Sukses

Surya Semesta Internusa Buka Suara Soal Rencana IPO Travelio

Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk, The Jok Tung memberi sinyal adanya rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Horizon Internusa Persada atau Travelio.com.

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dikabarkan bakal mengantarkan salah satu anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tak mengelak, Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk, The Jok Tung memberi sinyal adanya rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Horizon Internusa Persada atau Travelio.com.

Meski begitu, Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk The Jok Tung masih enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai aksi tersebut.

"Soal IPO Travelio, yang pasti tidak akan dalam waktu dekat," kata Jok Tung dalam paparan publik  PT Surya Semesta Internusa Tbk, Jumat (15/12/2023).

Travelio.com merupakan platform penyewaan properti online di Indonesia. Travelio menawarkan beberapa tipe properti mulai dari unit apartemen, rumah tapak, dan villa dengan opsi sewa jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Melalui Travelio Property Management (TPM), Travelio mengelola unit apartemen dan rumah tapak terstandarisasi milik perorangan maupun pengembang properti.

Hingga 30 September 2023, Travelio mencatatkan GMV (Gross Merchandise Value) sebesar 403,75 miliar atau tumbuh 25 persen yoy. Sementara hingga akhir tahun, Travelio ditargetkan meraih GMV Rp 692,31 miliar.

Pada periode yang sama, Travelio telah memiliki inventori berupa 13.913 apartemen dan 3.541 rumah (house) dari target sampai akhir tahun sebanyak 17 ribu apartemen dan 5.900 houses. Inventori unit yang dikelola oleh Travelio telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Sidoarjo, Surabaya, dan Makassar.

 

 

2 dari 4 halaman

27 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Catat Aset Menengah

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun hingga 8 Desember 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) 79 emiten itu mencapai Rp 54,14 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023). 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 3 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 1 Perusahaan dari sektor financials
  • 0 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 5  Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 3 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic 
  •  
3 dari 4 halaman

OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif. 

"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023). 

Di samping itu, ia menuturkan,  Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.

"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia. 

 

 

4 dari 4 halaman

Pipeline Penawaran Umum

Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023. 

Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.

Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.

"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.

 

 

Video Terkini