Sukses

Melihat Gerak Harga Saham NISP di Tengah Rencana Akuisisi Bank Commonwealth

Berikut pergerakan harga saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) selama periode 13-17 November 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana akuisisi saham Bank Commonwealth oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) atau OCBC Indonesia berdampak terhadap pergerakan harga saham NISP.

Pada perdagangan saham Jumat, 17 November 2023 pukul 09.49 WIB, harga saham NISP berbalik arah menguat 0,43 persen ke posisi Rp 1.175 per saham. Saham NISP dibuka stagnan di posisi Rp 1.170 per saham. Saham NISP berada di level tertinggi Rp 1.195 dan terendah Rp 1.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.262 kali dengan volume perdagangan 134.501 saham. Nilai transaksi Rp 15,8 miliar.

Dikutip dari data RTI, harga saham NISP melonjak 5,88 persen ke posisi Rp 1.170 per saham pada penutupan perdagangan saham Kamis, 16 November 2023. Penguatan harga saham NISP itu seiring pengumuman OCBC Indonesia akan akuisisi 99 persen saham Bank Commonwealth senilai Rp 2,2 triliun.

Pada perdagangan saham kemarin, saham NISP ditransaksikan senilai Rp 142,55 miliar. Total volume perdagangan 117,89 juta saham dan total frekuensi perdagangan 15.502 kali.

Penguatan harga saham NISP ini juga sudah terjadi sejak Senin, 13 November 2023. Harga saham NISP naik 1,85 persen ke posisi Rp 1.100 per saham. Nilai transaksi saham NISP Rp 2,34 miliar. Total volume perdagangan 2,14 juta saham dengan frekuensi perdagangan 424 kali.

Namun, pada perdagangan saham Selasa, 14 November 2023, saham NISP melemah 0,45 persen ke posisi Rp 1.095. Nilai transaksi Rp 1,2 miliar dan volume perdagangan 1,09 juta saham. Total frekuensi perdagangan 309 kali.

Harga saham NISP kembali menguat pada Rabu, 15 November 2023. Harga saham NISP menguat 0,91 persen ke posisi Rp 1.105 per saham. Saham NISP ditransaksikan Rp 2,71 miliar. Total volume perdagangan 2,44 juta saham dengan frekuensi 635 kali.

Selama sepekan terakhir, harga saham OCBC Indonesia menguat 7,87 persen. Sedangkan secara year to date (ytd), harga saham NISP melambung 56,38 persen.

 

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Saham

Pendiri WH Project, William Hartanto menuturkan, sentimen yang pengaruhi harga saham NISP didorong kabar akuisisi Bank Commonwealth. Dengan akuisisi saham Bank Commonwealth itu dinilai akan meningkatkan pangsa pasar OCBC Indonesia. Namun, ia menilai, dampak akuisisi saham Bank Commonwealth itu akan terlihat dalam jangka panjang. Rencana akuisisi itu, menurut William juga direspons positif pelaku pasar seiring rencana akuisisi.

“Sentimennya sudah jelas kabar akuisisi itu. Tren NISP secara teknikal uptren dengan support 1.140. Volume perdagangan meningkat karena respons positif dari pelaku pasar terhadap sentimen akuisisi jadi penguatan masih bisa berlanjut,” kata William.

Ia menilai, harga saham NISP menarik. Namun, kepemilikan saham NISP di publik kecil sehingga saham NISP mudah bergejolak karena likuiditas minim.”Untuk rekomendasi buy, dengan target 1.300-1.500,” ujar dia.

Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham OCBC Indonesia antara lain OCBC Overseas Investments Pte Ltd sebesar 85,07 persen, masyarakat warkat sebesar 1,04 persen dan masyarakat non warkat sebesar 13,86 persen. Sedangkan sisanya dipegang oleh direksi dan komisaris OCBC Indonesia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

OCBC Indonesia Akuisisi 99% Saham Bank Commonwealth, Segini Nilai Transaksinya

Sebelumnya diberitakan, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) atau disebut OCBC Indonesia telah menandatangani sale and purchase agreement (SPA) dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA) pada 16 November 2023 untuk membeli atau akuisisi 99 persen saham di PT Bank Commonwealth (PTBC).

Selain itu, OCBC Indonesia bermaksud untuk akuisisi 1 persen saham PTBC dari pemegang saham lainnya. Rencana akuisisi ini akan memerlukan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemenuhan kondisi lainnya, demikian dikutip dari keterangan resmi OCBC Indonesia, Kamis, (16/11/2023).

Adapun perkiraan nilai rencana transaksi akuisisi sebesar Rp 2,2 triliun. Nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian.

“OCBC Indonesia memiliki sumber daya finansial yang memadai, melalui internal kas bank untuk mendanai rencana akuisisi,” demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan.

Rencana akuisisi ini akan meningkatkan skala bisnis OCBC Indonesia. PT Bank Commonwealth memiliki basis klien yang menarik dan komplementer pada segmen nasabah konsumen dan UKM (ritel).

Rencana transaksi bukan merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perseroan menyatakan, tujuan transaksi ini mendukung program arsitektur dan konsolidasi perbankan Indonesia, serta mendukung pengembangan usaha perseroan. Selanjutnya perseroan akan menggabungkan (merger) PTBC ke dalam perseroan.

Penggabungan kemampuan kedua bank akan memperkuat platform OCBC Indonesia untuk mengambil peluang pertumbuhan jasa keuangan di Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Tujuan Rencana Akuisisi

PTBC antara lain memiliki kemampuan yang komplementer dalam wealth management dan automotive joint financing yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas penawaran produk dan layanan OCBC Indonesia.

“Rencana akuisisi ditujukan untuk memperkuat dan melengkapi kapabilitas OCBC Indonesia dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif baik untuk segmen konsumen dan UMKM,” ujar Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja.

Akuisisi PTBC menjadi tonggak sejarah yang penting dan menggarisbawahi komitmen OCBC Indonesia untuk dapat terus bersama melaju jauh.

Setelah penyelesaian rencana transaksi, perseroan akan secara langsung memiliki 99 persen saham PTBC. Oleh karena itu, PTBC akan menjadi anak perusahaan terkendali perseroan dan selanjutnya akan digabungkan ke dalam perseroan.

OCBC Indonesia telah berdiri lebih dari 82 tahun dan saat ini merupakan bank swasta terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan aset Bank per 31 Agustus 2023. Bank secara konsisten menghasilkan pertumbuhan yang solid di tengah persaingan yang semakin kompetitif.

Total aset konsolidasi sebesar Rp247,0 triliun, naik 12% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama1 . Rasio kecukupan modal atau CAR Bank senantiasa kuat di 23,2%, jauh di atas ketentuan minimum.

Pertumbuhan ini menunjukkan perusahaan memiliki pertumbuhan yang baik dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Hingga 30 September 2023, OCBC Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10% menjadi Rp144,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Video Terkini