Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meraih predikat sebagai perusahaan paling terpercaya di dunia atau "World's Most Trustworthy Company" versi Majalah Newsweek.
BCA menduduki peringkat pertama di dunia untuk kategori industri perbankan sekaligus mengungguli 66 bank lainnya yang berasal dari berbagai negara.
Baca Juga
Dalam menentukan daftar “World’s Most Trustworthy Company”, Newsweek bekerja sama dengan perusahaan penelitian data global Statista, dan melakukan survei terhadap 70.000 partisipan serta mengumpulkan 269.000 laporan evaluasi perusahaan yang dipercaya oleh pelanggan, investor, dan karyawan.
Advertisement
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA mengapresiasi seluruh nasabah sehingga bank tersebut sanggup meraih predikat World' Most Trustworthy Company dari Newsweek. Kepercayaan nasabah merupakan fokus sekaligus sumber kekuatan bagi Bank Central Asia untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai kebutuhan nasabah yang beragam.
"Segala apresiasi ini akan semakin memotivasi kami untuk terus berinovasi secara berkesinambungan serta memberikan nilai tambah bagi nasabah," ujar dia dalam keterangan resmi dikutip Kamis (23/11/2023).
Ia melanjutkan, BCA senantiasa menjadikan setiap nasabah sebagai fokus perhatian dari layanan yang ditawarkan. Sebagai contoh, beragam inovasi digital yang dilakukan oleh BCA selalu dilakukan dengan tujuan untuk menjawab kebutuhan nasabah, baik kebutuhan pada masa kini maupun proyeksi kebutuhan pada masa mendatang.
Tak hanya itu, BCA pun memegang teguh prinsip integritas sebagai salah satu tata nilai perusahaan dalam menjunjung tinggi kejujuran dan keterbukaan.
Pertumbuhan Nasabah
Kepercayaan terhadap BCA juga tercermin dari basis nasabah yang terus bertumbuh secara konsisten. Hingga September 2023, jumlah rekening nasabah mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,1 persen year on year (YoY) menjadi 38,8 juta rekening.
Pertumbuhan jumlah rekening nasabah ini juga diikuti dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Tercatat, total volume transaksi BCA naik 26,8 persen YoY mencapai 22 miliar transaksi dalam sembilan bulan pertama tahun 2023. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi yakni tumbuh sebesar 43,4 persen.
Tidak ketinggalan, Manajemen BCA juga berterima kasih kepada dukungan pemerintah dan regulator, investor, seluruh stakeholders, serta kerja keras seluruh insan BCA di penjuru negeri.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menjadi bank terdepan yang senantiasa di sisi nasabah, serta terus berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional,” ujar dia
Advertisement
Kredit BCA Tumbuh 12,3% Jadi Rp 766,1 Triliun hingga Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan total kredit tumbuh 12,3 persen secara tahunan (YoY) per September 2023, menjadi Rp 766,1 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal tiga 2023 BCA, Kamis (19/10/2023) menuturkan, kredit BCA tumbuh dua digit hampir di seluruh segmen. Kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4 persen YoY menjadi Rp 104,8 triliun.
Sementara itu, kredit korporasi tumbuh 12,2 persen YoY mencapai Rp 343,5 triliun, dan kredit komersial naik 6,5 persen YoY mencapai Rp 121,0 triliun. Di segmen kredit konsumer, KPR tumbuh 11,5 persen YoY menjadi Rp 117,9 triliun, dan KKB naik 22,1 persen YoY menjadi Rp 53,5 triliun.
Saldo outstanding kartu kredit dan pinjaman individu juga tumbuh 15,3 persen YoY menjadi Rp 15,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,4 persen YoY menjadi Rp 189,6 triliun.
Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 11,9 persen YoY menjadi Rp 193,2 triliun, atau berkontribusi hingga 25,0 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Laba bersih BCA juga tumbuh 25,8 persen YoY mencapai Rp 36,4 triliun di sembilan bulan pertama 2023, didorong oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Selain itu dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat naik 6,2 persen, dengan kredit macet tercatat turun. Perbaikan kinerja BBCA juga ikut terlihat dari meningkatnya CASA sebesar 4,7 persen YoY mencapai Rp 869,8 triliun per September 2023.
BCA Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh 2 Digit pada 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA optimistis penyaluran kredit hingga akhir 2023 bakal tumbuh dua digit secara year on year (yoy).
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menuturkan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 10-11 persen pada akhir 2023.
"Sampai akhir tahun kredit saya pikir kita tumbuh di kisaran 10-11 persen pada tahun ini,” ujar dia saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Sementara itu, ia mencermati kredit di sektor konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan UMKM masih positif.
“Sektor konsumsi naik, KPR dan KKB juga naik, UMKM malah kita tumbuh lebih cepat dari industri 15 persen, yang melambat sedikit itu sektor korporasi,” kata dia.
Dia bilang, melambatnya kredit korporasi dikarenakan beberapa perusahaan sudah mulai melakukan akses pendanaan dari pasar modal. Akan tetapi, ia melihat penyaluran kredit secara keseluruhan ini masih solid.
“Overall pertumbuhannya bagus. Mudah-mudahan tumbuh di atas industri,” imbuhnya.
BCA berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 735,9 triliun hingga Juni 2023. Penyaluran kredit tersebut naik 9 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, BCA melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja beberapa waktu lalu.
Advertisement