozambik, Afrika.

Perseroan mengaku cukup senang dapat bekerja sama dengan PIEP untuk memonetisasikan cadangan dan sumber daya gas yang cukup besar di Buzi.

"Kami percaya PIEP memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat mempercepat pengembangan atas Buzi. Perseroan berharap untuk dapat segera memproduksikan gas dari aset Buzi. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kekurangan pasokan gas untuk pembangkit listrik di Mozambik, Afrika Selatan, dan negara-negara tetangga," tutup Syailendra.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat penurunan pendapatan tetapi laba bersih meningkat selama semester I 2023. Hal tersebut juga dipengaruhi penurunan produksi gas.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/7/2023), PT Energi Mega Persada Tbk meraup penjualan bersih USD 191,47 juta hingga semester I 2023. Penjualan Energi Mega Perdana turun 16,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 230,18 juta.

Beban pokok penjualan tercatat USD 123,69 juta hingga semester I 2023.Beban pokok penjualan susut 5,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 130,76 juta.

Dengan demikian, laba bruto susut 31,8 persen menjadi USD 67,77 juta hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya USD 99,42 juta. Beban usaha naik 16,5 persen menjadi USD 9,77 juta hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 8,39 juta.

Perseroan mencatat laba usaha turun 38,4 persen menjadi USD 58 juta hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 91,03 juta.

Dengan melihat kondisi itu, PT Energi Mega Persada Tbk membukukan laba bersih USD 26,23 juta selama enam bulan pertama 2023.Laba naik tipis 1,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 25,82 juta.

Perseroan laba bersih per saham dasar/dilusi tercatat USD 0,0011 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,0010.

PT Energi Mega Persada Tbk mencatat ekuitas USD 540,75 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 514,92 juta.

Total liabilitas tercatat USD 672,23 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 679,40 juta. Aset perseroan tercatat USD 1,21 miliar hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,19 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 51,07 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 USD 46,28 juta.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Produksi

Dalam keterangan tertulis, PT Energi Mega Persada Tbk mencatat produksi minyak naik 20 persen dari 4.789 barel per hari pada semester I 2022 menjadi 5.762 barel per hari pada semester I 2023.

Namun demikian, produksi gas Energi Mega Persada turun 21 persen dari 207 juta kaki kubik per hari pada semester I 2022 menjadi 162 juta kaki kubik per hari pada semester I 2023.

Penurunan produksi gas itu karena dua faktor. Pertama, salah satu pelanggan perusahaan menurunkan pembelian gas dari blok Kangean yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada di Jawa Timur.

Saat ini, Energi Mega Persada melihat kemungkinan untuk menjual produk gasnya ke beberapa pembeli baru di Jawa Timur. Kedua, Blok Sengkang yang dimiliki oleh Energi Mega Persada di Sulawesi Selatan menghentikan produksi gas untuk sementara waktu karena oleh perpanjangan kontrak jual beli gas. Produksi gas dari Blok Sengkang itu telah dimulai kembali pada Maret 2023.

Harga juga gas dari portolio Energi Mega Persada sedikit meningkat dari USD 6,13 pada semester I 2022 ke USD 6,21 pada semester I 2023.

Namun demikian, harga jual minyak perusahana turun 30 persen dari USD 109 pada semester I 2022 menjadi USD 77 pada semester I 2023. Penurunan harga minyak dunia ini juga dialami oleh seluruh produsen minyak secara global. Harga minyak dunia sudah naik secara berkala.

Kondisi-kondisi tersebut menurut perseroan berdampak terhadap kinerja keuangan Energi Mega Persada pada semester I 2023.

Â