Sukses

Bursa Saham Asia Beragam Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 13 Desember 2023 jelang keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Rabu, (13/12/2023). Investor menilai survei triwulanan Tankan dari Jepang dan menjelang keputusan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, survei Tankan yang disusun setiap triwulan oleh Bank of Japan mengukur kondisi ekonomi di Jepang. Kepercayaan bisnis pada pabrikan besar Jepang meningkat lebih dari yang diharapkan pada kuartal IV dengan indeks naik menjadi 12 dari 10.

Sementara itu, indeks sentimen non-produsen besar naik menjadi 30 dari 27, membaik selama tujuh kuartal berturut-turut. Pembacaan indeks yang positif menunjukkan jumlah responden yang optimistis lebih banyak dari pada responden yang pesimistis.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat tipis, mendorong lebih jauh indeks ke level tertinggi dalam empat bulannya. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik terbatas 0,44 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,14 persen setelah rilis Tankan.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,32 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,57 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 16.408, menunjukkan pembukaan lebih lemah dibandingkan dengan penutupan terakhir di 16.374,5.

Di wall street, tiga indeks acuan menguat selama empat hari berturut-turut karena inflasi Amerika Serikat sesuai perkiraan. Indeks harga konsumen naik 3,1 persen year on year (yoy). Indeks Nasdaq dan Dow Jones menyentuh level intraday tertinggi sejak April dan Januari tahun lalu. Indeks S&P 500 bertambah 0,46 persen. Indeks Dow Jones menguat 0,48 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,70 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 12 Desember 2023. Indeks Hang Seng di Hong Kong memimpin kenaikan di bursa saham Asia Pasifik jelang pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, pertemuan dua hari the Fed dimulai pada Selasa pekan ini. Bank sentral AS akan pertahankan suku bunga di kisaran 5,25 persen-5,5 persen.

Harga produsen di Jepang telah meningkat lebih cepat dari perkiraan, mencatat kenaikan 0,3 persen year on year (YoY) dibandingkan kenaikan 0,1 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei Reuters.

Yen Jepang menunjukkan kekuatan terhadap dolar AS diperdagangkan menguat 0,1 persen ke posisi 146,04 seiring investor akan mengamati dengan cermat dampak keputusan the Fed terhadap dolar AS dan yen.

Pelaku pasar juga akan menilai inflasi AS pada November pada Selasa malam yang diperkirakan 3,1 persen, menurut jajak pendapat Reuters. Inflasi ini lebih rendah 3,2 persen pada Oktober.

Indeks Hang Seng menguat 1,1 persen. Indeks CSI 300 bertambah 0,2 persen ke posisi 3.426,8. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,5 persen ke posisi 7.235,3, dan sentuh level tertinggi sejak 15 September 2023.

Indeks Nikkei 225 bertambah 0,2 persen ke posisi 32.843,7. Indeks Topix ditutup ke posisi 2.353,2. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,4 persen ke posisi 2.535,3. Indeks Kosdaq naik 0,5 persen ke posisi 839,5.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 12 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 12 Desember 2023. Pelaku pasar di wall street analisis data inflasi lainnya untuk mencari kapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,46 persen ke posisi 4.643,70. Indeks Dow Jones bertambah 173,01 poin atau 0,48 persen ke posisi 36.577,94. Indeks Nasdaq melesat 0,70 persen ke posisi 14.533,40.

Tiga indeks acuan menyentuh level tertinggi intraday baru dalam 52 minggu pada perdagangan Selasa pekan ini. Indeks S&P 500 mencapai level intraday tertinggi sejak Januari 2022. Indeks Nasdaq dan Dow Jones yang sarat teknologi masing-masing menyentuh level tertinggi intraday sejak April dan Januari tahun lalu.

Indeks harga konsumen naik 3,1 persen pada November year over year (YoY) dan 0,1 persen month over month (MoM). Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi kenaikan tahunan 3,1 persen. Ekonom prediksi consumer price index (CPI) tetap mendatar MoM. Tidak termasuk pangan dan energi, inflasi meningkat sejalan dengan harapan ekonom.

Laporan ini muncul ketika investor mencoba mengakhiri tahun yang kuat dengan baik. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan dalam enam minggu berturut-turut.

“Angka indeks harga konsumen (November), sangat konsisten dengan ekspektasi dan dengan demikian tidak banyak berubah,” ujar Pendiri dan President of Vital Knowledge, Adam Crisafulli.

 

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Pelaku pasar akan mengalihkan perhatian pada pengumuman kebijakan the Fed yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat. Wall street sebagian besar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga. Namun, pelaku pasar akan meninjau komentar ketua the Fed Jerome Powell untuk mencari sinyal kapan penurunan suku bunga dapat dilakukan.

Saham raksasa teknologi Oracle turun lebih dari 12 persen, sehari setelah rilis pendapatan perusahaan untuk kuartal fiskal kedua meleset dari harapan wall street. Saham Macy’s merosot 8 persen, menyusul penurunan peringkat dari Citi pada Selasa pekan ini.

Di sisi lain, saham energi membatasi kenaikan indeks S&P 500 pada perdagangan Selasa pekan ini. Indeks naik 0,3 persen seiring delapan dari 11 sektor saham menguat. Namun, saham energi tertinggal karena sektor ini diperdagangkan turun 1,3 persen. Saham Occidental Petroleum, Marathon Oil, Devon Energy dan EQT merosot lebih dari 2 persen.

Saham ExxonMobil mencapai level terendah baru dalam 52 minggu seiring harga minyak menekan saham. Saham Exxon diperdagangkan di kisaran USD 97,99. Saham Exxon turun seiring harga minyak mentah telah melemah selama tujuh minggu.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari merosot USD 2,75 atau 3,86 persen ke posisi USD 68,57 per barel. Pelaku pasar khawatir data inflasi AS menunjukkan the Federal Reserve belum siap menurunkan suku bunga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.