Sukses

Wall Street Lesu, Saham Teknologi Kapitalisasi Besar Tekan Indeks Nasdaq

Wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 4 Desember 2023 waktu setempat. Aksi jual saham teknologi oleh investor menekan indeks Nasdaq.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan saham Senin, 4 Desember 2023. Hal ini seiring investor mempertanyakan apakah pasar bergerak lebih cepat setelah kenaikan lima minggu berturut-turut.

Dikutip dari CNBC, Selasa (5/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 41,06 poin atau 0,11 persen ke posisi 36.204,44. Indeks S&P 500 merosot 0,54 persen ke posisi 4.569,78. Indeks Nasdaq susut 0,84 persen ke posisi 14.185,49. Investor menjual saham teknologi kapitalisasi besar menekan indeks Nasdaq.

Saat saham stagnan, bitcoin dan emas menguat pada awal pekan ini. Bitcoin melewati USD 41.000 dan mencapai level tertinggi dalam 19 bulan, sementara emas mencapai level intraday tertinggi yang pernah ada.

Saham Marathon Digital dan Riot Platforms masing-masing melonjak 8 persen seiring kenaikan bitcoin. Saham Microstrategu dan Coinbase masing-masing bertambah 6,7 persen dan 5,5 persen.

Saham Alaska Air turun 14,2 persen setelah setuju akuisisi saingannya Hawaiian Airlines senilai USD 1,9 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Alaska Air untuk memperluas wilayahnya sepanjang Pantai Barat.

Pergerakan wall street menandai kemunduran seiring mencatat kinerja baik di pasar. Saham-saham teknologi melemah pada awal pekan ini. Saham Nvidia turun 2,7 persen, saham Microsoft dan Meta masing-masing turun lebih dari 1 persen.

“Sektor-sektor yang melemah pada Senin pada dasarnya adalah sektor-sektor yang menguasai pasar selama lebih dari 11 bulan,” ujar Senior Invesment Strategist US Bank Asset Management, Tom Hainlin.

 

2 dari 4 halaman

Kinerja Indeks Acuan

Di sisi lain, indeks S&P 500 membukukan penutupan tertinggi sejak Maret 2022 pada Jumat, 1 Desember 2023. Hal itu membawa indeks S&P 500 mencatat kenaikan year-to-date hampir 20 persen. Saham blue-chip di indeks Dow Jones naik lebih dari 9 persen pada 2023. Sedangkan indeks Nasdaq melambung lebih dari 35 persen pada 2023.

Tiga indeks acuan tersebut mencatat kinerja mingguan yang positif selama lima minggu berturut-turut. Wall street menguat sejak Oktober seiring investor semakin bertaruh the Federal Reserve (the Fed) akan mulai menurunkan suku bunga pada 2024.

Investor mempertahankan keyakinan ini pekan lalu bahkan ketika ketua the Federal Reserve Jerome Powell mencoba mengurangi harapan penurunan suku bunga. Ia menuturkan, hal itu terlalu dini untuk antisipasi pelonggaran kebijakan.

Namun, indeks saham terus menguat. Bahkan November sebagai bulan terbaik untuk indeks Dow Jones sejak Oktober 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Pada awal pekan ini, saham-saham kapitalisasi kecil berada di zona hijau. Indeks Russell 2000 naik 0,8 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 1 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Jumat, 1 Desember 2023. Indeks S&P 500 melonjak ke level tertinggi pada Jumat pekan ini sehingga memperpanjang kenaikan November 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melonjak 0,59 persen ke posisi 4.594,63. Indeks Nasdaq bertambah 0,55 persen ke posisi 14.305,03. Indeks Dow Jones melesat 294,61 poin atau 0,82 persen ke posisi 36.245,50.

Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi baru pada Jumat pekan ini dan membawa indeks tersebut naik hampir 9,4 persen. Indeks Dow Jones mencatat rekor tertinggi baru dan menutup bulan terbaiknya dalam lebih dari setahun.

Indeks S&P 500 ditutup ke level tertinggi sejak Maret 2022. Saham yang membawa indeks saham acuan it uke level tertinggi antara lain saham Ulta Beauty dan Boston Properties yang menguat 10,8 persen dan 11,2 persen. Selain itu, saham Paramount melompat 9,8 persen.

Sementara itu, ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menolak ekspektasi pasar mengenai penurunan suku bunga pada masa mendatang. Ia menuturkan, terlalu dini untuk menyimpulkan dengan yakin kebijakan moneter cukup membatasi.

Sementara itu, imbal hasil obligasi susut seiring saham menguat sepanjang hari, bahkan setelah pernyataan Powell yang hati-hati karena pelaku pasar menafsirkannya sebagai sinyal kalau bank sentral setidaknya sudah selesai menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun lebih dari 13 basis poin menjadi 4,213 persen.

 

4 dari 4 halaman

Penggerak Wall Street

“Ada banyak penggerak di sini. Yang pertama adalah inflasi. Yang kedua adalah the Fed sepertinya akan mengambil tindakan, dan yang ketiga adalah pendinginan perekonomian yang mulai terjadi, namun dengan kecepatan yang sangat bertahap,” ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan.

Mahajan menambahkan, pasar tampaknya prediksi penurunan suku bunga, tetapi hal itu baru akan terjadi pada 2024.

Adapun reli besar yang terjadi pada November 2023 sebagian disebabkan oleh pelaku pasar yang mulai percaya bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) telah selesai menaikkan suku bunga dan bank sentral bahkan mungkin mulai memangkasnya pada paruh pertama tahun depan. The Fed selanjutnya memutuskan suku bunga pada 13 Desember 2023.

Di sisi lain pergerakan wall street pada Jumat pekan ini terjadi setelah reli besar-besaran pada November. Kenaikan pada November 2023 mengakhiri penurunan tiga bulan berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 8,9 persen dan 10,7 persen, serta mencatat kinerja bulanan terbaik sejak Juli 2022.