Sukses

Adhi Karya Lunasi Pokok Obligasi Rp 289,6 Miliar

Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran obligasi tersebut berasal dari kas internal PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah melunasi pembayaran pokok obligasi berkelanjutan III ADHI tahap I tahun 2020 senilai Rp 289,6 miliar. Obligasi itu jatuh tempo pada 18 November 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/11/2023), sesuai pengumuman bursa pada 20 November 2023, efek tersebut sudah tidak dapat diperdagangkan lagi melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran obligasi tersebut berasal dari kas internal Adhi Karya.

“Kegiatan pemenuhan pembayaran obligasi ini merupakan bukti tanggung jawab Adhi Karya kepada pemegang obligasi dalam melunasi surat utang secara tepat waktu dan tepat jumlah serta dalam rangka melakukan optimalisasi kinerja Adhi Karya,” tulis Sekretaris Perusahaan Adhi karya, Farid Budiyanto.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 20 November 2023, saham ADHI melemah 0,49 persen ke posisi Rp 410 per saham. Saham ADHI dibuka naik dua poin ke posisi Rp 414 per saham. Harga saham ADHI berada di level tertinggi Rp 420 dan terendah Rp 406 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.936 kali dengan volume perdagangan 154.557 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,4 miliar.

Kontrak Baru

Sebelumnya diberitakan, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengantongi kontrak baru senilai Rp30,3 triliun hingga Oktober 2023. Angka itu tumbuh sebesar 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp19,1 triliun. 

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan, raihan tersebut telah melampaui target Perseroan, yakni Rp 27 triliun. Adapun kontrak baru tersebut didominasi oleh lini rekayasa dan konstruksi sebesar 92 persen. 

"Nilai tersebut telah melampaui target Perseroan sebesar Rp 27 triliun,” kata Entus dalam keterbukaan informasi, ditulis Jumat, 17 November 2023.

2 dari 4 halaman

Kontribusi Bisnis

Bila dirinci, kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Oktober 2023 didominasi oleh lini engineering & construction sebesar 92 persen, manufaktur sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. 

Sementara itu, berdasarkan sumber pembiayaannya sebesar 27 persen Pemerintah, 27 persen BUMN atau BUMD, 13 persen luar negeri, serta swasta dan lainnya 33 persen.

Ia melanjutkan, beberapa kontrak baru yang didapatkan Adhi Karya hingga Oktober 2023 terdiri dari Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Tobelo dan Sumbawa, Pabrik PUSRI IIIB Palembang, Akses Jalan Jetty Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Stadion Utama PON di Sumatera Utara.

Meski demikian, Adhi Karya bakal terus mengincar potensi kontrak baru dengan catatan tetap selektif sesuai kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. 

"Sampai dengan akhir tahun ADHI masih akan menyasar potensi kontrak baru dengan tetap selektif sesuai kapasitas dan kemampuan yang dimiliki,” tandasnya. 

 

3 dari 4 halaman

Adhi Karya Raih Kontrak Baru dari PLTMG Sumbawa dan Tobelo Rp 701 Miliar

Sebelumnya diberitakan, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menandatangani dua  kontrak baru pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Tobelo, Maluku Utara dengan total nilai porsi Adhi Karya sekitar Rp701,1 miliar milik PT PLN (Persero) (PLN).

Dalam pembangunan ini, ADHI menggandeng salah satu perusahaan asal Korea Selatan, Korea Electric Power Corporation Engineering & Construction Company, Inc. (KEPCO) dengan membentuk konsorsium dengan skema kerjasama operasi (KSO) untuk PLTMG Tobelo 30 MW sebesar 52,8 persen porsi ADHI dan 47,2 persen porsi KEPCO. 

"Sedangkan untuk Proyek PLTMG Sumbawa 30 MW porsi ADHI 50,1 persen dan porsi KEPCO 49,9 persen. Rencana pembangunannya akan dimulai pada akhir 2023,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto dalam keterbukaan informasi, Selasa (14/11/2023). 

Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson, CEO KEPCO Sung Arm Kim, bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Kegiatan ini juga disaksikan juga oleh Direktur Utama PT Bagus Karya Henry Kurli, Direktur Utama Jiangxi Jiusheng International Electric Power Engineering Co., Ltd. Li Guofan, dan Executive Senior Vice President KEPCO Il Bae Kim.

Ia melanjutkan, kerja sama proyek ini juga selaras dengan arahan dari Kementerian ESDM untuk mengurangi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, sehingga salah satu alternatifnya adalah dengan membuat pembangkit listrik berbahan bakar gas. 

Sebagai bagian dari upaya transisi energi, penggunaan gas juga digunakan untuk mengurangi produksi CO2 dan memastikan prinsip environmental sustainability bagi generasi mendatang.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2023

Sebelumnya diberitakan,PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan usaha pada periode tersebut. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/11/2023), Adhi Karya membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 11,44 triliun hingga kuartal III 2023. Hasil ini naik 25,30 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan usaha ADHI pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 9,13 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan ADHI membengkak 28,19 persen menjadi Rp 10,32 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 8,05 triliun.

Dengan begitu, laba usaha naik 5,70 persen menjadi Rp 537,36 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 508,37 miliar.

Hingga akhir kuartal III 2023, ADHI mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 23,53 miliar. Angka itu naik 11,94 persen dari laba bersih perusahaan pada kuartal III 2022 senilai Rp 21,02 miliar.

Total aset ADHI per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 39,41 triliun turun dibandingkan total aset per akhir 2022 senilai Rp 39,98 triliun.

Adhi Karya mengalami penurunan liabilitas dari Rp 31,16 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 30,43 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas ADHI naik dari Rp 8,82 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 8,98 triliun per akhir kuartal III 2023.