Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara soal rencana delisting PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Lantas, bagaimana kelanjutannya?
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya sudah melakukan proses terkait voluntary delisting yang dilakukan oleh META. Saat ini, BEI pun telah menghentikan sementara atau suspensi saham META.
Baca Juga
"Kami lakukan sekarang suspensi dulu karena ada permintaaan untuk melakukan voluntary delisting. Tentu setelah ini, kami akan proses untuk hearing dulu, dengar pendapat apa yang menjadi background dilakukannya voluntary delisting," ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (8/11/2023).
Advertisement
Ia melanjutkan, untuk proses delisting tentu perlu dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Salah satu peraturan yang perlu dipastikan oleh perusahaan, yakni peraturan untuk melakukan pembelian kembali alias buyback saham.
"Buyback saham itu penting kita yakinkan agar pelaksanaan nanti, investor protection bisa dilaksanakan. Apa itu? karena pada saat melakukan voluntary delisting keluar dari publik karena kita pastikan saham-saham yang beredar di masyarakat itu dibeli kembali di buyback dengan harga yang tentunya harga yang wajar," kata dia.
Dengan demikian, proses dilakukan oleh bursa adalah memastikan pihak-pihak yang ditunjuk dan dipastikan oleh regulasi itu dapat melaksanakan kewajibannya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) pada Rabu pekan ini. Hal ini seiring Nusantara Infrastructure berencana melakukan go private dan voluntary delisting.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menyampaikan rencana go private dan voluntary delisting kepada bursa setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang akan dilaksanakan pada 19 Desember 2023.
Permohonan Suspensi
Seiring rencana tersebut, PT Nusantara Infrastructure Tbk mengajukan permohonan suspensi perdagangan saham merujuk surat nomor 081/NI-CORSEC/XI/23 pada tanggal 7 November 2023 perihal Permohonan Suspensi Perdagangan Saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
“Sehubungan dengan hal tersebut bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek Rabu, 8 November 2023 hingga pengumuman lebih lanjut,” tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Adi Pratomo Aryanto dan Ph Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Yayuk Sri Wahyuni.
Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan khususnya yang berhubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan go private dan voluntary delisting.
Berdasarkan data RTI, saham META stagnan di posisi Rp 238 per saham pada Selasa, 7 November 2023. Saham META dibuka naik dua poin ke posisi Rp 240 per saham. Saham META berada di level tertinggi Rp 244 dan terendah Rp 220 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.154 kali dengan volume perdagangan 2.440.326 saham. Nilai transaksi Rp 56,9 miliar.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan laporan keuangan hingga September 2023. PT Nusantara Infrastructure Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi membukukan rugi hingga akhir kuartal III 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (5/11/2023), PT Nusantara Infrastructure Tbk meraih pendapatan Rp 1,42 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Pendapatan Nusantara Infrastructure tumbuh 132,07 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 614,64 miliar.
Beban langsung dan pokok penjualan melonjak 325,12 persen menjadi Rp 950,22 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 223,51 miliar. Perseroan mencatat lonjakan beban konstruksi menjadi Rp 749,51 miliar hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 405,95 juta.
Perseroan mencatat laba bruto bertambah 21,7 persen hingga September 2023 menjadi Rp 476,23 miliar. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bruto tercatat Rp 391,13 miliar.
Dengan demikian, laba usaha perseroan tercatat Rp 287,07 miliar hingga September 2023. Laba usaha naik 44,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 198,49 miliar.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mencatat rugi kepada pemilik entitas induk Rp 156,86 miliar hingga akhir September 2023. Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya mencatat laba Rp 65,56 miliar.
Perseroan mencatat rugi per saham Rp 8,86 hingga akhir September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 3,7.
Total ekuitas tercatat turun menjadi Rp 3,30 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,48 triliun.Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 7,80 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 7,67 triliun. Aset susut menjadi Rp 11,10 triliun hingga September 2023 dari akhir 2022 Rp 11,15 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 186,32 miliar.
Target 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) optimistis kinerja keuangan bakal tetap solid hingga akhir 2023. Ini mengingat, Perseroan terus menggenjot bisnis di sektor jalan tol.
Direktur Nusantara Infrastructure Omar Danni Hasan menuturkan, pihaknya mengincar pertumbuhan pendapatan dua digit pada akhir tahun ini.
"Pendapatan tren hampir sama karena kami ada penyesuaian tarif til juga September lalu. Kira-kira (pendapatan) tumbuh 11-12 persen," ujar dia dalam paparan publik, Selasa (10/10/23).
Dia juga bilang, kinerja perusahaan akan terdongkrak pada 2024. Karena, perusahaan akan mendapatkan hasil yang cukup positif dari akuisisi 40 persen saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC).
"Dampak dari akuisisi JJC sementara ini masih belum optimal karena satu dan lain hal, 2024 akan menghasilkan hasil yang cukup baik," kata dia.
Artinya, jika JCC mampu menghasilkan pendapatan yang cemerlang, maka peningkatan laba bersih Perseroan cukup signifikan juga.
Sementara itu, ia menjelaskan, Nusantara Infrastructure telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sepenuhnya. Dana tersebut paling banyak dialokasikan untuk prmbangunan jalan tol.
"Kita anggarkan Rp 1,3-1,4 triliun, sudah 100 persen terealisasi lebih banyak untuk jalan tol," imbuhnya.
Advertisement