Liputan6.com, Jakarta Implementasi praktik Environment, Social and Governance (ESG) yang dijalankan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) dinilai telah memberikan nilai manfaat nyata.
Apresiasi tersebut diberikan dalam bentuk skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics pada Selasa (14/11/2023).Kategori yang didapatkan PGE ini mengindikasikan Perseroan berhasil mengeliminasi risiko ESG sepenuhnya.
Capaian ini menjadikan Perseroan sebagai perusahaan utilitas yang menduduki peringkat tertinggi dalam skor ESG di Indonesia dan ketiga di tingkat global.
Advertisement
Penilaian ESG dari Sustainalytics ini menjadi penilaian ESG perdana bagi Perseroan setelah menjadi perusahaan publik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan (environment), sosial (social), tata kelola (governance), dan tata kelola perusahaan (corporate governance).
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi, mengaku sangat bangga atas penghargaan dari lembaga global ini. Namun dia mengingatkan raihan positif ini menjadi tanggungjawab yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
"Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGE telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih," kata Julfi.
Sebagai informasi, Sustainalytics merupakan lembaga ESG rating global yang melakukan penilaian atas eksposur risiko ESG dari perusahaan yang melakukan kegiatan operasi dan bisnis dalam industri tertentu.
Dalam melakukan pengukuran dan penilaian ESG rating, Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG material pada industri spesifik dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut.
Â
Bentuk Nyata
Julfi menjelaskan keseriusan PGE dalam aspek ESG salah satunya sudah diimplementasikan di area Lahendong, Sulawesi Utara. Pada area ini, PGE membangun Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso.
Program ini telah mengedukasi lebih dari 1.400 warga setempat melalui program Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan Energi Terbarukan, dan Bank Sampah Setor Jo.
"Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso juga telah memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan dan meningkatkan perekonomian daerah," katanya.
Lebih lanjut Julfi mengatakan praktik ESG lainnya juga sudah diterapkan melalui program Kamojang Green Living Ecosystem (KANG ELIE) di area Kamojang, Jawa Barat.Program ini, kata Julfi, merupakan inovasi ekosistem pemberdayaan masyarakat berwawasan lingkungan dengan tiga value utama yaitu green lifestyle, sustainability, dan resilience.
"KANG ELIE telah berhasil meraih penghargaan Gold Champion untuk kategori Economy Element dalam ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2023," tuturnya.
Semua program ESG yang telah dijalankan tersebut, kata Julfi, menjadi dedikasi dari PGE untuk memajukan agenda keberlanjutan, dengan inisiatif yang sedang berjalan dan yang akan datang.
"Semuanya bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja ESG dan memberikan nilai manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," ujarnya.
Advertisement