Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berkomitmen untuk terus mendorong investasi berkelanjutan di sektor keuangan. Ini mengingat, hal tersebut berpotensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi jangka menengah.Â
Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal mencermati terdapat beberapa sektor investasi yang dapat dimaksimalkan. Misalnya, industri yang berbasis dan terintegrasi dengan rantai pasok global.Â
Baca Juga
"Perbankan memandang hilirisasi sumber daya alam merupakan investasi yang menjanjikan ke depan," kata Iqbal dalam acara CEO Networking 2023, Selasa (7/11/2023). Â
Advertisement
Ia menuturkan, Indonesia diyakini mempunyai potensi yang baik dalam industri hilir, sehingga memberikan peluang besar untuk tumbuh pada masa mendatang. Lalu, investasi juga bisa dilakukan terhadap ekosistem kendaraan listrik, produk dengan tujuan ekspor khususnya otomotif, makanan dan minuman serta produk elektronik.
Ia melanjutkan, ada industri yang memerlukan tenaga kerja besar diantaranya pertanian, bisnis pariwisata dan pelayanan jasa. Tak hanya itu, ada juga industri yang memiliki konsentrasi terhadap ESG. Misalnya, memanfaatkan energi panas bumi, ketahanan pangan, infrastruktur hijau dan ekstraksi mineral.Â
Dia bilang, pihaknya berupaya memberikan dampak yang positif atas pembiayaan berkelanjutan tersebut. Sehingga, nantinya sektor perbankan ini memiliki pembiayaan hijau dalam porsi yang besar. Adapun sektor yang menjadi prioritas dari BNI, yakni energi dan transportasi.
Selanjutnya, sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan. Â
Â
Â
Â
Sektor Ramah Lingkungan
Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan hingga September 2023 tercatat, pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp178,9 triliun atau 27 persen dari total portofolio kredit BNI.Â
Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen UMKM sebesar Rp118,3 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp21,5 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp10,1 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp3,7 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp25,3 triliun.Â
Selain aktif dalam pembiayaan Sustainable Portfolio, Perseroan juga bekerjasama dengan beberapa korporasi dalam program Sustainability Linked Loan (SLL) yang digunakan untuk investasi bisnis keberlanjutan dan mendorong debitur guna menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan, dimana hingga kuartal ketiga 2023 Portfolio SLL telah mencapai Rp4,7 triliun.
Advertisement
BNI Optimistis Pertumbuhan Kredit Sesuai Target 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI optimistis dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif pada periode akhir 2023 ini sehingga dapat terus mendorong peningkatan kinerja fungsi intermediasinya.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menuturkan, hal ini terlihat dari data pada September 2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit 7,8 persen YoY, terutama berasal dari segmen korporasi dan segmen konsumer. Perseroan optimistis kredit dapat tumbuh sesuai target perseroan sebesar 7 persen hingga 9 persen hingga akhir 2023.
"Kami yakin momentum pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut di periode akhir tahun sehingga kami akan tetap dapat mencapai pertumbuhan kredit sesuai target guna mendorong percetakan laba yang optimal," kata Novita dalam keterangan resminya, ditulis Senin (6/11/2023)..
Dia menjelaskan, strategi yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit BNI di antaranya dengan tetap fokus menyasar korporasi blue chip dan regional champion, optimalisasi produk melalui value chain, dan fokus ekspansi pada sektor prospektif.
BNI juga akan berfokus pada beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan resilient yang dapat meningkatkan pertumbuhan kredit, di antaranya adalah manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam. BNI pun akan fokus untuk mendukung green loan yang akan menjadi prioritas ke depannya.
"Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, yaitu perusahaan blue chip dari berbagai sektor ekonomi yang prospektif," imbunya.
Menurut ia, penyaluran kredit BNI terus mengalami akselerasi di kuartal III 2023, di mana kredit di kuartal ketiga tumbuh 3,2 persen dari posisi Juni atau Quarter on Quarter (QoQ), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,6 persen QoQ.
Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi hingga September tahun ini sebesar 7,8 persen YoY.Â
Ia mengatakan, akselerasi kredit ini dilakukan dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian di mana sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta dua perusahaan anak yaitu hibank dan BNI Finance.Â
Â
BNI Optimistis Kredit Tumbuh hingga 9%, Sektor Ini Jadi Incaran
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI optimistis kredit bisa tumbuh di kisaran 7-9 persen hingga akhir 2023. Lantas, sektor apa saja yang diyakini masih prospektif ke depannya?
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menuturkan, dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif sepanjang 2023, perbankan dapat terus meningkatkan kinerja fungsi intermediasinya. Untuk BNI, per September 2023 mencatatkan pertumbuhan kredit 7,8 persen year-on-year (YoY) secara konsolidasian, terutama berasal dari segmen korporasi dan segmen konsumer. Â
"Kami optimis kredit dapat tumbuh sesuai target perseroan, yaitu di kisaran 7 hingga 9 persen di akhir tahun 2023," kata Novita dalam konferensi pers, Selasa (31/10/2023).Â
Dalam rangka mencapai target tersebut, BNI pun telah menyiapkan sejumlah strategi. BNI tetap fokus menyasar pada segmen korporasi khususnya yang blue chip dan juga regional champion. Â
"Kami akan terus melakukan optimalisasi produk melalui value chain dan fokus pada ekspansi untuk sektor-sektor yang prospektif. BNI akan terus berfokus pada beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan juga yang resilient yang dapat meningkatkan pertumbuhan kredit, diantaranya adalah manufaktur, hilirisasi, sumber daya alam," kata dia.Â
Selain itu, BNI juga fokus untuk mendukung pada green loan (pembiayaan hijau) yang akan terus dijadikan prioritas.Â
"Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, khususnya untuk perusahaan-perusahaan blue chip yang memiliki yang berada di berbagai sektor ekonomi yang prospektif dan resilient, di antaranya manufaktur dan juga sumber dayaa alam," pungkasnya.Â
Â
Advertisement