Sukses

PGN Bidik Penjualan Gas Bumi Naik 4% pada 2024

Manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berupaya akuisisi pelanggan melalui penetrasi market, market development, pengembangan jaringan gas dan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN, subholding gas PT Pertamina akan mendapatkan tambahan pasokan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, Pertamina Jabung LNG. Seiring tambahan pasokan, PGN menargetkan penjualan gas bumi dapat meningkat 4 persen year on year (yoy) pada 2024.

"Terutama ada tambahan pasokan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, Pertamina Jabung LNG, alokasinya untuk PGN, Pertamina EP (PEP) Jambaran Tiung Biru, Pangkah dan juga Muria," tutur Direktur Sales dan Operasi PGN Ratih Esti Prihatini dalam Public Expose Live 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/11/2023), seperti dikutip dari Antara.

Esti menambahkan, PGN juga berupaya akuisisi pelanggan melalui penetrasi market, market development, pengembangan jaringan gas (jargas), skema bundling dengan pelanggan komersial dan product development.

Sementara itu, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari menuturkan, PGN akan terus meningkatkan kinerja melalui diversifikasi produk dan optimalisasi portofolio dengan memanfaatkan aset, sumber daya, dan sinergi dengan Subholding Migas.

"Beberapa yang akan kami laksanakan adalah revitalisasi tangki Arun F-6004, spesifik untuk mengamankan Arun sebagai LNG Hub. Kemudian, penyediaan LNG Bunkering, optimalisasi penyaluran pipa minyak Blok Rokan, peningkatan produksi Wilayah Kerja Pangkah, penyiapan bisnis clean and renewable energy antara lain berupa gas biometan untuk demand di Jawa Barat, dan pembangunan infrastruktur gas menuju IKN," tutur Rosa.

Belanja Modal

Adapun PGN telah merealisasikan belanja modal USD 132 juta hingga kuartal III 2023.Belanja modal tersebut sebesar 57 persen untuk usaha hilir beserta lainnya.

Kemudian belanja modal dipakai untuk kebutuhan usaha di bidang hulu. Beberapa proyek yang menyerap pemakaian modal itu di antaranya gasifikasi kilang minyak Pertamina melalui Pipa Gas Senipah-Balikpapan, jaringan gas kota (jargas) dan revitalisasi terminal LNG Arun.Pipa Senipah – Balikpapan telah terpasang ±76 km dari target ±78 km.

Proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGN di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinary Unit V Balikpapan. Pipa yang akan dibangun memiliki diameter 20 inch dan dimulai sejak 2022.

 

2 dari 4 halaman

Proyek Strategis Nasional

Sebagai dukungan terhadap Pemerintah menjalankan proyek strategis nasional,pembangunan jargas yang dibiayai PGN telah dilaksanakan di 37 kota/kabupaten dengan berbagai moda transportasi.

Pembangunan yang telah terselesaikan sebanyak 102.354 sambungan rumah. Upaya revitalisasi aset Terminal LNG Arun dilaksanakan sehubungan upaya menangkap potensi pasar LNG Asia yang sangat menarik.

Tangki yang tidak teroptimalkan akan dimodifikasi sehingga kapasitas dengan desain 127.000 m3 dapat beroperasi kembali ke depannya. Adapun proyek ini sekarang dalam tahap mencari mitra kerja untuk pekerjaan EPC.

PGN juga akan terus aktif berkontribusi dan memanfaatkan peluang pencapaian target Net Zero Emission melalui pengembangan biometana. Proyek ini merupakan upaya menjaga keberlanjutan bisnis gas bumi PGN yang memanfaatkan limbah sawit.

Potensi permintaannya sejauh ini dapat mencapai ±5,2 MMSCFD. Sejauh ini proyek masih dalam proses penyusunan Front End Engineering Desain (FEED).Menjelang akhir 2023, kebijakan strategis yang ditempuh adalah secara konsisten menambah portofolio pelanggan baru untuk mencapai target volume pengelolaan gas bumi.

Upaya diversifikasi usaha didorong melalui peran anak perusahaan sehingga target pertumbuhan pendapatan konsolidasi dapat diperoleh melalui bisnis lain.

 

 

3 dari 4 halaman

Pengelolaan Biaya

Selanjutnya, pengelolaan biaya secara optimal dilakukan namun tanpa mengurangi aspek keamanan dan kehandalan kegiatan usaha dan PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang handal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko menuturkan, PGN menjalankan Customer Acquisition guna mencapai penambahan pengelolaan volume gas bumi melalui penambahan pelanggan baru, penyediaan infrastruktur gas beyond pipeline (LNG & CNG retail) dan perluasan jargas rumah tangga untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi.

"Sedangkan diversifikasi bisnis dikembangkan oleh anak perusahaan melalui pengembangan LNG Arun, proyek biomethane, dan optimasi WK Pangkah," ujar dia dalam keterangan resmi.

Terkait pencapaian operasional, pengaliran gas bumi di bisnis transmisi sebesar 1.444 MMSCFD berhasil tumbuh sebesar 8%. Hal ini karena mengalirnya gas di Pipa Transmisi Gresik-Semarang. Volume niaga gas bumi juga bertumbuh 5% atau menjadi 935 BBTUD dimana jumlah pelanggan mencapai lebih dari 839 ribu dengan volume terbesarnya dari pembangkit listrik, industri kimia, keramik, makanan dan pupuk.

Salah satu sebab peningkatan volume niaga karena rerata harga gas yang dijual PGN memang sangat kompetitif bila dibandingkan bahan bakar lain seperti HSD (setara USD 41,18/MMBTU), LPG – 12 kg (setara USD 26,20/MMBTU) atau MFO (setara USD 33,74/MMBTU).

 

4 dari 4 halaman

Portofolio Usaha Lain

Portofolio usaha lain yang dilaksanakan anak perusahaan beberapa yang mencapai pertumbuhan kinerja adalah transportasi minyak sebesar 42,9 MMBOE atau bertumbuh 400% karena penyaluran minyak melalui pipa Rokan. Kemudian pada regasifikasi LNG terdapat kenaikan 21% menjadi 158 BBTUD karena adanya kenaikan permintaan di LNG Hub Arun.

Atas kinerja operasional tersebut, pendapatan konsolidasi yang dibukukan PGN meningkat sebesar 2% atau tercatat USD2,69 miliar. Kontribusi terbesar diperoleh dari bisnis niaga dan transmisi gas bumi sebesar78% dan selebihnya merupakan usaha hulu dan lainnya.

Posisi kas setara kas masih terlihat solid untuk kebutuhan investasi dan modal kerja perusahaan, dimana nilai yang dibukukan sebesar USD 1,04 miliar. Angka ini mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya karena upaya perusahaan memperbaiki struktur hutangnya melalui aksi korporasi pembelian kembali obligasinya.

"Posisi kas kami masih baik pasca buyback tahun ini dan didorong dari operating cashflow yang terjaga. Selain itu melihat dari interest coverage ratio (sebesar 10,3x) serta rasio hutang terhadap modal (sebesar 0,5x), PGN masih dalam kondisi likuiditas yang sehat. Bila mana ke depan dibutuhkan pembiayaan eksternal maka kesempatan itu masih terbuka untuk kami," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Fadjar Harianto Widodo.

Â