Sukses

Gandeng Kimia Farma, Bukit Asam Jajaki Bisnis Kesehatan

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjajaki beberapa potensi kerja di bidang farmasi dan layanan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) telah meneken Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) untuk menjajaki kerja sama di bidang farmasi dan layanan kesehatan.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk (KAEF) David Utama di Jakarta, pada Kamis (9/11/2023).

Bukit Asam melalui PT Bukit Multi Investasi (PT BMI) memiliki afiliasi yang bergerak di bidang layanan kesehatan, yaitu PT Bukit Asam Medika selaku pengelola rumah sakit dan apotek di wilayah operasional PTBA. 

Sedangkan KAEF bergerak di bidang healthcare yang terintegrasi dari hulu hingga hilir meliputi manufaktur farmasi, distributor produk kesehatan, apotek, klinik kesehatan, hingga laboratorium medis.

Potensi sinergi yang dijajaki meliputi kerja sama terkait instalasi dan distribusi farmasi serta kerja sama terkait apotek dan klinik. Di samping itu, kedua belah pihak juga menyepakati adanya potensi kerja sama terkait alat kesehatan dan laboratorium.

"Dalam rangka sinergi BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjajaki beberapa potensi kerja sama pada bidang farmasi dan layanan kesehatan. Harapannya, kerja sama ini dapat saling menguntungkan," kata Arsal Ismail dalam keterangan resminya, Kamis, 9 November 2023.

Sementara itu, David Utama mengatakan, pihaknya menyambut baik kolaborasi yang dapat terjalin antara KAEF dan PTBA. 

"Kita berharap dari kolaborasi ini akan meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan pada masyarakat melalui resource yang dimiliki oleh KAEF dan PTBA,” kata David. 

2 dari 4 halaman

Bukit Asam Sebut PLTU Sumsel-8 Akhirnya Beroperasi Komersial

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 (2x660 MW) telah mencapai status Commercial Operation Date (COD) alias beroperasi secara komersial. Tanggal COD ditetapkan efektif mulai 7 Oktober 2023 oleh PLN. 

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail berharap agar PLTU Tanjung Lalang dapat membawa manfaat bagi ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

"Kami berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, serta menciptakan multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan," kata Arsal dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/11/2023). 

Ia menjelaskan, PLTU Tanjung Lalang ini  menggunakan teknologi super critical yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, PLTU Tanjung Lalang juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Adapun PLTU MT Sumsel-8 menyuplai listrik ke PLN untuk kepentingan umum dalam Sistem Kelistrikan Sumatera dan membutuhkan batu bara hingga 5,4 juta ton per tahun. Nilai investasi proyek PLTU MT Sumsel-8 mencapai USD 1,68 miliar.  

PLTU MT Sumsel-8 merupakan bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. 

Dikenal juga dengan nama PLTU Tanjung Lalang, pembangkit ini dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) yang merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan, kelistrikan di Sumatera akan semakin andal dengan adanya PLTU MT Sumsel-8.

"Kebutuhan listrik di Sumatera terus meningkat. Dengan demikian PLTU MT Sumsel-8 ini memiliki peran penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut,” ujar Jisman. 

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan Kuartal II 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/10/2023), PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 27,73  triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 10,72 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan PTBA pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 31,07 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan PTBA membengkak 26,86 persen menjadi Rp 21,81 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 17,19 triliun.

Dengan begitu, laba usaha pun susut menjadi Rp 4,30 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,06 triliun. 

Hingga akhir kuartal III 2023, PTBA mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,77 triliun atau susut 62,21 persen dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 10 triliun.

Total aset PTBA per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 36 triliun turun dibandingkan total aset emiten pelat merah ini per akhir 2022 senilai Rp 45,35 triliun.

PT Bukit Asam Tbk mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 16,44 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 16,57 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas PTBA turun dari Rp 28,91 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 19,42 triliun per akhir kuartal III 2023.

 

4 dari 4 halaman

Klaim Kinerja Masih Positif, Begini Jurus Bukit Asam

Sebelumnya diberitakan, manajemen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengklaim emiten tambang BUMN ini masih mencatatkan kinerja yang positif di tengah volatilitas harga komoditas batu bara di pasar.

PT Bukit Asam Tbk membukukan kenaikan pendapatan 2,36 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp 18,85 triliun pada semester I 2023. Namun, laba periode berjalan PTBA tergerus 54,06 persen menjadi Rp 2,88 triliun.

Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra menyampaikan, kinerja PTBA pada dasarnya masih tergolong positif. Dari sisi operasional, volume penjualan ekspor batu bara PTBA naik 37 persen YoY menjadi 7,1 juta ton pada akhir semester I 2023, sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) PTBA tercatat sebesar 57 persen. 

"Berkat hal tersebut, pendapatan perseroan tumbuh sekitar 2 persen pada semester I 2023," ujar dia kepada Liputan6.com, dikutip Kamis (7/9/2023).

Dari sisi keuangan, secara kuartalan, realisasi laba bersih PTBA pada kuartal II 2023 mencapai Rp 1,6 triliun atau meningkat 39 persen dibanding kuartal I 2023 yang sebesar Rp 1,2 triliun. 

Hal tersebut dianggap sebagai pencapaian yang membanggakan di tengah tren penurunan laba bersih secara kuartal dari perusahaan sejenis. 

"Perseroan akan terus melanjutkan capaian positif tersebut," imbuh Niko.

Manajemen PTBA telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga agar kondisi keuangan perseroan tetap sehat. Di antaranya adalah terus mengoptimalkan pencapaian kinerja operasional hingga melakukan efisiensi pada seluruh proses bisnis perusahaan. 

Sementara dari sisi penjualan, Bukit Asam terus memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan positif.

"Oleh karena itu, kami optimistis dapat menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun 2023 meski menghadapi berbagai tantangan," jelas dia.

Tidak ketinggalan, PTBA juga berharap pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi. Keberadaan MIP ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan PTBA.

 

Video Terkini