Sukses

Melihat Perencanaan Keuangan dari Gen Z

Perencanaan keuangan dari Gen Z ditentukan oleh masa muda mereka dan situasi saat ini. Fokus keuangan mereka ditujukan pada gaya hidup, hobi, dan rekreasi.

Liputan6.com, Jakarta - Prioritas keuangan dari milenial dan Gen Z menunjukkan gambaran menarik tentang tahap kehidupan, sikap, dan aspirasi mereka. Bagi generasi milenial, perencanaan keuangan mereka berpusat pada tanggung jawab untuk kebutuhan keluarga dan persiapan keuangan jangka panjang. 

Fokus utama generasi milenial ini adalah memastikan stabilitas dan kenyamanan keluarga, termasuk menjamin kesejahteraan dan masa depan yang cerah bagi anak-anak mereka.  

Sebaliknya, perencanaan keuangan dari Gen Z ditentukan oleh masa muda mereka dan situasi saat ini. Fokus keuangan mereka ditujukan pada gaya hidup, hobi, dan rekreasi. Hal ini mencerminkan keinginan Gen Z untuk bersenang-senang dan mencoba pengalaman baru. 

Meski demikian, studi menunjukkan baik milenial maupun Gen Z setuju menabung (78%) dan berinvestasi jangka panjang (58%) merupakan tujuan keuangan yang dianggap paling penting, disusul oleh tabungan pensiun (45%), tabungan untuk membeli rumah (45%), memulai bisnis (40%), membeli mobil baru (26%), liburan ke luar negeri (21%), dan tabungan pendidikan anak (21%). 

Adapun lima prioritas tujuan keuangan dari milenial dan Gen Z meliputi dana darurat, investasi, dana pensiun, membayar utang, dan menabung untuk membeli barang tertentu.

Di era teknologi saat ini, milenial dan Gen Z juga menunjukkan literasi pengelolaan keuangan yang lebih baik. Mengacu pada riset Populix, sebanyak 60% responden mengatakan mereka membuat anggaran keuangan, 54% mengatakan melacak pengeluaran mereka secara teratur, 38% menggunakan aplikasi keuangan untuk mengelola pengeluaran mereka, serta berbagai upaya investasi dalam berbagai instrumen yang lebih banyak ditunjukkan oleh responden laki-laki.

2 dari 4 halaman

Mengelola Keuangan

Menariknya, sebagai salah satu upaya dalam mengelola keuangan, laki-laki lebih menunjukkan keterbukaan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan dibandingkan perempuan.

Studi menunjukkan hampir setengah dari responden perempuan menunjukkan keraguan dalam berkonsultasi yang didorong oleh rasa tidak percaya dengan saran yang diberikan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk berkonsultasi.

Sementara itu, dalam hal investasi, milenial dan Gen Z sama-sama menganggapnya sebagai jaminan terhadap keamanan finansial di masa depan. Namun, terdapat perbedaan tujuan berinvestasi antara milenial dan Gen Z. 

Secara umum, milenial lebih memahami tentang potensi dan strategi keuangan melalui investasi. Mereka mengutamakan untuk memperoleh keuntungan tinggi dengan risiko sekecil mungkin dari investasi yang dijalankan. 

Sedangkan Gen Z, meskipun menunjukkan ketertarikan tinggi dalam hal investasi untuk masa depan, perilaku investasi mereka masih terhambat oleh keterbatasan anggaran dan pengetahuan tentang opsi investasi yang beragam. 

"Senada dengan riset Populix, di Pluang kita juga melihat bagaimana akselerasi digital yang dibawa oleh pandemi Covid-19 dua tahun lalu mendorong peningkatan pemahaman milenial dan Gen Z terkait investasi untuk masa depan. Namun, edukasi ini pun tidak berhenti di sini,” kata Chief Commercial Officer Pluang Riadi Esadiputra dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (16/12/2023). 

 

3 dari 4 halaman

Memilih Investasi

Hingga saat ini, Pluang secara aktif memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang berbagai instrumen investasi beserta profil risiko yang dimiliki oleh masing-masing instrumen. Dengan demikian, mereka bisa membuat perencanaan investasi yang matang untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. 

"Menyambut tahun 2024, kita akan terus melihat bagaimana teknologi semakin memengaruhi lanskap finansial dan ekonomi digital di Indonesia. Sebagai generasi paling aktif dan melek digital, milenial dan Gen Z akan berada di poros ekosistem ekonomi digital yang mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru,” kata Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu.

Tahun depan diprediksikan akan semakin banyak konsumen yang mencari investasi jangka panjang, semakin banyak peningkatan integrasi teknologi ke layanan keuangan, dan pergerakan positif dalam hal inklusi keuangan. 

"Hal ini tentu membawa peluang dan tantangan bagi pelaku bisnis, institusi keuangan, dan pemerintah, sehingga riset dan data menjadi semakin penting untuk mengambil keputusan yang tepat,” imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Investasi di Pasar Modal Indonesia Bakal Semarak saat Tahun Pemilu

Sebelumnya diberitakan, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEi) menilai investasi di pasar modal akan semarak pada 2024. Ini mengingat, tingkat inflasi maupun suku bunga diprediksi menurun.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat menuturkan, pihaknya melihat investasi di pasar modal akan bergairah seiring dengan penurunan tingkat inflasi maupun suku bunga. 

"Jadi secara umum atau secara teoritis bahwa jika Pemerintah ingin menaikkan kegiatan ekonomi, maka penurunan tingkat inflasi dan tingkat suku bunga akan memeriahkan kegiatan investasi dan kemeriahan kegiatan investasi itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara,” kata Samsul di Jakarta, Rabu (13/12/2023). 

Ia melanjutkan, kondisi pasar modal akan dipengaruhi oleh momentum pemilihan umum (pemilu) 2024, tetapi tidak begitu signifikan. Ini mengingat, pada tahun sebelumnya pemilu tidak terlalu signifikan mempengaruhi aktivitas perdagangan saham di pasar modal Indonesia. 

Akan tetapi, biasanya investor menunggu hasil dari pemilu itu sendiri sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di pasar modal. 

"Karena biasanya investor tahun pemilu itu menunggu hasil dari pemilihan umum karena siapa yang akan jadi pemimpin juga akan sedikit banyak berpengaruh terhadap iklim investasi Indonesia,” kata dia. 

Dengan demikian, KSEI pun berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal pada 2024. Salah satunya melalui edukasi, sosialisasi, dan juga pemberian pemahaman-pemahaman kepada semua stakeholder yang harus dilakukan terus menerus.

Di samping itu, ia juga menargetkan agar investor di pasar modal Tanah Air bisa terus tumbuh. "Jadi memang ada di targetkan kita bertumbuhnya nanti 2,5 juta (investor) per tahunnya, jadi yang kerja pasar modal," ujar dia.