Sukses

Hartadinata Abadi Kembali Ekspor Emas ke Bright Metal Refiners, Segini Nilainya

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) ekspor perhiasan emas dengan Bright Metal Refiners (BMR) pada 15 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendapatkan pesanan ekspor perhiasan emas dari Bright Metal Refiners (BMR) sebanyak 500 kg emas.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/12/2023), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) ekspor perhiasan emas dengan Bright Metal Refiners (BMR) pada 15 Desember 2023.

Penandatanganan perjanjian kerja sama itu untuk ekspor perhiasan emas dengan BMR dengan pemesanan 500 kg emas dalam jangka waktu tiga bulan sejak 15 Desember 2023-15 Maret 2024 atau hingga pemesanan terpenuhi.

Perseroan menyatakan, nilai transaksi itu diperkirakan sebesar USD 30,02 juta atau setara Rp 465,21 miliar.

"Nilai transaksi tersebut tidak lebih dari 20 persen dari ekuitas Perseroan, sehingga transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK 17/2020,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Hartadinata Abadi Tbk, Ony Deny dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun antara Perseroan dengan Bright Metal Refiners tidak terdapat hubungan afiliasi dan benturan kepentingan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Oleh karena itu, pelaksanaan transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

“Dampak kejadian, informasi atau fakta material yang diungkapkan oleh Perseroan ini memiliki dampak positif terhadap kinerja produksi dan penjualan Perseroan,” tulis Perseroan.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 20 Desember 2023, saham HRTA melemah 0,58 persen ke posisi Rp 342 per saham. Saham HRTA dibuka stagnan di posisi Rp 344 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 352 dan terendah Rp 340 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.717 kali dengan volume perdagangan 192.419 saham. Nilai transaksi Rp 6,6 miliar.

 

2 dari 4 halaman

Genjot Ekspor, Hartadinata Abadi Lebarkan Sayap ke Uni Emirat Arab dan India

Sebelumnya diberitakan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) kembali melanjutkan kerjasama ekspor perhiasan emas ke India pada kuartal IV 2023. Selain itu juga Perseroan secara aktif telah mengembangkan pasar ekspor di Uni Emirat Arab (UEA). 

Hartadinata Abadi telah memperpanjang kontrak kerjasama ekspor dengan LP Commodities Private Limited (LPCPL) dari periode 16 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2023.

Perpanjangan kontrak ini merupakan keberlanjutan kerjasama yang dilakukan sebelumnya yang telah dimulai sejak 25 Mei 2023. 

Dengan perpanjangan kontrak kerja sama ini diperkirakan ekspor perhiasan emas dengan kadar 91,6 persen akan mencapai 5 ton sampai dengan akhir 2023. 

Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto menuturkan, keberlanjutan kerja sama ini semakin memperkuat posisi HRTA sebagai pemain ekspor perhiasan asal Indonesia di pasar perhiasan dunia.

Awal kerja sama ekspor hanya ditujukan bagi pasar India, akan tetapi saat ini Perseroan berhasil memperluas pasar ekspor hingga ke Uni Emirat Arab (UEA). 

“Diversifikasi tujuan pasar ekspor menjadi strategi HRTA dalam mengantisipasi terjadinya perubahan regulasi yang diterapkan oleh negara tertentu,” kata Sandra dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (2/12/2023).

Menurut ia, keberlanjutan ekspor perhiasan memberikan kontribusi yang sangat positif bagi pertumbuhan laba khususnya pada kuartal IV 2023. Ia pun optimis bahwa aktivitas ekspor dapat semakin meningkatkan pertumbuhan bisnis HRTA pada 2023. 

Adapun ekspor perhiasan emas telah berkontribusi sebesar 39 persen atau sebanyak 3,63 ton terhadap total volume penjualan emas HRTA dalam satuan emas murni hingga September 2023. 

 Dengan pencapaian strategis yang telah dilakukan Perseroan, HRTA semakin memperkuat posisi sebagai perusahaan perhiasan emas dan emas batangan paling terintegrasi dari industri antara (midstream) hingga industri hilir (downstream) di Indonesia. 

“HRTA siap menjadi partner bagi PemerintahIndonesia dalam menyukseskan program hilirisasi terutama di industri emas Indonesia,” tandas dia.

 

3 dari 4 halaman

Hartadinata Abadi Bakal Ekspor Perhiasan Emas ke Bright Metal Refiners Rp 3,93 Triliun

Sebelumnya diberitakan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah meneken kerja sama ekspor perhiasan emas dengan Bright Metal Refiners (BMR).

Mengutip keterbukaan informasi, pada 28 Juni 2023, Hartadinata Abadi melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekspor Perhiasan Emas dengan BMR dengan jumlah pemesanan minimal 4,5 ton emas. 

Nilai transaksi tersebut di atas diperkirakan sebesar USD 262,29 juta atau setara dengan Rp 3,93 triliun. Nilai transaksi tersebut lebih dari 20 persen nilai ekuitas perseroan, sehingga nilai transaksi dikategorikan sebagai transaksi material. 

Sekretaris Perusahaan Hartadinata Abadi, Ong Deny mengatakan, antara perseroan dengan BMR tidak terdapat hubungan afiliasi dan benturan kepentingan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. 

"Oleh karena itu, pelaksanaan transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan,” kata dia dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (4/7/2023).

 

4 dari 4 halaman

Kerja Sama Ekspor

Sementara itu, dampak kejadian, informasi atau fakta material yang diungkapkan oleh perseroan ini memiliki dampak positif terhadap kinerja produksi dan penjualan perseroan.

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menyepakati kerja sama untuk ekspor perhiasan emas dengan salah satu pelaku bisnis emas di India, Bright Metal Refiners (Bright Gold).

Bright Gold merupakan perusahaan refinery emas dan juga perak yang berlokasi di New Delhi, India. Bright Gold telah bersertifikasi NABL (National Accreditation Board for Testing and Calibration Laboratory) dan BIS (Bureau of Indian Standards) yang memurnikan dan mendaur ulang logam mulia.

India memiliki budaya yang kental dengan perhiasan emas. Konsumsi emas per kapita di India mencapai 0,55 gram dengan total permintaan emas secara nasional mencapai 774 ton pada tahun 2022. Namun, produksi emas di India tidak bisa memenuhi permintaan dalam negeri.