Sukses

Katalis Ini Dapat Jadi Penghalang Window Dressing pada Akhir 2023

Ada sejumlah katalis positif dan negatif yang membayangi window dressing di pasar modal Indonesia pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada akhir 2023. Hal ini seiring peluang window dressing yang berpeluang terjadi pada 2023 tetapi ada sejumlah katalis yang menjadi penghalang.

"Kami memperkirakan window dressing masih berpeluang terjadi, meski beberapa katalis kurang mendukung,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana saat dihubungi Liputan6.com, Senin (4/12/2023).

Ia menuturkan,  katalis yang kurang mendukung itu antara lain konflik Timur Tengah yang masih memanas. Selain itu, ekonomi China cenderung melambat dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang higher for longer untuk suku bunga acuannya. Namun, pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) menjadi katalis positif.

“Untuk yang mendukung saat ini IHSG memasuki tahun pemilu. Di mana secara historical pergerakan IHSG cenderung bergerak menguat,” kata dia.

Untuk sektor saham yang dapat dipertimbangkan oleh pelaku pasar yang berkaitan dengan kegiatan pemilu antara lain konsumer sedangkan untuk window dressing dapat mencermati penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yakni sektor perbankan.

Untuk saham pilihan, Herditya memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Secara year to date (ytd), IHSG menguat 3,06 persen ke posisi 7.059,91 pada penutupan perdagangan saham Jumat, 1 Desember 2023. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 13,64 triliun sepanjang 2023.

Kapitalisasi pasar saham sentuh Rp 11.125 triliun secara year to date. Total frekuensi perdagangan 1.179.278 kali dengan volume perdagangan 19,18 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,54 triliun.

2 dari 5 halaman

Kinerja IHSG Sepekan

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 27 November-1 Desember 2023. Analis menilai, penguatan IHSG tersebut didorong sentimen eksternal.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (2/12/2023), IHSG menguat 0,72 persen menjadi 7.059,90 dari pekan lalu 7.009,63.

Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar saham pada pekan ini. Kapitalisasi pasar saham bertambah 0,64 persen menjadi Rp 11.120 triliun dari pekan lalu Rp 11.050 triliun.

BEI mencatat kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian melonjak 43,38 persen menjadi Rp 13,72 triliun dari pekan lalu Rp 9,57 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham selama sepekan melonjak 10,31 persen menjadi 1.239.339 kali transaksi dari pekan lalu 1.123.494 kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian saham meningkat 7,02 persen menjadi 23,42 miliar saham dari pekan lalu 21,88 miliar saham.

Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 213,29 miliar pada Jumat, 1 Desember 2023. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 593,92 miliar. Namun, sepanjang 2023, investor asing jual saham Rp 13,64 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat selama sepekan dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun melandai. Kedua, kebijakan the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral AS yang diprediksi dovish. "Dalam artian tidak ada kenaikan suku bunga namun akan higher for longer,” ujar dia.

Ketiga, mulai melandainya inflasi di Amerika Serikat (AS). Namun demikian, ia mengingatkan untuk perhatian perlambatan ekonomi China.

"Untuk sepekan ke depan, kami perkirakan dari dalam negeri masih dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan waspadai akan adanya aksi profit taking,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

3 dari 5 halaman

Total Emisi Obligasi

Pada Senin, 27 November 2023, PT Armadian Tritunggal mencatatkan Sukuk Mudharabah I Armadian Tritunggal Tahun 2023 (SMARMA01) dengan nilai Rp 2 triliun di BEI. Hasil pemeringkatan PT Kredit Rating Indonesia adalah irA- (Single A minus) dan PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk sukuk tersebut.

Pada Rabu, 29 November 2023,  Obligasi Berkelanjutan III Barito Pacific Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) resmi dicatatkan dengan nilai Rp 1 triliun.  Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idA+ (Single A Plus) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk obligasi tersebut.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 106 emisi dari 57 emiten senilai Rp116,29 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 541 emisi dari 128 emiten dengan outstanding sebesar Rp461,22 triliun dan USD72,987 juta. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri senilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,38 triliun.

PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI pada Kami 30 November 2023. AYAM merupakan perusahaan ke-78 yang tercatat di BEI pada 2023. AYAM bergerak pada sektor Barang Konsumen Primer dengan sub industri ikan, daging & produk unggas.

 

4 dari 5 halaman

OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan. 

"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023). 

Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis  sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd). 

"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.

 

5 dari 5 halaman

Kinerja IHSG

Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).

Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd. 

Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.