Sukses

Griptha Putra Persada Tawarkan Harga IPO Rp 100 - Rp 105 per Saham

PT Griptha Putra Persada Tbk melepas saham maksimal 200 juta saham dalam rangka penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta - PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Mengutip laman e-ipo, Kamis (21/10/2023), Griptha Putra Persada melepas sebanyak-banyaknya 200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp25 setiap saham. Angka itu sebanyak- banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah penawaran umum.

Adapun harga penawaran sebesar Rp100-Rp105 per saham, yang ditetapkan berlaku untuk seluruh saham baru. Dengan demikian, Perseroan meraup dana IPO sebanyak Rp 21 miliar.

Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Seluruh dana hasil dari IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum perdana saham. Sekitar 48,76% akan digunakan untuk peningkatan sarana hotel. 

Sekitar 4,13% akan digunakan untuk pembuatan 4 gerai beserta pembelian peralatan dan perabotan gerai restoran cepat saji Perseroan dengan nama The Flamexpress. 

Sekitar 3,36% akan digunakan untuk biaya sewa 4 lokasi gerai baru The Flamexpress selama jangka waktu 1 tahun. Dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan hotel, pembelian bahan baku restoran, pembayaran gaji karyawan, dan biaya lstrik.

Setelah dilaksanakannya IPO, Perseroan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dengan rasio sebanyak-banyaknya 30,00% dari laba bersih mulai tahun buku 2023 setelah menyisihkan untuk cadangan wajib yang dimulai dari tahun buku 2024 dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.

Jadwal 

  • Masa penawaran awal pada 20-28 Desember 2023
  • Tanggal efektif pada 10 Januari 2024 
  • Masa penawaran umum pada 12-16 Januari 2024
  • Tanggal penjatahan pada 16 Januari 2024
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 17 Januari 2024
  • Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Januari 2024
2 dari 4 halaman

Pasar Indonesia Masih Bergairah, Mandiri Sekuritas Ramal IPO Ramai pada Semester II 2024

Sebelumnya diberitakan, Mandiri Sekuritas optimis pasar modal Indonesia masih bergairah pada 2024. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana memperkirakan perusahaan akan ramai gelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada paruh kedua tahun depan.

Oki mencermati, hal itu mempertimbangkan kondisi pasar. Catatan saja, tahun depan setidaknya ada dua sentimen utama yang dicermati pasar, seperti pemilihan umum (pemilu) dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

“Tapi ada juga yang benar-benar mendorong untuk IPO lebih awal. Tapi biasanya (kebanyakan) memang di pertengahan tahun," kata Oki dalam Media Gathering di Jakarta pada Selasa (19/12/2023).

Sebelum memutuskan untuk debut, perusahaan akan terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi fundamental dan faktor pertumbuhan perusahaan. Menurut Oki, jika perusahaan memiliki faktor pertumbuhan baik, maka akan lebih mendukung untuk melakukan IPO. Dengan asumsi IPO dilakukan pertengahan tahun, calon emiten sodorkan laporan keuangan tahunan atau yang brakhir per 30 Desember.

“Jadi akan melihat faktor pertumbuhannya, kalau tidak ada faktor pertumbuhannya pasti tidak akan laku juga,” imbuh Oki.

Merujuk laman e-ipo, saat ini terdapat tujuh perusahaan yang tengah memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding dan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024.

Calon emiten tersebut antara lain, PT Multi Spunindo Jaya Tbk, PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, PT Manggung Polahraya Tbk dan PT Asri Karya Lestari Tbk. Cahya Puteri Abdi Rabbi.

 

3 dari 4 halaman

MNC Sekuritas Bakal Boyong 10 Perusahaan IPO di BEI, Ada yang Jumbo?

Sebelumnya diberitakan, MNC Sekuritas bakal memboyong 10 perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2024. 

Investment Banking Director MNC Sekuritas Hary Herdiyanto menuturkan, pihaknya menargetkan 10 perusahaan untuk IPO pada tahun depan. 

"Kami menargetkan 10 perusahaan untuk IPO," kata Hary saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/12/2023). 

Ia melanjutkan, di pipeline sudah ada 5-6 perusahaan yang bersiap untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, perusahaan tersebut bakal listing pada semester I 2024. 

Terkait sektornya terdiri dari beberapa macam sektor, yakni kimia, e-commerce, food & beverage, hingga desain interior.

Dari enam perusahaan yang berada dalam antrean IPO, kemungkinan empat perusahaan masuk papan pengembangan, dan dua perusahaan lainnya berpotensi masuk papan akselerasi. 

Meski demikian, ia mengaku belum ada IPO jumbo yang dikantongi MNC Sekuritas. Akan tetapi, ia berharap bisa memboyong satu IPO jumbo tahun depan. "Yang jumbo belum ada semoga bisa di second half," kata dia. 

Di samping itu, MNC Sekuritas juga telah melakukan penjajakan dengan perusahaan pembangkit listrik (power plant).

Rencananya, perusahaan ini akan menjadi salah satu IPO yang diboyong oleh MNC Sekuritas dalam waktu mendatang. 

 

4 dari 4 halaman

27 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Catat Aset Menengah

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun hingga 8 Desember 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) 79 emiten itu mencapai Rp 54,14 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023). 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 3 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 1 Perusahaan dari sektor financials
  • 0 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 5  Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 3 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic 
Video Terkini