Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Kamis (7/12/2023). Penguatan IHSG ini terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.
Dikutip dari data RTI, IHSG melambung 0,67 persen ke posisi 7.134,62. Indeks saham LQ45 menguat 0,92 persen ke posisi 945,44. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.134,62 dan terendah 7.041. Sebanyak 377 saham melemah sehingga menekan IHSG. 177 saham menguat dan 206 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.410.641 kali dengan volume perdagangan 26,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.525.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 254,77 miliar. Sepanjang 2023, investor menjual saham Rp 14,49 miliar.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham basic menguat 4,06 persen dan sektor saham infrastruktur bertambah 3,08 persen.
Sektor saham yang tertekan antara lain sektor saham energi melemah 0,74 persen, sektor saham basic merosot 0,35 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,38 persen, dan sektor saham siklikal susut 0,52 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan merosot 1,58 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,35 persen, sektor saham properti turun 1,23 persen, sektor saham teknologi terperosok 0,73 persen dan sektor saham transportasi susut 0,63 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis pekan ini, saham GOTO melonjak 3,26 persen ke posisi Rp 95 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 92. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 97 dan terendah Rp 87 per saham. Total frekuensi perdagangan 61.788 kali dengan volume perdagangan 107.412.912 saham. Nilai transaksi Rp 994,2 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham TPIA melonjak 25 persen
- Saham BRPT melonjak 22,14 persen
- Saham GZCO melonjak 17,14 persen
- Saham LAPD melonjak 16,67 persen
- Saham PURI melonjak 16,24 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham ERTX merosot 20,23 persen
- Saham MCAS merosot 19,55 persen
- Saham MDRN merosot 16,67 persen
- Saham MTSM merosot 16,41 persen
- Saham RONY merosot 13,41 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BRPT senilai Rp 2,1 triliun
- Saham GOTO senilai Rp 955,1 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 801,8 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 563 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 554,5 miliar
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BRPT tercatat 144.322 kali
- Saham GTRA tercatat 115.744 kali
- Saham GOTO tercatat 61.637 kali
- Saham PTRO tercatat 35.007 kali
- Saham GZCO tercatat 29.161 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Kamis, 7 Desember 2023. Pergerakan bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street seiring investor menilai data perdagangan dari China dan Australia.
Dikutip dari CNBC, angka perdagangan China pada November mengejutkan harapan dengan ekspor naik 0,5 persen dan impor turun 0,6 persen year on year. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi, penurunan ekspor 1,1 persen YoY dan kenaikan impor 3,3 persen.
Surplus perdagangan China meningkat menjadi USD 68,39 miliar, mengalahkan perkiraan USD 58 miliar.
Di sisi lain, harga minyak sedikit pulih setelah mencapai level terendah sejak Juni. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Januari naik 0,66 persen ke posisi USD 69,82 per barel. Harga minyak Brent untuk Februari bertambah 0,7 persen ke posisi USD 74,88 per barel.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,07 persen ke posisi 7.173,3 setelah Australia mencatat surplus perdagangan pada Oktober menjadi 7,13 miliar dolar Australia. Namun, surplus perdagangan itu di bawah prediksi dari polling Reuters di kisaran 7,5 miliar dolar Australia.
Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 1,76 persen ke posisi 32.858,31 setelah memimpin penguatan di Asia pada perdagangan Rabu, 6 Desember 2023. Indeks Topix susut 1,14 persen ke posisi 2.359,91.
Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,13 persen ke posisi 2.492,07. Indeks Kosdaq merosot 0,77 persen ke posisi 813,2.
Indeks Hang Seng turun 0,66 persen. Sedangkan indeks CSI 300 melemah 0,24 persen ke posisi 3.391,28.
Penutupan Wall Street pada 6 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 6 Desember 2023. Investor menilai data yang menunjukkan penurunan inflasi dan laporan pekerjaan yang semakin dekat.
Dikutip dari CNBC, Kamis (7/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 70,13 poin atau 0,19 persen ke posisi 36.054,43. Indeks S&P 500 tergelincir 0,39 persen ke posisi 4.549,34. Indeks Nasdaq susut 0,58 persen ke posisi 14.146,71. Ini ada hari ketiga penurunan bagi indeks Dow Jones dan S&P 500, yang pertama sejak Oktober untuk kedua indeks saham acuan tersebut.
Tiga indeks acuan di wall street melepaskan kenaikan sebelumnya, dengan indeks Dow Jones naik hampir 170 poin pada sesi tertingginya. Ketiga indeks acuan itu diperdagangkan masing-masing di atas dan bawah garis datar pada sesi yang bergejolak.
Pasar awalnya mendapatkan dorongan pada perdagangan Rabu pagi setelah data ekonomi. Penurunan biaya tenaga kerja merupakan pertanda positif terhadap jalur inflasi, sementara lonjakan produktivitas menandakan potensi perekonomian untuk hindari resesi.
Data penggajian swasta pada November dari ADP memberikan indikasi terbaru pasar tenaga kerja yang telah lama dianggap sebagai titik lemah bagi bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang sedang mengalami pelonggaran.
“Data penggajian ADP menunjukkan kebijakan anti-inflasi the Fed kini benar-benar mulai berlaku,ujar Global Head of Market Strategy TradeStation, David Russell.
Ia menambahkan, angka-angka tersebut menunjukkan soft landing. Akan tetapi, investor mungkin mulai khawatir terhadap resesi jika kebijakan tetap terlalu hawkish.
Namun, laporan tenaga kerja versi Automatic Data Purchasing (ADP) pada Rabu pekan ini hanyalah salah satu dari serangkaian rilis data yang fokus pada tenaga kerja yang dipertimbangkan oleh pelaku pasar selama sepekan ini.
Advertisement