Sukses

The Fed Bakal Kerek Suku Bunga hingga Inflasi AS Mereda

IHSG menguat didorong sektor saham infrastruktur dan teknologi yang masing-masing berkontribusi 9 persen dan 2,46 persen pada 6-10 November 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertambah 0,30 persen ke posisi 6.809 pada perdagangan 6-10 November 2023.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (12/11/2023), IHSG menguat didorong sektor saham infrastruktur dan teknologi yang masing-masing berkontribusi 9 persen dan 2,46 persen.

Di sisi lain, pada pekan ini, ada sejumlah rilis dari data ekonomi global. Salah satunya rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan meski tingkat pengangguran masih rendah secara historis.

Selain itu, China merilis inflasi bulanan yang berakhir negatif setelah inflasi 0% pada bulan sebelumnya. Dari Indonesia, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023 diumumkan. Pertumbuhan ekonomi pada periode itu tercatat 4,94 persen. Pertumbuhan di bawah produk domestik bruto (PDB) 5 persen terakhir terlihat dua tahun lalu pada kuartal III 2021 sebesar 3,53 persen.

"Terlepas dari itu, tingkat kepercayaan konsumen meningkat optimisme terhadap prospek perekonomian,” tulis Ashmore.

Sementara itu, harga minyak stabil. Baru bulan lalu, harga minyak naik setelah serangan tak terduga oleh Hamas. Akan tetapi, minggu ini, harga minyak Brent turun di bawah USD 80 per barel sebelum stabil di kisaran USD 80,4 per barel. Angka ini lebih rendah dari rata-rata satu tahun di USD 82,9 per barel.

Hal tersebut terjadi lantaran kekhawatiran pelaku pasar terhadap goncangan pasokan karena konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah menjadi fokus utama.

Di sisi lain, permintaan dari China, importir terbesar di dunia, lebih lemah dari perkiraan dengan persediaan yang terus bertambah seiring dengan pertumbuhan perjalanan udara kurang dari yang diharapkan sepanjang libur Golden Week.

Stok minyak sedikit pulih dengan titik terendah pada September sebesar 765,34 juta menjadi 773,17 juta pada akhir Oktober yang secara historis merupakan level rendah.

"Dengan demikian, pasar kembali ke tren makroekonomi secara keseluruhan terutama mengenai keputusan dan sikap the Fed terhadap besaran suku bunga ke depan,”

 

2 dari 4 halaman

The Fed Bakal Tetap Hawkish

Adapun awal pekan ini, ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Jerome Powell tidak akan ragu-ragu untuk memperketat suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi jika diperlukan.

Mayoritas pasar meski begitu masih harapkan tingkat suku bunga mencapai puncaknya sebelum jatuh pada Juni 2024 menurut CME FedWatch Tool.

"Terlepas dari itu, dengan ini kita melihat the Fed akan mempertahankan sikap hawkish sampai inflasi mereda turun menuju sasaran,”

Selain sentimen the Fed,harga komoditas masih berfluktuasi karena geopolitik yang belum terselesaikan karena ketegangan terus berlanjut dan pasar belum prediksi resolusi dalam waktu dekat.

Imbal hasil obligasi Indonesia untuk tenor 10 tahun dan dua tahun mulai meningkat pekan ini dengan masing-masing menjadi 6,83 persen dan 6,88 persen. Imbal hasil ini masih berada di atas rata-rata satu tahun. “Kami terus menjaga diversifikasi di antara kelasaset dan merekomendasikan ASDN dan ADPN untuk saham beserta ADON dan ADOUN untuk obligasi,”

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 6-10 November 2023

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 6-10 November 2023. Analis menilai,penguatan IHSG terdorong sentimen global dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (11/11/2023), IHSG menguat 0,30 persen ke posisi 6.809,26 pada 6-10 November 2023 dari pekan lalu IHSG di posisi 6.788,85.

Kapitalisasi pasar saham bursa bertambah 1,28 persen menjadi Rp 10.688 triliun. Pada pekan lalu, kapitalisasi pasar naik 0,19 persen menjadi Rp 10.553 triliun.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian meningkat 16,60 persen menjadi Rp 12,77 triliun dari Rp 10,95 triliun pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian saham merosot 11,36 persen menjadi 1.115.185 kali transaksi dari pekan lalu di posisi 1.258.036 kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian terpangkas 16,34 persen menjadi 19,11 miliar saham dari 22,84 miliar saham pada pekan lalu. Pada Jumat, 10 November 2023, investor asing menjual saaham Rp 705,32 miliar.

Investor asing mencatatkan aksi jual saham Rp 2,05 triliun selama sepekan. Sepanjang 2023, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih saham Rp 16,19 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik tipis 0,3 persen diwarnai berbagai sentimen. Pertama, kondisi geopolitik di Timur Tengah yang makin memanas. Kedua, kondisi ekonomi China yang cenderung stagnan setelah merilis inflasi yang terkontraksi.

Ketiga, ada sinyal hawkish dari pidato the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat yang masih akan menurunkan inflasi ke 2 persen.

"Keempat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, pergerakan IHSG masih rawan koreksi di level support 6.639 dan level resistance 6.887. Ia mengatakan, pada pekan depan ada rilis data inflasi Amerika Serikat yang masih berada di angka 4 persen. Selain itu, ada rilis data produksi dan penjualan ritel China serta neraca perdagangan Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Jumlah Emiten Tembus 900 di BEI

BEI kembali meraih pencapaian baru pada Rabu, 8 November 2023, yaitu total perusahaan tercatat saham yang telah mencapai lebih dari 900 atau tepatnya berjumlah 901 perusahaan tercatat.

Pada hari tersebut, terdapat tiga pencatatan perdana saham di BEI, yaitu PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) sebagai perusahaan tercatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) sebagai perusahaan tercatat ke-901.

Selain itu, pekan ini, BEI mencatat Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap II Tahun 2023 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan V Adira Finance Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (10/11). Obligasi ini dicatatkan senilai Rp 1,25 triliun  dengan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idAAA (Triple A).

Sedangkan sukuk tersebut dicatatkan dengan nilai Rp 300 miliar dengan hasil pemeringkatan dari Pefindo adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk kedua emisi tersebut. Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 99 emisi dari 56 emiten senilai Rp110,45 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 536 emisi dari 127 emiten dengan outstanding Rp457,71 triliun dan USD69,05 juta. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp2,84 triliun.