Sukses

Realisasi Belanja Modal PT PP Terserap 41% Jelang Akhir 2023, Begini Penjelasan Manajemen

PT PP Tbk (PTPP) baru merealisasikan belanja modal 41 persen hingga kini. Sedangkan pada 2024, Perseroan merencanakan belanja modal Rp 1,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 611 miliar. Direktur Strategi Korporasi dan HCM PT PP Tbk, Sinur Linda Gustina menjelaskan, raihan itu setara 41 persen dari total belanja modal tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp 3,4 triliun.

"Memang ada penundaan itu di Semarang-Demak dan juga di PP Presisi, kita lagi berproses memungkin Desember ini akan prosit portofolio di konstruksinya. Di situ ada capex untuk pembelian alat yang mendukung kinerja di howling-nya mining service," ujar Linda.

Adapun untuk tahun depan, perseroan merencanakan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 1,5 triliun pada 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTPP Agus Purbianto mengatakan pendanaan belanja modal perseroan tahun depan masih dalam tahap penyusunan. Namun, salah satu alternatif yang akan ditempuh adalah penerbitan obligasi.

"Pendanaan untuk tahun 2024, kami sedang susun Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang akan kita eksekusi kira-kira di April-Mei dengan size Rp 1,5 triliun. Sebagian untuk working capital dan refinancing," kata Agus dalam pemberitaan sebelumnya.

Belanja modal itu kemungkinan besar tidak akan digunakan untuk investasi proyek baru. Melainkan perseroan akan melanjutkan proyek yang sudah berlangsung dan untuk memolesnya untuk keperluan divestasi.

Divestasi sendiri menjadi jurus andalan perseroan untuk memangkas utang. Aksi tersebut diharapkan bisa menekan utang berbunga PTPP hingga 25 persen pada 1-2 tahun mendatang. Merujuk laporan keuangan perseroan per September 2023, total liabilitas tercatat sebanyak Rp 44,22 triliun atau naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 42,79 triliun.

 

2 dari 5 halaman

Rencana Merger dengan Wijaya Karya

Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk (PTPP), Novel Arsyad buka suara mengenai wacana penggabungan usaha atau merger antara perseroan dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Novel menjelaskan, pembahasan mengenai rencana tersebut masih bergulir di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PIhaknya juga belum mengantongi arahan lebih lanjut mengenai rencana aksi tersebut.

"Soal merger ini sepenuhnya masih ada di Kementerian BUMN. Kita akan menunggu arahan dari Kementerian BUMN," ujar Novel dalam paparan publik yang diselenggarakan secara daring, Rabu (20/12/2023).

Rencana ini digagas oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sehubungan dengan sejumlah masalah keuangan pada sejumlah emiten BUMN karya. Erick menyebut beberapa nama BUMN Karya, seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, hingga PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

"Rencana tadi, contohnya HK akan bersinergi dengan Waskita. PP akan bersinergi dengan WIKA. Nah, itu belum merger, tetapi istilahnya bisa menjadi anak usaha sehingga memperkuat cashflow," ungkap Erick dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.

Penyusunan roadmap konsolidasi BUMN Karya sejak awal sudah dilakukan bersama Boston Consulting Group. Menurut dia, ada tiga konteks yang telah Kementerian BUMN pelajari bersama pihak konsultan.

"Nomor satu, ketika pembiayaan jangka pendek harus biayai proyek jangka panjang, itu kan yang akhirnya tidak ketemu. Yang kedua, kita juga memfokuskan para karya ini harus dengan expertise-nya, jangan palugada. Artinya apa, gara-gara rebutan proyek mereka membanting harga untuk mendapatkan proyek, padahal cashflow-nya tidak ketemu," bebernya.

"Ketiga, yang lebih parah Karya-Karya ini juga melebarkan bisnisnya kepada hal-hal yang bukan justru ekspert-nya seperti properti. Nah, itu lah yang kita konsolidasi dan kita perbaiki," pungkas Erick Thohir.

 

 

3 dari 5 halaman

PTPP Bidik Pendapatan Tumbuh 10% pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengincar pertumbuhan pendapatan 10 persen pada 2024. Target pendapatan itu telah mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (Pemilu).

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Tbk, Agus Purbianto mengakui, angka itu cukup konservatif mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (pemilu) serentak yang dilaksanakan tahun depan.

"Dengan adanya perubahan Dewan Komisaris, kami perlu pembahasan lagi. Tapi ancer-ancernya target RKAP 2024, karena menyangkut pemilu dan dilihat dari track record terdahulu, memang tidak terlalu tinggi dari capaian 2023. Berkisar antara 5-10 persen saja kenaikannya," kata Agus dalam konferensi pers usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Harapannya, transisi kepemimpinan Presiden berikutnya berjalan mulus dan kondusif. Sehingga dapat memberikan kepastian bagi pelaku usaha. Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad menambahkan, pihaknya optimistis tahun depan perseroan dapat mencatatkan kinerja solid lantaran terdapat potensi besar baik dari segmen BUMN maupun swasta.

"Kita konsentrasi dengan proyek yang sudah kita dapatan dan tetap konsentrasi untuk mendapatkan (proyek baru) atau target-target yang sudah kita proses untuk RKAP 2024. Potensi proyek ke depan masih besar baik BUMN maupun swasta. Carry over kami di 2024 juga masih cukup besar," kata Novel.

Pada perdagangan Rabu, 13 Desember 2023 saham PTPP ditutup naik 0,98 persen ke posisi 515. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham PTPP tercatat sebanyak 2.099 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 23,18 juta lembar saham senilai Rp 12,06 miliar.

4 dari 5 halaman

PTPP Rampungkan Proyek RSUP Kota Kupang Senilai Rp 420 Miliar

Sebelumnya diberitakan, emiten konstruksi milik BUMN, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi, Kota Kupang, pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (8/12/2023) pembangunan rumah sakit tersebut merupakan proyek Kerjasama Operasi (KSO) antara PT PP Tbk dan Hutama Karya dengan nilai proyek sekitar Rp 420 miliar. Pendanaan proyek ini berasal dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Saat peresmian hadir juga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PUPR Basuki Hadimulyo, Pj. Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake, Wali Kota Kupang Fahrensy Funay, dr. Andi Nafsiah Walinono Mboi (Nafsiah Mboi), Direktur RSUP dr. Ben Mboi, Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad dan Direktur BUMN karya beserta jajaran.

Proyek RSUP Kota Kupang ini menempati lahan seluas 11 hektare di Jalur XL, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Masa pelaksanaan proyek dari 2 Desember 2020 - 15 Desember 2022 dengan porsi KSO sebanyak 55 persen PTPP dan 45 persen Hutama Karya. 

RSUP Kota Kupang terdiri dari 7 bangunan utama dan 9 bangunan penunjang, dengan fasilitas 162 tempat tidur rawat inap, 36 tempat tidur perawatan intensif (ICU, CVCU, NICU, PICU), dan 12 tempat tidur perawatan PIE, diharapkan pembangunan RSUP Kota Kupang ini memberikan manfaat dan kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

5 dari 5 halaman

Menambah Portofolio PTPP

"Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi ini adalah Rumah Sakit terbesar yang berlokasi di Indonesia Timur, utamanya di NTT, memiliki Luas Bangunan 35.258 M2 dan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp420 Miliar. Dengan pembangunan infrastruktur Rumah Sakit dan alat kesehatan super modern di RSUP dr. Ben Mboi, diharapkan masyarakat di wilayah Indonesia Timur tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, cukup di sini semuanya bisa tangani,” kata Presiden Joko Widodo dalam peresmian.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengaku bangga atas penyelesaian proyek ini, dengan diresmikan RSUP dr. Ben Mboi Kota Kupang ini, bertambah juga portofolio PTPP dalam pembangunan Rumah Sakit. 

"Kami bersyukur proyek ini telah selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden RI dan dengan demikian kami dapat membuktikan bahwa PTPP kompeten dalam sektor pembangunan Rumah Sakit,” kata Novel. 

Selain itu, ia mengatakan, dengan keberhasilan dalam pengerjaan proyek RSUP Ben Mboi dapat menjadi acuan dalam penyelesaian Proyek serupa berikutnya. 

Saat ini, PTPP memiliki proyek RS UPT Vertikal di Makassar, RSU Adhyaksa Banten, RS Rengasdengklok, RS AMC Banjarmasin, Bali International Hospital Sanur, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, serta RS Dharmais di Jakarta. 

"Tentunya kami optimis dalam penyelesaian proyek tersebut sesuai dengan mutu dan kualitas terbaik, tepat waktu, zero accident, serta selalu berkomitmen untuk kelestarian lingkungan,” pungkasnya.