Sukses

Saham Kapitalisasi Besar Dinilai Masih Menarik bagi Investor

Penguatan IHSG pada 4-8 Desember 2023 didorong sektor saham basic materials atau industri dasar dan infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,4 persen ke posisi 7.160 pada perdagangan 4-8 Desember 2023.

Penguatan IHSG selama sepekan tersebut didorong sektor saham basic materials atau industri dasar dan infrastruktur masing-masing 10,68 persen dan 8,55 persen. Demikian dikutip dari riset PT Ashmore Asset Management Tbk, Sabtu (9/12/2023).

Pada pekan ini, data tenaga kerja Amerika Serikat melemah mencapai level yang terakhir terlihat pada Maret 2021 dengan pekerjaan utama menurun di sektor layanan kesehatan dan bantuan sosial. Data lowongan pekerjaan turun 617 ribu dari bulan sebelumnya menjadi 8,37 juta pada Oktober 2023. Ini level terendah sejak Maret 2021, dan turun di bawah konsensus pasar 9,3 juta.

Di sisi lain, China terus menunjukkan tanda-tanda positif dengan Caixin Services PMI dan neraca perdagangan melebihi dari perkiraan.

China mencatat neraca perdagangan naik menjadi USD 68,39 miliar pada November 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 66,49 miliar. Realisasi neraca dagang ini di atas perkiraan sebesar USD 58 miliar. Hal tersebut didukung pertumbuhan ekspor, sedangkan impor turun.

Selain itu, Australia mencatat pertumbuhan ekonomi pada tingkat kuartalan yang melambat sejak kuartal III 2022. Namun, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 2,1 persen year to date, mengalahkan perkiraan 1,8 persen.

"Baru-baru ini kita melihat reli IHSG yang didorong saham-saham yang kurang likuid akhir-akhir ini mendapatkan lebih banyak popularitas, namun saham-saham kapitalisasi pasar besar tetap ada relatif unvervalue dan tetap menarik bagi investor,” tulis Ashmore.

2 dari 4 halaman

Mempertahankan Tren?

Dengan waktu kurang dari seminggu pertemuan Federal Market Open Committee (FOMC) yang terakhir pada 2023, pasar global tetap bertahan kalau suku bunga akan dipertahankan hingga awal 2024.

"Hal ini disebabkan bulan lalu, tingkat pengangguran lebih tinggi dari yang diperkirakan, ditambah inflasi lebih rendah dari perkiraan. Kami juga melihat survei lowongan kerja baru-baru ini juga menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah,” tulis Ashmore.

Namun, hingga pertemuan FOMC, pasar terus perhatikan tingkat pengangguran dan inflasi inti yang merupakan faktor utama penentunya Keputusan dan prospek suku bunga the Fed ke depan. CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas 98 persen dengan suku bunga tetap dipertahankan, dan kemungkinan 1,25 persen penurunan suku bunga pada akhir 2024.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) alami tren menurun sejak puncaknya pada pertengahan Oktober 2023. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun hampir 5 persen. Investor obligasi perkirakan data pertumbuhan lapangan kerja dan upah yang dirilis pekan ini moderat. Namun, kemungkinan ada pembalikan dalam jangka pendek.

"Imbal hasil obligasi mengikuti tren serupa. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 6,61 persen. Perkiraan tingkat suku bunga pada akhir 2024 di Amerika Serikat sekitar 4,5 persen dan Indonesia sekitar 5,5 persen, menunjukkan jarak tingkat suku bunga ini makin lebar, ini pertanda baik aliran dana mengalir ke Indonesia,” tulis Ashmore.

Di tengah imbal hasil obligasi yang terus menurun, konflik global dan ketidakpastian terus meningkatkan volatilitas, Ashmore menyoroti pentingnya diversifikasi. Pihaknya merekomendasikan ASDN, ADPN untuk saham dan produk ADON dan ADOUN utnuk obligasi.

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 4-8 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan signifikan pada 4-8 Desember 2023. Analis menilai, penguatan IHSG sepekan dipengaruhi pergerakan bursa saham global.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (9/12/2023), IHSG melonjak 1,42 selama sepekan menjadi 7.159,59 dari pekan lalu di posisi 7.059,19. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 3,13 persen menjadi Rp 11.470 triliun dari pekan lalu Rp 11.120 triliun.

Kenaikan juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian saham selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian saham menguat 2,89 persen menjadi Rp 14,12 triliun dari Rp 13,72 triliun pada pekan lalu.

BEI mencatat kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham yang bertambah 41,50 persen menjadi 33,14 miliar selama sepekan dari 23,42 miliar lembar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham naik 12,56 persen menjadi 1.394.975 kali transaksi dari pekan lalu 1.239.339 kali transaksi.

Namun, selama sepekan, investor asing mencatatkan aksi jual saham senilai Rp 1,07 triliun.

4 dari 4 halaman

Pencatatan Saham dan Obligasi

Pada pekan ini, BEI mencatat ada satu pencatatan saham dan obligasi. Pada Rabu, 6 Desember 2023, obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp 1,51 triliun. Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi adalah AA+ (idn) (Double A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 107 emisi dari 58 emiten senilai Rp117,80 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 542 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp462,74 triliun dan USD72,987 juta, diterbitkan oleh 128 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,38 triliun.

Pada Kamis, 7 Desember 2023, PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI. SURI adalah perusahaan tercatat ke-79 yang tercatat di BEI pada 2023. SURI bergerak pada sektor Kesehatan dengan subindustri Penyedia & Distribusi Perlengkapan Kesehatan.