Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih rawan koreksi pada perdagangan saham Selasa (14/11/2023). IHSG berpeluang menguji posisi 6.734.
IHSG menguat 0,4 persen ke posisi 6.838 pada penutupan perdagangan Senin,13 November 2023 disertai oleh munculnya volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu berada di atas moving average (MA) 20 dan 200 harian.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG belum mampu menembus area resistance terdekat di 6.887, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave ii dari wave iii.
Advertisement
“Hal tersebut berarti IHSG masih rawan berbalik terkoreksi untuk menguji 6.734 terlebih dahulu pada label hitam,” kata dia.
Ia menuturkan, apabila IHSG masih mampu bergerak di atas 6.639 sebagai level support, IHSG masih berpeluang bergerak menguat untuk menguji kembali rentang area 6.881-6.938. Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.760,6.639 dan level resistance 6.887,6.936 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dari level support garis MA100 disertai volume untuk menguji resistance garis MA 200 sekaligus resistance garis MA200.
“Jika mampu breakout resistance garis MA200, maka mengkonfirmasi fase bullishnya. Namun, jika breakdown support garis MA100 maka berpeluang untuk membuat LL level dan menguji level terendahnya pada Oktober 2023,” ujar Wafi.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.760-6.870 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness
Saham BBRI terkoreksi 1% ke 5025 dan masih didominasi oleh volume penjualan, pergerakannya pun masih berada di bawah MA20.
"Saat ini, posisi BBRI diperkirakan membentuk wave B dari wave (B), sehingga BBRI masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.
Buy on Weakness: 4.930-5.000
Target Price: 5.150, 5.375
Stoploss: below 4.830
2.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness
Saham ITMG terkoreksi 0,7% ke 24.675 disertai dengan munculnya volume penjualan.
"Kami perkirakan, posisi ITMG saat ini sedang berada di akhir wave [y] dari wave B, sehingga koreksi ITMG relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.
Buy on Weakness: 24.125-24.600
Target Price: 25.850, 27.775
Stoploss: below 23.650
3.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Buy on Weakness
Saham MDKA bergerak flat ke 2.260 dan masih didominasi oleh volume penjualan. Saat ini, posisi MDKA diperkirakan sedang berada di akhir wave v dari wave (c) dari wave [y], sehingga koreksi MDKA relatif terbatas dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 2.090-2.200
Target Price: 2.440, 2.660
Stoploss: below 2.040
4.PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) - Buy on Weakness
Saham NCKL menguat cukup signifikan, sebesar 7,5% ke 1.070 disertai peningkatan volume pembelian.
"Kami perkirakan pergerakan NCKL saat ini sedang berada di wave (iii) dari wave [i] dari wave C, sehingga NCKL masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata dia.
Buy on Weakness: 1.020-1.055
Target Price: 1.105, 1.195
Stoploss: below 980
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 13 November 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Senin (13/11/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,43 persen ke posisi 6.838,31. Indeks saham LQ45 turun 0,06 persen ke posisi 901,21. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada awal pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.857,10 dan terendah 6.812,06. Sebanyak 283 saham menguat sehingga angkat IHSG. 244 saham melemah dan 226 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.066.070 dengan volume perdagangan 21,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 7,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.685. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 108,3 miliar. Pada 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 16,3 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham transportasi merosot 0,20 persen. Sementara itu, sektor saham energi melesat 0,54 persen, sektor saham basic mendaki 1,07 persen, sektor saham industri bertambah 0,12 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal melesat 0,28 persen, sektor saham siklikal melejit 0,52 persen, sektor saham kesehatan bertambah 0,36 persen. Selanjutnya, sektor saham keuangan naik 0,18 persen, sektor saham properti melejit 0,34 persen, sektor saham teknologi naik 0,78 persen dan sektor saham infrastruktur bertambah 1,05 persen.
Penutupan Wall Street pada 13 November 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 13 November 2023. Indeks S&P 500 ditutup di dekat zona mendatar seiring pelaku pasar bersiap untuk rilis data inflasi utama.
Dikutip dari CNBC, Selasa (14/11/2023), indeks S&P 500 melemah 0,08 persen ke posisi 4.411,55. Indeks Nasdaq susut 0,22 persen ke posisi 13.767,74. Indeks Dow Jones bertambah 0,16 persen atau 54,77 poin ke posiis 34.337,87.
Investor menantikan pembacaan indeks harga konsumen pada Oktober, yang akan dirilis Selasa, 14 November 2023. Inflasi menjadi katalis bagi pasar. Inflasi umum diperkirakan tumbuh 3,3 persen dari 12 bulan sebelumnya, menurut ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Metrik ini juga diperkirakan naik 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Moody’s menekankan defisit fiskal Amerika Serikat (AS) yang sangat besar dan mandeknya partisan di Washington sebagai faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tersebut. Lembaga pemeringkat itu menegaskan kembali peringkat kredit AS pada AAA, yang merupakan level tertinggi.
Hal ini terjadi tiga bulan setelah Fitch menurunkan peringkat default jangka panjang penerbit mata uang asing AS menjadi AA+ dari AAA, juga mengutip perkiraan memburuknya fiskal, meningkatnya beban utang dan kebuntuan politik mengenai masalah fiskal.
Imbal hasil obligasi AS mendatar pada Senin, 13 November 2023 meski prospeknya negatif. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik sekitar satu basis poin menjadi 4,638 persen.
Advertisement