Sukses

Cerestar Indonesia Catat Pendapatan Naik 54%, Laba Bersih Turun Jadi Rp 4,7 Miliar

PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) mencatat pendapatan naik 54,14 persen, tetapi laba bersih merosot 93,5 persen hingga September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) mencatat kinerja keuangan beragam hingga akhir kuartal III 2023. Cerestar Indonesia catat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih merosot sehingga September 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (16/11/2023), PT Cerestar Indonesia Tbk mencatat pendapatan Rp 3,92 triliun hingga September 2023. Pendapatan perseroan naik 54,14 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,54 triliun.

Peningkatan pendapatan itu didukung kenaikan permintaan tepung terigu dan bahan pakan ternak di Indonesia. Segmen bahan pakan ternak yang mulai beroperasi menyeluruh pada November 2022 telah memberikan kontribusi sekitar 35 persen terhadap pendapatan perseroan.

Sedangkan mayoritas pendapatan masih dikontribusi dari segmen tepung terigu sebesar 65 persen. Perseroan mencatat pendapatan tepung terigu masih didominasi oleh sektor korporasi sekitar 70 persen, dan selebihnya dari segmen UMKM, ritel dan Horeca.

"Meskipun ada tantangan dalam industri, kemampuan kami untuk mempertahankan pangsa pasar yang kuat merupakan bukti kuatnya posisi kami di pasar, didukung oleh ekosistem Cerestar Group yang kuat. Jaringan terintegrasi ini tidak hanya melindungi kami dari ketidakpastian namun juga memungkinkan kami untuk terus eksplorkasi jalur pertumbuhan baru,” ujar Presiden Direktur Cerestar Indonesia, Indra Irawan dikutip dari keterangan resmi.

Pendapatan meski naik, Cerestar Indonesia mencatatkan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,70 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Laba tersebut merosot 93,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 72,48 miliar.

 

2 dari 5 halaman

Beban Pokok Perseroan

Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar dan dilusi turun menjadi 0,59 hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya 10,49.

Beban pokok pendapatan naik 64,99 persen menjadi Rp 3,73 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,26 triliun.

Hal itu mendorong laba kotor terpangkas 32,08 persen menjadi Rp 193,50 miliar hingga akhir September 2023. Pada akhir kuartal III 2023, laba kotor perseroan tercatat Rp 284,89 miliar.

Perseroan mencatat beban penjualan dan distribusi turun menjadi Rp 7,28 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,64 miliar. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 79,12 miliar hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 87,88 miliar. Sementara itu, beban keuangan naik 53,97 persen menjadi Rp 109,03 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 70,81 miliar.

3 dari 5 halaman

Aset Perseroan

Manajemen perseroan menyatakan, kondisi pasar tepung terigu yang sedang penuh tantangan, karena penurunan harga yang cukup significan akibat dari turunnya harga bahan baku gandum di pasar dunia telah turut menekan perolehan laba Perseroan.

Perseroan mencatat ekuitas Rp 1,02 triliun hingga akhir September 2023. Total liabilitas turun menjadi Rp 2,45 triliun hingga akhir kuartal III 2023 dari Desember 2022 Rp 2,50 triliun. Aset perseroan susut menjadi Rp 3,47 triliun hingga akhir September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,52 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 480,12 juta hingga September 2022 dari Desember 2022 Rp 157,35 miliar. TRGU meningkatkan efisiensi hingga bisa menurunkan total biaya operasional sebesar 12,3% YoY menjadi Rp 86,4 miliar sehingga operasionalnya lebih efisien dan optimal.

Pada perdagangan saham Kamis, 16 November 2023 pukul 14.12 WIB, saham TRGU merosot 1,5 persen ke posisi Rp 197 per saham. Saham TRGU dibuka turun dua poin ke posisi Rp 198 per saham. Saham TRGU berada di level tertinggi Rp 198 dan terendah Rp 196 per saham. Total frekuensi perdagangan 39 kali dengan volume perdagangan 2.452 saham. Nilai transaksi Rp 48,2 juta.

4 dari 5 halaman

Dongkrak Kapasitas

Sebelumnya, emiten produsen tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 9,97 miliar atau 20 persen dari laba bersih tahun buku 2022. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin, 15 Mei 2023.

Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa berkat kerja keras seluruh karyawan dan jajaran manajemen.

Sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan, perseroan berhasil membukukan laba bersih yang melebihi target 2022, sehingga sesuai dengan harapan perseroan bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham. 

"Yang terpenting adalah, bahwa kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bisnis TRGU akan dapat terus bertumbuh dan menghasilkan keuntungan secara berkesinambungan," kata Indra dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (18/5/2023).

RUPST juga memutuskan, bahwa laba ditahan 2022 adalah sebesar Rp 34,48 miliar dan yang mana diantaranya sebesar Rp 15,89 miliar disisihkan sebagai dana cadangan umum.

Para pemegang saham juga menyetujui laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang sebesar Rp 315 miliar.

 Sebanyak Rp 142,75 miliar, atau sekitar 46,67 persen yang telah digunakan untuk membeli mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi anak usaha TRGU yaitu PT Harvestar Flour Mills (HFM) sebesar 600 MT per hari, sebanyak Rp 61,17 miliar atau sekitar 20,00 persen telah digunakan untuk membeli tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang HFM.

 

 

5 dari 5 halaman

Penjualan Produk Tepung Terigu

Lalu, sebanyak Rp 101,94 miliar atau sekitar 33,33 persen telah digunakan untuk membangun fasilitas gudang dan pengepakan dari anak usaha PT Agristar Grain Industry (AGY) di Cilegon.

Sebagai informasi, TRGU yang merupakan bagian dari produsen tepung terigu terbesar ke dua di bawah Cerestar group ini pada 2022 berhasil mencatatkan laba bersih Rp 49,69 miliar, membalikkan dari posisi rugi Rp15,54 miliar pada 2021.

Perolehan laba bersih tersebut mencapai hampir 2,5 kali lipat dari proyeksi perseroan yang disampaikan pada saat IPO sebesar Rp 20 miliar.

Dari penjualan produk tepung terigu untuk konsumsi manusia dengan merek Dragonfly, Falcon, Seagull, dan Bakerstar, serta produk bahan pakan ternak dengan merek Starfish, Manta, dan Elang Biru, TRGU berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp3,61 triliun pada 2022, naik 6 persen dari Rp3,42 triliun pada 2021. Sementara beban pokok penjualan meningkat 4 persen yoy dari Rp 3,15 triliun menjadi Rp 3,28 triliun.