Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merespons permintaan Kementerian BUMN soal diskon harga tambahan atas divestasi saham INCO sebesar 14 persen. Saham tersebut akan diambilalih oleh MIND ID.Â
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto menuturkan, terkait dengan valuasi dan penetapan harga transaksi merupakan kewenangan dari pemegang saham.Â
Baca Juga
Adapun para pemegang saham yang dimaksud dalam perjanjian tersebut adalah Vale Canada Limited (VCL), PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID), dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM).Â
Advertisement
"Jadi, kami adalah manajemen perusahaan, dan tugas kami adalah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan untuk para pemegang saham kami untuk bisa berdiskusi untuk penetapan harga," kata dia dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023).Â
Ia melanjutkan, penentuan harga saham tersebut dalam prosesnya harus melalui beberapa tahapan, termasuk uji tuntas atau due diligence yang sekarang sedang berlangsung. Nantinya, para pemegang saham INCO akan berdiskusi dan bernegosiasi.
"Apa yang ditanyakan di sini, ya terkait apakah mungkin diskon, apakah mungkin mempertimbangkan satu variabel, dan lain sebagainya. Tentu saja itu sangat tergantung dalam proses negosiasi yang dilakukan oleh para pemegang saham kami," kata dia.Â
Di samping itu, ia juga berharap agar proses divestasi saham ini segera rampung. Ini mengingat, proses tersebut merupakan bagian penting agar Vale Indonesia mendapatkan perpanjangan kontrak karya.Â
"Para pemegang saham juga menyadari hal itu dan juga komitmen untuk menyelesaikan secepatnya supaya perpanjangan izin pertambangan yang dimiliki oleh perusahaan juga bisa diselesaikan secepatnya," ujar dia.Â
Â
Â
Sah, Saham Vale Indonesia Mayoritas Milik Pemerintah Indonesia
Sebelumnya diberitakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan, proses divestasi saham 14 persen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah selesai diputuskan. Alhasil, kini negara menjadi pemegang saham mayoritas Vale Indonesia.
Menteri ESDMÂ menceritakan, INCO pada 1988 telah menawarkan saham kepada pemerintah sebesar 20 persen sahamnya guna memenuhi kewajiban divestasi kepada publik. Sehingga, negara memiliki porsi 34 persen saham yang dipegang MIND ID dan 20 persen dari publik.
"Udah diputusin. Jadi yang dilepas oleh Vale adalah 14 persen, grup ya. Jadi dengan itu, MIND ID bisa 34 persen, dan itu mayoritas di antara yang lain," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Selain menjadi pemegang saham mayoritas, MIND ID pun disebutnya akan turut menjadi saham pengendali. Sehingga jajaran direksi utama hingga komisaris akan ditentukan oleh MIND ID.
"Nanti ada board management. Prinsipnya nanti dirut dan komisaris utamanya dari pemegang yang terbesar," ungkap Arifin.
Beda dengan Freeport
Ini berbeda dengan akuisisi saham PT Freeport Indonesia beberapa waktu lalu. Meskipun pemerintah telah menjadi pemegang mayoritas dengan 51 persen saham, namun PT Freeport McMoran Inc masih jadi pemegang saham pengendali dengan menempatkan jajarannya di kursi direksi.
"Waktu itu kan (PT Freeport Indonesia) operational, sekarang kan ada kemajuan. Manajemennya itu bersama, tapi keputusan akhir, keputusan itu bisa oleh komisaris yang dipegang MIND ID," ujar Arifin.
Kendati begitu, Arifin belum merinci lebih jauh proporsi saham 14 persen yang dilepas Vale Indonesia, berapa besar yang berasal dari Vale Canada Limited atau Sumitomo Metal Mining. Begitu pun soal harga saham, ia belum membeberkannya lebih detil. "Yang penting tuh harganya harus ada special price buat kita," pungkas Arifin Tasrif.
Â
Advertisement
Produksi Nikel Vale Indonesia Naik 17,62 Persen hingga Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil memproduksi nikel dalam matte sebesar 51.644 metrik ton hingga kuartal III 2023. Angka tersebut meningkat 17,62 persen dari sebelumnya 43.907 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu.Â
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menuturkan, Perseroan memproduksi 17.953 metrik ton dalam matte pada kuartal III 2023. Realisasi ini meningkat 2,51 persen dari 17.513 metrik ton dalam matte pada periode sembilan bulan pertama 2022.Â
Dengan demikian, ia mengaitkan hasil positif ini dengan strategi pemeliharaan yang telah diterapkan sebelumnya.
“Kegiatan pemeliharaan skala besar yang direncanakan berhasil diselesaikan pada semester pertama tahun 2023," ujar dia dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (19/10/2023.
Dikombinasikan dengan keandalan aset perusahaan yang baik, hal ini berkontribusi pada peningkatan produksi. Peningkatan ini tidak lepas dari keberhasilan kembalinya Furnace 4 ke performa optimalnya setelah menjalani pembangunan kembali tahun lalu.
"Kami tetap optimis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun 2023, yaitu sekitar 70.000 ton,"Â ujar dia.
Â
Â
Menelisik Prospek Saham Vale Indonesia Usai Divestasi Diputuskan
Sebelumnya diberitakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan, proses divestasi saham 14 persen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah selesai diputuskan. Alhasil, kini pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas Vale Indonesia.Â
Dengan demikian, negara memiliki porsi 34 persen saham yang dipegang MIND ID dan 20 persen dari publik. Lantas, bagaimana prospek saham Vale Indonesia?
Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mencermati proses divestasi 14 persen saham Vale Indonesia dapat dianggap sebagai katalis positif, terutama jika ini diinterpretasikan sebagai tindakan yang mendukung keberlanjutan operasional Perseroan.Â
"Pemberian perpanjangan izin usaha hingga 20 tahun dapat memberikan kepastian jangka panjang untuk operasional perusahaan," kata Lanjar Nafi kepada Liputan6.com, Senin (13/11/2023).Â
Menurut ia, keterlibatan MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas dapat membawa perubahan dalam manajemen direksi dan pengambilan keputusan strategis.Â
Di sisi lain, ia menilai harga saham INCO dapat mengalami kenaikan dalam beberapa waktu mendatang.Â
"Keterlibatan MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas dan peran mereka dalam manajemen direksi dapat memiliki dampak pada kebijakan dan strategi perusahaan, yang mungkin juga akan mempengaruhi harga saham," kata dia.Â
Sejalan dengan itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, tujuan dari divestasi saham Vale Indonesia kepada MIND ID ini salah satunya untuk meningkatkan nilai tambah lewat hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah.
"Investor menunggu realisasi dari hilirisasi, sebab divestasi saham ini untuk mempercepat hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah, ini bisa jadi added value," kata Nafan.Â
Advertisement