Sukses

Gandeng Chevron, Pertamina Geothermal Energy Jajaki Peluang Panas Bumi di Kotamobagu

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menggandeng Chevron New Energies International dan Mubadala Energy untuk mengembangan potensi panas bumi di Kotamobagu, Sulawesi Utara.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjalin kerja sama dengan Chevron New Energies International (Chevron) dan Mubadala Energy dalam rangka Joint Study Agreement (JSA) untuk eksplorasi potensi panas bumi di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Indonesia. 

Penandatanganan JSA tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dan Country Manager Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (14/11/2023), JSA ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman yang saling melengkapi dari ketiga perusahaan, yaitu Pertamina Geothermal Energy sebagai penghasil dan pemegang kapasitas panas bumi terbesar di Indonesia.

Selain itu, kemampuan Chevron yang luas sebagai perusahaan energi multinasional yang berkomitmen untuk menyediakan energi yang andal dan ramah lingkungan, serta rekam jejak Mubadala Energy dalam menyediakan energi yang andal dan efisien untuk Indonesia dan komitmen untuk berperan aktif dalam transisi energi sebagai perusahaan energi internasional terkemuka.

Perjanjian tersebut memberikan kerangka komprehensif untuk melakukan kajian bersama pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kotamobagu. Perjanjian ini selaras dengan pengumuman Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt (GW) sebelum akhir 2030.

Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat menyediakan sumber energi ramah lingkungan untuk memasok pasar domestik di Indonesia dan berpotensi menjadi pasokan listrik bagi produksi hidrogen atau amonia rendah karbon.

 

2 dari 5 halaman

Dukung Target Transisi Energi

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi pun dengan antusias menyambut kerja sama JSA antara PGE, Chevron, dan Mubadala Energy. "JSA kita kali ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari ketiga pihak dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu," ujar Julfi.

Sementara itu, Country Manager Chevron Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan, ini adalah kolaborasi Chevron yang kelima dengan Pertamina dan sangat antusias dengan bergabungnya Mubadala Energy di WKP Kotamobagu. 

"Kami berharap dapat membawa keahlian teknis dan teknologi baru panas bumi ke dalam kemitraan ini dalam rangka mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk mendukung target transisi energi Indonesia," kata Wahyu.

Di samping itu, Chief Executive Officer Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed menuturkan, rekam jejak perusahaan dalam menyediakan sumber daya energi strategis di Indonesia selama lebih dari satu dekade, pihaknya sangat gembira atas kemitraan dengan Pertamina dan Chevron untuk menjajaki perluasan energi panas bumi, yang merupakan bagian penting dari ambisi pertumbuhan energi ramah lingkungan di Indonesia. 

 

 

 

 

3 dari 5 halaman

Eksplorasi Proyek

"Kesempatan untuk mengeksplorasi proyek-proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen Mubadala Energy untuk berperan aktif dalam transisi energi seiring dengan upaya kami untuk terus mendukung target Net Zero di Indonesia," katanya.

Asal tahu saja, WKP Kotamobagu ditugaskan kepada PGE Kotamobagu sebagai anak perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 14.K/EK.01/MEM.E/2022. WKP Kotamobagu merupakan kawasan yang mempunyai nilai entalpi tinggi dengan sistem hidrotermal vulkanik yang terletak di Sulawesi Utara dengan luas sebesar 18.530 Ha.

 

4 dari 5 halaman

Kolaborasi Kenya dan Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Potensi Panas Bumi

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati oleh Indonesia dan Kenya pada kunjungan ke Kenya Agustus 2023.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menuturkan, kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi world class green energy company. 

"Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 MW di mana 140 MW siap untuk di eksploitasi," ujar dia dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/9/2023).

Terkait progres kerja sama dengan AGIL, Julfi mengatakan, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga tiga bulan ke depan. 

"Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," kata dia.

 

5 dari 5 halaman

Momen Penting

Dia bilang, kunjungan balasan pemerintah Kenya beserta rombongan menjadi momentum penting bagi kelanjutan kerja sama dua negara untuk mengembangkan potensi panas bumi. PGE pun menyambut baik kunjungan salah satu negara dari Afrika yang telah sukses menjadikan panas bumi sebagai sumber energi listrik di negaranya.

"Pada kunjungan ini delegasi Kenya dan PGE membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi yang dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kenya," imbuhnya. 

Julfi mengatakan, kunjungan balasan ini menjadi sinyal positif untuk sinergi kedua belah pihak. 

"Setelah adanya kesepakatan yang sudah dibuat saat berkunjung ke Kenya kemarin, pertemuan ini menjadi hal baik. Ini menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global," ujar dia.

 

Video Terkini