Sukses

Chevron dan Pertamina Geothermal Bentuk Usaha Patungan yang Kembangkan Panas Bumi di Lampung

Perusahaan patungan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan Chevron ini masing-masing 40 persen dan 60 persen. Perusahaan patungan ini akan eksplorasi panas bumi di Lampung.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE berkomitmen bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd (Chevron) untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Way Ratai, Lampung, terus berlanjut. 

Sebagai wujud nyata, kedua pihak membentuk Joint Venture Company (JVC) yang dilanjutkan dengan pengurusan Izin Panas Bumi (IPB) serta perizinan lainnya. Hal ini disampaikan pada acara penandatanganan akta pendirian PT Cahaya Anagata Energy yang dilaksanakan di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.

Acara penandatanganan akta pendirian ini dilakukan oleh perwakilan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. Siddharth Jain dan Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi dan disaksikan oleh Chevron Indonesia Country Manager Wahyu Budiarto serta PTH. Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) Said Reza Pahlevy.

"WKP Way Ratai ini sangat strategis dan salah satu yang terbaik di Indonesia, posisi Way Ratai ini juga memiliki peran penting sebagai Hub di Sumatera sehingga bisa menambah nilai dari panas bumi dengan mengembangkan secondary product khususnya green hydrogen. Kami optimis kerja sama ini menjadi langkah maju yang positif," kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi dalam keterbukaan informasi, dikutip Sabtu (9/12/2023).

Ia melanjutkan, perusahaan patungan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy dalam bahasa sansekerta, Anagata berarti masa depan yang mencerminkan komitmen berkelanjutan kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan.

"Semua ini berfokus dan sejalan dengan agenda pemerintah untuk mencapai net zero emission 2060," ujarnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Komposisi Pemegang Saham

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), Said Reza Pahlevy mengatakan, penandatanganan akta pendirian ini, menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya mencapai solusi energi berkelanjutan.

"Pendirian PT Cahaya Anagata Energy merupakan bukti komitmen kami dalam membina kolaborasi dan kemitraan dalam industri energi baru dan terbarukan. Melalui usaha patungan ini, kami memanfaatkan pemahaman mendalam PGE mengenai lanskap panas bumi dan juga pengalaman luas Chevron di industri ini untuk menjajaki peluang baru untuk diversifikasi dan transisi energi," kata Reza.

Adapun 40 persen saham PT Cahaya Anagata Energy dimiliki oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Sisanya sebanyak 60 persen dikantongi oleh Chevron.

PT Cahaya Anagata Energy akan fokus melakukan eksplorasi panas bumi di WKP Way Ratai, Lampung, yang akan dilakukan hingga 2028.

Sebelumnya PGE dan Chevron yang tergabung dalam satu konsorsium telah diumumkan sebagai pemenang lelang WKP Way Ratai oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Juni silam.

 

3 dari 4 halaman

Jajaki Peluang Panas Bumi di Kotamobagu

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjalin kerja sama dengan Chevron New Energies International (Chevron) dan Mubadala Energy dalam rangka Joint Study Agreement (JSA) untuk eksplorasi potensi panas bumi di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Indonesia. 

Penandatanganan JSA tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dan Country Manager Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (14/11/2023), JSA ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman yang saling melengkapi dari ketiga perusahaan, yaitu Pertamina Geothermal Energy sebagai penghasil dan pemegang kapasitas panas bumi terbesar di Indonesia.

Selain itu, kemampuan Chevron yang luas sebagai perusahaan energi multinasional yang berkomitmen untuk menyediakan energi yang andal dan ramah lingkungan, serta rekam jejak Mubadala Energy dalam menyediakan energi yang andal dan efisien untuk Indonesia dan komitmen untuk berperan aktif dalam transisi energi sebagai perusahaan energi internasional terkemuka.

Perjanjian tersebut memberikan kerangka komprehensif untuk melakukan kajian bersama pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kotamobagu. Perjanjian ini selaras dengan pengumuman Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt (GW) sebelum akhir 2030.

Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat menyediakan sumber energi ramah lingkungan untuk memasok pasar domestik di Indonesia dan berpotensi menjadi pasokan listrik bagi produksi hidrogen atau amonia rendah karbon.

 

4 dari 4 halaman

Dukung Target Transisi Energi

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi pun dengan antusias menyambut kerja sama JSA antara PGE, Chevron, dan Mubadala Energy. "JSA kita kali ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari ketiga pihak dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu," ujar Julfi.

Sementara itu, Country Manager Chevron Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan, ini adalah kolaborasi Chevron yang kelima dengan Pertamina dan sangat antusias dengan bergabungnya Mubadala Energy di WKP Kotamobagu. 

"Kami berharap dapat membawa keahlian teknis dan teknologi baru panas bumi ke dalam kemitraan ini dalam rangka mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk mendukung target transisi energi Indonesia," kata Wahyu.

Di samping itu, Chief Executive Officer Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed menuturkan, rekam jejak perusahaan dalam menyediakan sumber daya energi strategis di Indonesia selama lebih dari satu dekade, pihaknya sangat gembira atas kemitraan dengan Pertamina dan Chevron untuk menjajaki perluasan energi panas bumi, yang merupakan bagian penting dari ambisi pertumbuhan energi ramah lingkungan di Indonesia. 

 

Video Terkini