Sukses

Investasi di Pasar Modal Indonesia Bakal Semarak saat Tahun Pemilu

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Samsul Hidayat menuturkan, pihaknya melihat investasi di pasar modal akan bergairah seiring dengan penurunan tingkat inflasi maupun suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEi) menilai investasi di pasar modal akan semarak pada 2024. Ini mengingat, tingkat inflasi maupun suku bunga diprediksi menurun.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat menuturkan, pihaknya melihat investasi di pasar modal akan bergairah seiring dengan penurunan tingkat inflasi maupun suku bunga. 

"Jadi secara umum atau secara teoritis bahwa jika Pemerintah ingin menaikkan kegiatan ekonomi, maka penurunan tingkat inflasi dan tingkat suku bunga akan memeriahkan kegiatan investasi dan kemeriahan kegiatan investasi itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara,” kata Samsul di Jakarta, Rabu (13/12/2023). 

Ia melanjutkan, kondisi pasar modal akan dipengaruhi oleh momentum pemilihan umum (pemilu) 2024, tetapi tidak begitu signifikan. Ini mengingat, pada tahun sebelumnya pemilu tidak terlalu signifikan mempengaruhi aktivitas perdagangan saham di pasar modal Indonesia. 

Akan tetapi, biasanya investor menunggu hasil dari pemilu itu sendiri sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di pasar modal. 

"Karena biasanya investor tahun pemilu itu menunggu hasil dari pemilihan umum karena siapa yang akan jadi pemimpin juga akan sedikit banyak berpengaruh terhadap iklim investasi Indonesia,” kata dia. 

Dengan demikian, KSEI pun berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal pada 2024. Salah satunya melalui edukasi, sosialisasi, dan juga pemberian pemahaman-pemahaman kepada semua stakeholder yang harus dilakukan terus menerus.

Di samping itu, ia juga menargetkan agar investor di pasar modal Tanah Air bisa terus tumbuh. "Jadi memang ada di targetkan kita bertumbuhnya nanti 2,5 juta (investor) per tahunnya, jadi yang kerja pasar modal," ujar dia.

 

 

2 dari 5 halaman

KSEI Catat Pertumbuhan Investor Reksa Dana hingga Juni 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan pertumbuhan investor reksa dana 9,40 persen secara year to date. Hingga Juni 2023, single investor identification (SID) reksa dana menyentuh angka 10,5 juta.

Berdasarkan data KSEI, ditulis Jumat (21/7/2023), SID tersebut meningkat dari Mei 2023, pada periode tersebut SID reksa dana mencapai 10,34 juta.

Meski demikian, nilai asset under management (AUM) reksa dana hingga Juni 2023 turun sebesar 0,79 secara year to date atau menyentuh angka Rp 797,66 triliun. Pada periode Mei 2023, AUM reksa dana mencapai Rp 798,98 triliun.

Namun, nilai AUM hingga Juni 2023 tersebut terhitung mengalami pertumbuhan 0,04 persen dibandingkan pada 2022 sebesar Rp 797,31 miliar.

Jika melihat produk investasi, Discretionary Fund atau kontrak pengelolaan dana (KPD) menjadi penyumbang nilai terbesar, yakni Rp 245,34 triliun hingga Akhir Juni 2023.

Selain itu, reksa dana fixed income atau pendapatan tetap berada di posisi kedua dengan nilai Rp 151,94 triliun. Lalu, di posisi ketiga terdapat reksa dana terproteksi (capital protected fund) dengan total dana kelolaan Rp 105,32 triliun.

Keempat ada reksa dana saham dengan total dana kelolaan sebesar Rp 102,75 triliun. Selanjutnya, reksa dana pasar uang dengan total dana kelolaan Rp 77,17 triliun.

Komposisi kepemilikan investor institusi menyentuh 68,76 persen dari total nilai AUM. Sementara itu, investor individu menyentuh 31,24 persen dari total nilai AUM.

Nilai AUM reksa dana yang dikelola institusi asuransi mencapai Rp 176,98 triliun hingga Juni 2023, sedangkan institusi keuangan mengelola AUM reksa dana sebesar Rp 95,81 triliun pada Juni 2023 atau turun dari Rp 96,06 triliun pada Mei 2023. Lalu, nilai AUM reksa dana yang dikelola korporasi mencapai Rp 49,19 triliun.

 

3 dari 5 halaman

KSEI Angkat Jajaran Direksi Baru Periode 2023-2027

Sebelumnya diberitakan, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada hari ini, Kamis 25 Mei 2023.

Salah satu mata acara yang diusung dalam rapat yakni pengangkatan susunan Direksi KSEI sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan Direksi periode 2019-2023.

Para pemegang saham KSEI mengangkat jajaran Direksi KSEI periode 2023–2027, yang terdiri dari Samsul Hidayat selaku Direktur Utama.

Jajaran Direksi KSEI periode baru tersebut menggantikan Uriep Budhi Prasetyo yang sebelumnya menjabat Direktur Utama, serta Syafruddin dan Supranoto Prajogo selaku Direktur yang telah habis masa jabatannya.

“Jajaran Direksi KSEI periode 2023 – 2027 berkomitmen untuk menyelesaikan program strategis, khususnya yang merupakan proyek multiyears. Saat ini, KSEI memiliki 26 program strategis yang direncanakan akan dirampungkan secara bertahap," kata Samsul dalam keterangan resmi, Kamis (25/5/2023).

Kemudian Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan diisi oleh Eqy Essiqy. Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi dijabat Dharma Setyadi, serta Direktur Keuangan dan Administrasi oleh Imelda Sebayang.

Samsul Hidayat sebelumnya telah berkecimpung di dunia pasar modal Indonesia dan pernah menjabat sebagai Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa periode 2012-2015, serta Direktur Penilaian Perusahaan periode 2015-2018 PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Samsul juga memiliki pengalaman sejak tahun 1992 di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Departemen Keuangan, Republik Indonesia.

Samsul menambahkan, Jajaran Direksi KSEI periode 2023–2027 memiliki tema program strategis berupa pendalaman dan perluasan layanan KSEI pada era digital dengan penguatan infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi untuk mewujudkan KSEI sebagai information hub dan financial hub.

 

4 dari 5 halaman

Strategi KSEI

Beberapa rencana strategis KSEI antara lain meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) agar dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun. Serta pengembangan EASY agar dapat digunakan untuk RUPS Pemegang Unit Penyertaan dan Pemegang Obligasi.

Didapuk sebagai Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan, Eqy Essiqy sebelumnya berkarir di Divisi Pengawasan Transaksi BEI sejak tahun 1997, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Kepatuhan Anggota Bursa sejak tahun 2018.

Sementara itu, Dharma Setyadi yang diangkat sebagai Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Penyelesaian Transaksi dan Administrasi Layanan KSEI.

Dharma telah berkecimpung sejak tahun 1995, ketika KSEI masih bernama PT Kliring Depositori Efek Indonesia (KDEI), dengan berbagai pengalaman pada Divisi Teknologi Informasi, Divisi Jasa Kustodian Sentral, Divisi Penyedia Infrastruktur Investasi.

 

 

5 dari 5 halaman

Sosok Direksi Lain

Direktur Keuangan dan Administrasi periode 2023-2027, Imelda Sebayang sebelumnya berkecimpung di Citibank Indonesia sejak 2013, dengan jabatan terakhir sebagai Country Head of Securities Services (Custodian Bank).

Selain Citibank Indonesia, Imelda juga pernah bekerja di ABN Amro Bank N.V dan Standard Chartered Bank. Imelda juga pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) dan Dewan Presidium Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRD) pada tahun 2021.

Dengan latar belakang pekerjaan dan karir di berbagai bidang pasar modal, Direksi KSEI periode 2023 – 2027 diharapkan dapat membawa KSEI dalam memberikan kontribusi yang baik bagi pasar modal Indonesia.

Para Direksi terpilih terus berkomitmen melanjutkan pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia dengan memprioritaskan arah pengembangan dalam peningkatan kapabilitas sumber daya perusahaan melalui lima langkah taktis.

Kelimanya yaitu; akselerasi pendalaman pasar melalui variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien, akselerasi program keuangan berkelanjutan, penguatan peran pelaku industri sejalan dengan best practice dan market conduct, peningkatan upaya dalam rangka perlindungan investor, dan penguatan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan.