Sukses

Bursa Saham Asia Loyo pada Awal Sesi Perdagangan

Berlawanan dengan wall street, bursa saham Asia Pasifik lesu pada awal perdagangan Kamis, 23 November 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis (23/11/2023) di tengah wall street memasuki libur Thanksgiving. Sebelum libur tersebut, wall street catat reli.

Dikutip dari CNBC, lebih dari separuh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York pada perdagangan Rabu, 22 November 2023. Indeks Nasdaq yang berisi saham teknologi alami peningkatan partisipasi dengan 62,9 persen saham menguat. Saham kapitalisasi kecil dan menengah masing-masing naik 0,7 persen dan 0,6 persen.

Di bursa saham Asia Pasifik, indeks saham acuan Australia ASX 200 melemah 0,58 persen. Australia mencatat melihat aktivitas bisnis yang berkontraksi lebih cepat pada November 2023, menurut perkiraan awal dari Judo Bank. Indeks manager pembelian Australia turun menjadi 46,4 dari 47,6 pada Oktober.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,18 persen. Indeks saham acuan itu menguat dalam empat hari. Sedangkan indeks saham kapitalisasi kecil yakni indeks Kosdaq bertambah 0,16 persen.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.692, menunjukkan pembukaan lebih lemah dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di posisi 17.734,6. Sedangkan bursa saham Jepang libur.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan pulih dari koreksi dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun sempat jatuh ke level terendah dalam dua bulan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun menjadi 4,369 persen pada Rabu pagi dengan sentuh level terendah sejak 22 September. Kemudian pulih dan terakhir sedikit berubah pada 4,41 persen.

Di wall street, indeks Dow Jones menguat 0,53 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,11 persen dan indeks Nasdaq naik 0,46 persen.

2 dari 3 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 22 November 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 22 November 20230 setelah rilis risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada 31 Oktober yang menunjukkan kebijakan the Fed tetap mempertahankan kebijakan moneter yang terbatas dan sedikit menunjukkan sinyal memangkas suku bunga.

“Dalam pembahasan prospek kebijakan, peserta terus menilai sangat penting untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi ke sasaran komite 2 persen seiring berjalannya waktu,” demikian isi risalah tersebut.

Suku bunga the Fed saat ini berada pada kisaran 5,25 persen-5,5 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang menguat dari kerugian dua hari berturut-turut menjadi naik 0,29 persen ke posisi 33.451,83. Indeks Topix bertambah 0,44 persen ke posisi 2.378.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis ke posisi 2.551,7. Indeks Kosdaq turun 0,29 persen ke posisi 814,61. Indeks Hang Seng mendatar. Sedangkan indeks CSI 300 melemah 1,02 persen ke posisi 3.544,42.  Di Australia, indeks ASX 200 melemah tipis ke posisi 7.073,4.

3 dari 3 halaman

Penutupan Wall Street pada

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan saham Rabu, 22 November 2023 setelah imbal hasil obligasi sempat turun ke level terendah terendah dalam dua bulan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/11/2023), indeks Dow Jones menguat 184,74 poin atau 0,53 persen ke posisi 35.273,03. Indeks S&P 500 naik 0,41 persen ke posisi 4.556,62. Indeks Nasdaq melesat 0,46 persen ke posisi 14.265,86.

Lebih dari separuh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat yang menunjukkan semakin luasnya reli pasar. Indeks Nasdaq juga melambung dengan 62,9 persen saham menguat. Saham kapitalisasi kecil dan menengah juga mencatat kenaikan masing-masing 0,7 persen dan 0,6 persen.

Sementara itu, sektor energi merosot 0,1 persen pada perdagangan Rabu waktu setempat, setelah OPEC menunda pertemuan mengenai pengurangan produksi yang semula dijadwalkan pada akhir pekan. Harga Marathon Oil, EOG Resources dan Devon Energy merosot.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun sempat turun menjadi 4,369 persen pada Rabu pagi, ke level terendah sejak 22 September. Kemudian imbal hasil obligasi pulih dan terakhir sedikit berubah pada 4,41 persen. Hal ini juga menandai penurunan signifikan pada imbal hasil obligasi 10 tahun setelah melampaui 5 persen pada Oktober untuk pertama kalinya dalam 16 tahun.