Liputan6.com, Jakarta Investor asing terpantau banyak melakukan aksi jual sepanjang tahun ini. Melansir data RTI per 19 Desember 2023, investor asing tercatat melakukan net sell Rp 10,17 triliun secara year to date (ytd).
Kendati demikian, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, kecenderungan asing datang dan pergi dari pasar Indonesia utamanya disulut sentimen geo politik. Secara umum, dia menilai pasar Indonesia masih menarik di antara bursa negara emerging lainnya.
Baca Juga
“Asing banyak yang masih masuk ke saham BUMN. Kalau saya lihat trennya ke depan asing masih akan tetap masuk ke market kita, dan saya yakin itu akan lebih aktif lagi,” ujar Oki dalam Media Gathering, Selasa (19/12/2023).
Advertisement
Oki menambahkan, salah satu pendorong masuknya asing ke bursa Indonesia adalah sinyal penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed tahun depan. Adanya kepastian soal suku bunga diharapkan dapat menggenjot valuasi pasar saham Indonesia.
“Price to earning (PE) kita general masih rendah IHSG saat ini berada di level 13-13,5 kali. Masih lebih rendah dibanding normalnya, itu 15 kali. Once Federal Reserve menurunkan suku bunga, itu chance nya lebih besar. Beli sekarang untuk gain tahun depan itu bisa jadi harapan semua investor,” imbuh Oki.
Selain itu, hal lain yang bisa mendorong minat investor asing adalah kemungkinan emiten baru yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan kapitalisasi besar pada 2024.
Adapun sejumlah saham yang paling banyak dilepas investor asing antara lain, Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan United Tractors Tbk (UNTR) masing-masing senilai Rp 1,3 triliun.
Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 1,2 triliun, serta Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) Rp 1,1 triliun, dan Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) masing-masing Rp 1 triliun.