Sukses

Resmi Masuk Indeks FTSE, Bagaimana Gerak Saham Tripar Multivision Plus?

Manajemen PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) menuturkan, film horror bertajuk Di Ambang Kematian yang tembus lebih dari 3,3 juta penonton akan dapat berdampak terhadap kinerja keuangan Perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) resmi masuk ke dalam The Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Equity Index kategori kapitalisasi mikro.

FTSE adalah salah satu dari indeks global terbesar di dunia yang sudah lebih dari 30 tahun menjadi tolak ukur yang inovatif serta analisa dan solusi data bagi para investor di seluruh dunia.

Saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam indeks FTSE memiliki fundamental dan likuiditas yang baik, sehingga bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor untuk menempatkan aset mereka di dalam emiten yang masuk ke dalam indeks tersebut.

Sebagai catatan, perubahan tinjauan kuartalan indeks ini berlaku efektif pada hari ini, Senin 18 Desember 2023. Untuk diketahui, Tripar Multivision Plusmembukukan laba bersih senilai Rp 51 miliar pada akhir kuartal III 2023. Dengan rilisnya film horor bertajuk Di Ambang Kematian yang sudah tembus lebih dari 3,3 juta penonton, perseroan optimistis untuk tahun buku 2023 perseroan akan meraih laba bersih sebesar Rp 100 miliar.

"Dengan adanya perkembangan teknologi, penjualan film tidak hanya melalui penayangan di bioskop saja, tetapi juga melalui platform digital, sehingga hak cipta dapat dimonetisasi melalui platform OTT ketika film sudah tidak ditayangkan di bioskop. Ini terlihat dari pemasukan digital menyumbang penerimaan yang signifikan sekitar 15 persen dari total pemasukan hingga kuartal III 2023," ungkap Sekretaris PT Tripar Multivision Plus, Sugiri dalam keterbukaan informasi Bursa, Senin (18/12/2023).

Saham RAAM

Melihat dari prospek Perseroan yang tumbuh positif ke depannya, serta industri perfilman yang telah menjadi salah satu sektor hiburan paling menarik dan dinamis, tak heran jika FTSE memilih RAAM untuk masuk ke dalam portfolionya.

Menyusul efektifnya perubahan tinjauan indeks FTSE, saham RAAM terpantau positif. Saat berita ini ditulis, saham RAAM naik 6,56 persen ke posisi 650 pada sesi II.

Merujuk data RTI, saham RAAM dibuka pada posisi 615 dan bergerak pada rentang 595-665. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 970 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 6,43 juta lembar saham senilai Rp 4,07 miliar. Dalam sepekan, harga saham RAAM telah naik 10,08 persen.

2 dari 5 halaman

Tripar Multivision Plus Akuisisi 30 Persen Saham B-Universe

Sebelumnya diberitakan, emiten rumah produksi milik Raam Punjabi, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) akuisisi saham B-Universe sebesar 30 persen. B-Universe merupakan suatu perusahaan yang menyelenggarakan aktivitas penyiaran jaringan televisi swasta digital yang dikenal dengan nama BTV, serta mengelola lini usaha media.

Dalam rangka mewujudkan kolaborasi strategis tersebut, sesuai dengan MoU yang telah ditandatangani ole MVP dan B-Universe, MVP akan mengakuisisi 30 persen saham B-Universe.

"Pelaksanaan akuisisi 30 persen saham B-Universe oleh MVP tunduk pada hasil legal due diligence (LDD), financial due diligence (FDD), penandatanganan perjanjian terkait akuisisi tersebut serta pemenuhan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang terkait dengan transaksi akuisisi tersebut,” kata Direktur Tripar Multivision Plus Vikas Chand Sharma dalam keterbukaan informasi, Jumat (22/9/2023).

Setelah tercapai realisasi transaksi akuisisi tersebut, Tripar Multivision Plus akan menyampaikan pemberitahuan, laporan dan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebelumnya, emiten rumah produksi milik Raam Punjabi, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) menjalin kerja sama dengan PT Bersatu Universe Digital Indonesia (B-Universe) sebagai bentuk integrasi bisnis.

Adapun kerja sama ini diresmikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara MVP dan B-Universe, pada 20 September 2023 di Multivision Tower, Kuningan Jakarta Selatan. 

Melalui partnership ini, MVP menjadi mitra eksklusif dan memiliki privilege sebagai broadcaster berbagai konten- konten kreatif film, sinetron, mini series, FTV dan sitcom milik MVP untuk ditayangkan secara luas di jaringan BTV. 

"Hal ini akan meningkatkan performa distribusi konten-konten kreatif MVP dan diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan Gross Profit MVP YoY sebesar 30 persen,” kata Founder MVP Raam Punjabi, Rabu, 20 September 2023.

 

3 dari 5 halaman

Investasi MVP

Melalui kesepakatan kolaborasi strategis ini, MVP akan turut serta berinvestasi ke dalam B-Universe. MVP memasuki era baru sebagai Free-to-Air Broadcaster. 

Harapannya, BTV akan menjadi broadcaster utama yang dekat di hati dan menjadi pilihan masyarakat. MVP juga sedang mempersiapkan produksi sinetron-sinetron baru dan konten menarik lainnya yang secara eksklusif akan tayang di BTV yang tidak hanya menghibur namun dapat memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia di seluruh Nusantara.

“Visi MVP adalah menjadi perusahaan hiburan terintegrasi terbesar di Indonesia dan berinovasi dengan kreativitas pada level tertinggi, menyajikan hiburan yang dipersembahkan oleh tim kreatif yang berpengalaman di industri ini dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” kata dia.

Selain memproduksi film, sinetron dan web series, melalui anak usahanya, PT Platinum Sinema dengan brand Platinum Cineplex, MVP telah mendirikan 11 lokasi bioskop di Indonesia, yaitu di kota Solo, Magelang, Sidoarjo, Bitung, Baturaja, Palopo, Lahat, Ambon, Kolaka, Majenang dan Kebumen yang secara rutin memutar film-film Indonesia, Hollywood, Bollywood dan Asia. 

Ke depan, MVP berencana untuk memperluas pengembangan bisnis bioskop ini dengan membuka cabang Platinum Cineplex di kota- kota lain di Indonesia.

MVP juga telah berkontribusi dalam ekosistem perfilman di Indonesia dengan melakukan aksi korporasi dan secara resmi mencatatkan saham perdananya untuk publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 8 Mei 2023 yang lalu dengan kode saham RAAM.

 

4 dari 5 halaman

Tripar Multivision Plus Optimistis Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Sesuai Target 2023

Sebelumnya, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) atau Multivision Plus meyakini akan mencapai pertumbuhan pendapatan dan laba sesuai dengan target pada 2023.

Sebagaimana diketahui, Tripar Multivision Plus membidik pertumbuhan laba dan pendapatan sekitar 25-30 persen pada tahun ini.

"Kami optimistis target tersebut tercapai,” kata Direktur Utama Tripar Multivision Plus Whora Anita Raaghunath saat ditemui di Jakarta, dikutip Kamis (21/9/2023).

Dalam rangka mencapai target tersebut, Perseroan pun menjalin kerja sama dengan broadcaster, yakni PT Bersatu Universe Digital Indonesia (B-Universe) sebagai bentuk integrasi bisnis.

Adapun kerja sama ini diresmikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara MVP dan B-Universe, pada 20 September 2023 di Multivision Tower, Kuningan Jakarta Selatan. 

Melalui partnership ini, MVP menjadi mitra eksklusif dan memiliki privilege sebagai broadcaster berbagai konten- konten kreatif film, sinetron, mini series, FTV dan sitcom milik MVP untuk ditayangkan secara luas di jaringan BTV. 

“Hal ini akan meningkatkan performa distribusi konten-konten kreatif MVP dan diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan Gross Profit MVP YoY sebesar 30 persen,” kata Founder MVP Raam Punjabi.

Anita menegaskan, kerja sama dengan B-Universe ini menjadi salah satu langkah mencapai pertumbuhan kinerja keuangan. 

"Namun ke depan, saat kami mulai dengan konten segar, berapa jam dalam satu hari, kami akan produksi untuk isi program-programnya di situ. Dengan demikian produksi sinetron, FTV, dan film juga untuk stasiun TV akan loncat berapa persen,” kata  Anita.

 

5 dari 5 halaman

Menambah Layar Bioskop

Meski begitu, RAAM juga terbuka untuk melakukan kerja sama dengan stasiun televisi lainnya. Sementara itu, untuk lini bisnis bioskop, Multivision Plus bakal menambah 20 layar bioskop per tahun di kota tier dua dan tiga. Sebab, jumlah bioskop di wilayah tersebut terbilang masih minim. 

Adapun belanja modal (capital expenditure/capex) yang dibutuhkan untuk tiap bioskop berbeda, akan tetapi biaya yang dibutuhkan  di kisaran Rp 10 miliar per bioskop.

Di samping itu, ia juga menilai industri bioskop hingga akhir tahun ini masih memiliki prospek positif. Ini mengingat, masyarakat sudah mulai kembali ke bioskop sehingga jumlah penonton mulai meningkat. 

“Tahun ini luar biasa beberapa film penontonnya lebih dari 1 juta penonton. Masyarakat sudah balik ke bioskop sudah recovery banget, kalau tahun lalu pelan-pelan,” ujar dia. 

Ke depannya, ia melihat penonton akan semakin banyak seiring pemulihan usai pandemi Covid-19. 

 

 `

Video Terkini