Sukses

Summarecon Agung Dirikan 2 Perusahaan Patungan

Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan apartemen, perumahan, rumah/toko, dan atau bentuk lainnya yang akan disepakati di kemudian hari.

Liputan6.com, Jakarta PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melalui dua anak perusahaan terkendali, yakni PT Summarecon Investment Property (SMIP) dan PT Summarecon Property Development (SMPD) sepakat untuk mendirikan dua perusahaan patungan berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum negara Republik Indonesia bersama dengan PT Setiawan Dwi Tunggal (SDT).

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/12/2023), SMPD dan SDT telah mendirikan PT Surya Selatan Cemerlang (SSCM).

Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan apartemen, perumahan, rumah/toko, dan atau bentuk lainnya yang akan disepakati di kemudian hari.

SMIP dan SDT telah mendirikan PT Mahakarya Selatan Cemerlang. Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan pusat perbelanjaan (mall).

"Kejadian, informasi dan fakta material tersebut tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi.

Merujuk data RTI, saham SMRA stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen pada perdagangan Senin, 18 Desember kemarin.

Saham SMRA parkir di posisi 560. Dalam sepekan, harga saham SMRA naik 1,82 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham SMRA susut 1,75 persen.

2 dari 3 halaman

Summarecon Agung Tawarkan Obligasi Rp 900 Miliar

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar. Lantas, bagaimana prospek saham SMRA?

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi itu bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV Summarecon Agung sebesar Rp 3 triliun. Obligasi yang ditawarkan ini terdiri dari dua seri yakni seri A dan B.

Seri A, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 468 miliar dengan bunga obligasi 7,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi tiga tahun. Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 432 miliar dengan bunga obligasi 8 persen. Jangka waktu obligasi lima tahun. Pembayaran dua obligasi tersebut dilakukan secara penuh sebesar 100 persen pada saat tanggal jatuh tempo.

Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 13 Januari 2023, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing seri obligasi pada 13 Oktober 2026 untuk obligasi seri A dan obligasi seri B pada 13 Oktober 2028.

PT Summarecon Agung Tbk akan memakai dana penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti sebesar 85 persen. Kemudian sekitar 15 persen untuk modal kerja perseroan dan atau perusahaan anak yang akan digunakan untuk kegiatan operasional.

Penyaluran dana kepada perusahaan anak akan diberikan oleh perseroan dalam bentuk pinjaman dengan persyaratan dan kondisi yang berlaku umum pada saat pinjaman diberikan dan atau melalui penyertaan modal.

 

3 dari 3 halaman

Aksi Korporasi Perseroan Dinilai Positif

Adapun obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak dan barang tidak bergerak, baik yang telah ada dan yang akan ada di kemudian hari.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, aksi penerbitan obligasi tersebut seharusnya dipandang inventor positif, apalagi terkait rencana Perseroan yang akan menggunakan dananya untuk ekspansi dan modal kerja. 

"Dampaknya ke depan tentu akan mempengaruhi profitabilitas dalam jangka panjang. Sampai saat ini perseroan masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi top line maupun bottom line,” ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (30/9/2023.

Dia bilang, kinerja hingga tahun depan juga diproyeksikan masih akan tumbuh. Ini mengingat, saham SMRA dibayangi sentimen positif.

“Sentimen positif yang akan mendukung adalah terkait efek pemilu 2024, sementara level suku bunga tinggi yang akan jadi pemberat,” kata dia.