Sukses

Bank Permata Berupaya Penuhi Saham Free Float, Sesuai Tenggat Waktu?

Manajemen PT Bank Permata Tbk (BNLI) telah koordinasi dengan pemegang saham terkait aturan free float.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau PermataBank angkat bicara soal pemenuhan ketentuan free float atau kepemilikan saham publik dari Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sebagaimana diketahui, BEI mewajibkan perusahaan tercatat atau emiten untuk memenuhi ketentuan free float atau minimal jumlah saham yang beredar di masyarakat sebesar 7,5 persen. Angka itu setara dengan 50 juta saham. 

Direktur Keuangan Bank Permata Rudy Basyir Ahmad menuturkan, pihaknya telah koordinasi dengan pemegang saham terkait aturan free float

"PermataBank saat ini telah berkoordinasi dengan pemegang saham yaitu Bank Bangkok (Bangkok Bank) terkait dengan pemenuhan standar free float yang merupakan hasil dari tender 2020," kata Rudi dalam paparan publik, Kamis (23/11/2023). 

Dia melanjutkan, Bank Pertama telah melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi aturan free float sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan oleh BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

"PermataBank telah melakukan upaya-upaya yang cukup untuk memenuhi ketentuan tersebut dengan tenggat waktu yang disiapkan OJK dan BEI," ujarnya. 

Di samping itu, ia melanjutkan, pihaknya mencatatkan kinerja yang solid dalam sembilan bulan 2023. Hal ini merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara fokus dan konsisten dan didukung juga dengan sinergi yang kuat dengan Bangkok Bank sebagai induk Perseroan untuk memanfaatkan kapabilitas yang kuat. 

Bank Permata berhasil membukukan kinerja yang positif hingga kuartal ketiga 2023 yang ditandai oleh pertumbuhan total aset sebesar 14,3 persen sebesar Rp 251,9 triliun dan kenaikan pendapatan usaha bank sebesar 11,6 persen Year-on-Year (YoY) menjadi Rp 9 triliun.

2 dari 4 halaman

Penyaluran Kredit

Pendapatan usaha bank dikontribusikan dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11,6 persen menjadi Rp7,4 triliun. Laba operasional sebelum Provisi sebesar Rp4,6 trilliun, tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini menghantarkan Perseroan membukukan laba setelah pajak sebesar Rp2,1 triliun sampai dengan kuartal III 2023.

Penyaluran kredit sepanjang sembilan bulan pertama 2023 tumbuh sebesar 2,4 persen YoY menjadi Rp138,9 triliun, yang mayoritas dikontribusikan dari kredit pinjaman korporasi dan pembiayaan bersama (Joint Financing).

Rasio Loan to Deposit (LDR) membaik menjadi 75,6 persen pada September 2023 dibandingkan 68,9 persen pada Desember 2022 sejalan dengan inisiatif untuk melakukan optimalisasi neraca bank.

Konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portfolio kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian tercermin dalam rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) PermataBank pada September 2023 yang terjaga masing-masing pada level 2,9 persen dan 9,5 persen, membaik dibandingkan pada level 3,1 persen dan 11,8 persen YoY. 

PermataBank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7 persen dan 86,7 persen.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Simpanan Nasabah

Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang telah dilakukan secara optimal, serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, Perseroan berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 49,2 persen pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 53,1 persen.

Total simpanan nasabah tumbuh 12,6 persen menjadi Rp181,8 triliun. Bank tetap fokus untuk meningkatkan dana murah CASA, dimana hingga sembilan bulan pertama 2023, rasio CASA masih berada di level 55.9 persen.

Dari sisi permodalan, PermataBank merupakan salah satu yang terkuat diantara 10 besar bank komersial di Indonesia dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar 39,4 persen dan 29,9 persen.

4 dari 4 halaman

Tebar Dividen

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Permata Tbk (BNLI) akan membagikan dividen senilai Rp 542 miliar atau setara Rp 15 per saham. Rencana Ini telah mendapat restu pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Permata yang diselenggarakan, Kamis 6 April 2024 kemarin.

“RUPST menyetujui penggunaan laba bersih Permata Bank untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022 sebesar Rp 2.01 triliun, diantaranya untuk dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham sebesar kurang lebih Rp 542 miliar (gross) atau sebesar Rp 15 per saham,” mengutip hasil RUPST PermataBank, Sabtu (7/4/2023).

Perseroan menutup 2022 dengan mencatatkan Laba Bersih setelah pajak sebesar Rp 2,01 triliun, tumbuh 63,5 persen year-on-year (yoy).

Selaras dengan pemulihan ekonomi Indonesia, Perseroan mencatat pertumbuhan aset sebesar 8,8 persen YOY menjadi Rp 255,11 triliun dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp 234,4 triliun.

Dengan rasio permodalan CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 34,2 persen dan 25,7 persen menjadikan PermataBank sebagai salah satu yang terkuat di jajaran 10 besar Bank Komersial di Indonesia.

RUPST juga telah menyetujui susunan Dewan Komisaris dan Direksi Permata Bank untuk masa jabatan 2023 – 2026 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Chartsiri Sophonpanich

Komisaris: Chong Toh

Komisaris: Niramarn Laisathit

Komisaris: Chalit Tayjasanant

Komisaris Independen: Haryanto Sahari

Komisaris Independen: Rahmat Waluyanto

Komisaris Independen: Goei Siauw Hong

Komisaris Independen: Yap Tjay Soen

Direksi

Direktur Utama : Meliza M. Rusli

Direktur: Abdy Salimin

Direktur: Darwin Wibowo

Direktur Kepatuhan: Dhien Tjahajani

Direktur Unit Usaha Syariah: Herwin Bustaman

Direktur: Djumariah Tenteram

Direktur: Dayan SadikinDirektur: Setiatno Budiman 

Video Terkini