Liputan6.com, Jakarta PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE), salah satu distributor bahan baku khusus atau specialty chemical berkomitmen untuk terus mencatatkan kinerja positif pada masa mendatang. Ini mengingat, Perseroan ingin membagikan dividen kepada publik.Â
Alhasil, Sinergi Multi Lestarindo membidik pertumbuhan pendapatan dan laba di atas 30% usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).Â
Direktur Utama Sinergi Multi Lestarindo Siu Min menuturkan, pihaknya sedang berfokus untuk mencatatkan kinerja yang baik pada tahun depan agar bisa memberikan dividen bagi pemegang saham.Â
Advertisement
"Kita lagi fokus untuk kejar kita punya performance supaya bisa kasih dividen ke masyarakat," kata Siu Min di sela Public Expose SMLE, Selasa (19/12/2023).Â
Setelah IPO, mulai tahun buku 2024 dan seterusnya, manajemen perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30 persen atas laba bersih tahun berjalan perseroan.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan di masa mendatang.
Dia bilang, dengan melantainya Perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperkirakan pada awal Januari 2024 mendatang, calon emiten dengan kode saham SMLE diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya untuk berekspansi.Â
Selain itu, hal tersebut juga dapat mendorong Perseroan untuk menambah jumlah kemitraan strategis guna meningkatkan positioning dan market share, serta menjaga prospek pertumbuhan jangka panjang.
Â
Posisi Terbaik
Siu Min mengungkapkan, saat ini Perseroan dalam posisi terbaik. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan Perseroan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir dan kekuatan inovasi produk yang sangat baik dan diakui oleh para pelanggan Perseroan.
Sebagaimana diketahui, Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata lebih dari 30% setiap tahunnya dalam dua tahun terakhir. Untuk periode Juni 2023, Perseroan bahkan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 49,35% menjadi Rp 92,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 61,8 miliar pada Juni 2022.
Di samping itu, ia menjelaskan, IPO ini tadinya akan digelar lebih awal. Akan tetapi, situasi pandemi Covid-19 membuat perusahaan menunda IPO menjadi mundur pada tahun depan atau 2024.Â
"Sebenarnya kita udah ekspektasi tuh ya 2020 atau 2021 kami IPO. Tetapi 2020 kena Covid-19, jadi kami sudah mempersiapkan dari mulai corporate GCG nya yang baik terus kami juga mulai memperbaiki kami punya manajemen mutu dan lain-lain gitu, tetapi karena Covid akhirnya kami stop," tandasnya.Â
Â
Â
Advertisement