Sukses

Bursa Saham Asia Menguat, Investor Menanti Pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping

Mengawali pekan, Senin, 13 November 2023, bursa saham Asia Pasifik menguat di tengah menanti pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (13/11/2023). Penguatan bursa saham Asia seiring investor menantikan lebih banyak data ekonomi menjelang pembicaraan penting antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikutip dari CNBC, Presiden AS Joe Biden dan Presiden China pekan ini akan mengadakan pertemuan tatap muka pertama dalam waktu sekitar satu tahun. Secara terpisah, lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan prospek peringkat pemerintah AS menjadi negatif dari stabil, merujuk pada meningkatnya risiko terhadap kekuatan fiskal negara tersebut.

Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,96 persen. Indeks Topix bertambah 0,50 persen pada pembukaan perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 0,58 persen dan indeks Kosdaq melesat 0,50 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah tipis 0,27 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.372, menunjukkan pembukaan lebih tinggi dibandingkan dengan indeks Hang Seng pada penutupan perdagangan sebelumnya 17.203,26.

Wall street reli pada perdagangan Jumat pekan ini, memulihkan kekuatan pada sesi sebelumnya seiring imbal hasil obligasi stabil. Indeks Dow Jones menguat 1,15 persen, indeks Nasdaq melonjak 2,05 persen, dan mencatat kinerja terbaik sejak Mei 2023. Indeks S&P 500 menguat 1,56 persen.

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Jumat, 10 November 2023 di tengah bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang melemah.

Indeks S&P 500 mengakhiri kenaikan beruntun selama delapan hari seiring lonjakan imbal hasil. Selain itu, ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak upaya untuk menurunkan inflasi.

Akan tetapi, indeks Kospi Korea Selatan menguat di tengah indeks saham acuan lainnya pada pekan ini. Indeks Kospi naik 1,75 persen selama sepekan setelah awal minggu menguat saat Korea Selatan terapkan kembali larangan short-selling.

 

2 dari 4 halaman

Indeks Kospi pada 10 November 2023

Indeks Kospi melemah 0,72 persen ke posisi 2.409,6. Indeks Kosdaq susut 1,69 persen ke posisi 789,31. Pada Senin pekan ini, indeks Kosdaq menguat 7,34 persen. Selanjutnya, indeks saham acuan tersebut merosot selama empat hari berturut-turut. Pada pekan ini, indeks acuan naik 1,02 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,24 persen ke posisi 32.568,11 setelah naik hampir 1,5 persen pada perdagangan sebelumnya. Indeks Topix mendaki 0,07 persen ke posisi 2.336,72.

Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,74 persen pada jam terakhir perdagangan bersiap untuk penurunan mingguan 2,59 persen. Hal itu menjadikan indeks tersebut mencatat kinerja terburuk pada pekan ini di antara indeks acuan lainnya. Indeks CSI 300 melemah 0,73 persen ke posisi 3.586,49. Di Australia, indeks ASX 200 terpangkas 0,55 persen ke posisi 6.976,50.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 10 November 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 10 November 2023 seiring imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS stabil.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 391,16 poin atau 1,15 persen ke posisi 34.283,10. Indeks S&P 500 melesat 1,56 persen ke posisi 4.415,24. Indeks Nasdaq bertambah 2,05 persen ke posisi 13.798,11, dan mencatat kinerja terbaik sejak Mei 2023.

11 sektor saham S&P 500 bergerak positif pada perdagangan Jumat pekan ini. Sektor saham teknologi melonjak 2,6 persen. Saham Microsoft melonjak ke level tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan menguat 2,5 persen.

Saham Apple, Meta, Tesla dan Netflix masing-masing melonjak lebih dari 2 persen. Sedangkan saham induk usaha Google, Alphabet naik 1,8 persen.

Lonjakan indeks saham acuan jelang akhir pekan juga mengangkat rata-rata tiga indeks acuan selama dua minggu berturut-turut. Indeks S&P 500 naik 1,3 persen, sedangkan indeks Dow Jones bertambah 0,7 persen. Indeks Nasdaq mencatat kinerja terbaik dengan menguat 2,4 persen pada pekan ini.

Saham menguat seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mendatar. Kondisi ini terbalik pada perdagangan Kamis, 9 November 2023 saat itu imbal hasil obligasi AS melonjak lebih dari 10 basis poin.

Lonjakan imbal hasil terjadi setelah lelang obligasi Departemen Keuangan yang suram dan komentar bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang menyebutkan intervensi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

 

4 dari 4 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

Aksi jual yang terjadi pada perdagangan Kamis pekan ini juga mengakhiri kenaikan beruntun terpanjang untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq dalam dua tahun. Volatilitas meski ada baru-baru ini, ekonomi yang tangguh telah membantu saham bahkan saat investor belum yakin mengenai garis waktu seputar kebijakan suku bunga the Fed, menurut UBS.

“Tingginya tingkat lowongan pekerjaan yang tidak terisi dan neraca sektor swasta yang solid mendukung pandangan kami akan pendaratan ekonomi yang lunak,” ujar David Lefkowitz dari UBS.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi akan melambat dalam beberapa bulan ke depan dan perbaikan inflasi lebih lanjut mungkin akan terjadi secara bertahap.

Sementara itu, Calamos Investments Senior Vice President Joseph Cusick menuturkan, wall street akan mencermati penutupan pemerintahan pekan depan dan dampaknya terhadap saham.

“Perhatian tertuju pada Washington. Pemerintah memiliki waktu hingga Jumat depan untuk memikirkan solusi dan mencegah potensi penutupan,” ujar Cusick.

Ia menuturkan, meski cerita ini mendapatkan lebih banyak perhatian beberapa bulan lalu, resolusi lanjutan lainnya akan diadopsi, tetapi memperhatikan volatilitas awal pekan depan. “Dan lihat apakah kita akan mendapatkan solusi jika solusinya tidak menjanjikan,” ujar dia.

Cusick menuturkan, indeks S&P 500 akan menjadi fokus setelah kenaikan pada perdagangan Jumat pekan ini. Indeks juga pulih setelah alami aksi jual di level 4.400.

“Saat minggu ini berakhir, pertanyaan ini adalah kuncinya, apakah pasar bertahan atau apakah S&P 500 dapat menembus dan mempertahankan level 4.400, level teknis yang penting,” ia menambahkan.