Sukses

Tak Sanggup Bayar Pokok Obligasi Rp 23 Miliar, Bursa Gembok Saham Kapuas Prima Coal

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) di pasar regular dan pasar tunai pada Kamis, 21 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC). Penghentian sementara perdagangan dilakukan lantaran perseroan menunda pembayaran pokok Obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 (ZINC01E) yang seharusnya jatuh tempo pada 21 Desember 2023.

"Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara Perdagangan Efek PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 21 Desember 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," mengutip pengumuman Bursa, Kamis (21/12/2023).

Penghentian sementara perdagangan saham ZINC dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham ZINC.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kapuas Prima Coal Tbk, Harjanto Widjaja menjelaskan bahwa perseroan belum bisa melunasi pokok obligasi I Kapuas Prima Coal tahun 2018 dengan tingkat bunga tetap Seri E sebesar Rp 23 miliar.

"Saat ini kondisi perseroan sedang tidak baik dan mengalami kesulitan cashflow sehingga perseroan harus memilih untuk mengutamakan kelangsungan operasional perseroan. Oleh karena itu Perseroan meminta pengertian atas kelalaian ini dan akan tetap berusaha mencari solusi untuk melunasi pokok obligasi tersebut," kata Harjanto.

Kendati begitu, perseroan tetap membayar Bunga Obligasi ke-20 yang akan jatuh tempo pada 21 Desember 2023. Penyetoran bunga obligasi ke-20 tersebut telah dilaksanakan pada  20 Desember 2023 ke rekening PT Kustodian Sentral Efek indonesia.

 

2 dari 4 halaman

Pabrik Smelter Seng Kapuas Prima Coal Bakal Rampung Kuartal III 2023

Sebelumnya diberitakan, emiten produsen logam dasar di Indonesia, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) optimistis program hilirisasi akan mendukung penguatan ekonomi nasional, serta akan mendorong pertumbuhan bisnis Perseroan. 

Dengan demikian, Kapuas Prima Coal terus mengejar pengoperasian pabrik smelter konsentrat timbal miliknya pada akhir tahun ini. 

Saat ini, Perseroan telah selesai membangun pabrik smelter konsentrat timbal berkapasitas 40.000 ton konsentrat timbal dengan total biaya investasi sebesar USD 15 juta atau Rp 233,98 miliar (asumsi kurs Rp 15.599 per dolar AS)

Adapun pabrik smelter seng dengan kapasitas 83.000 ton konsentrat seng yang juga sedang dibangun Perseroan. Pabrik tersebut diharapkan bisa mulai beroperasi pada kuartal III 2023. 

Beroperasinya kedua smelter tersebut diharapkan akan mampu mendongkrak pendapatan Perseroan tahun depan. Adapun tahun ini, untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi. 

"Perseroran mengalokasikan belanja modal USD 10-12 juta yang digunakan untuk membangun infrastruktur terowongan, meningkatkan keamanan kerja (safety) dan menambah jumlah alat berat," tulis Direktur Kapuas Prima Coal, Evelyne Kioe dalam keterangan resminya, Rabu (16/11/2022).

 

Namun, kondisi harga komoditas harga logam dasar yang belum stabil sangat mempengaruhi target penjualan Perseroan, di mana pada 2022 Kapuas Prima Coal menargetkan penjualan Rp 650 miliar. 

“Penjualan kita akan sangat bergantung pada pemulihan ekonomi Indonesia dan ekonomi global, mengingat harga komoditas logam dasar yang terus berfluktuasi sejak 2021,” kata Evelyne.

Pada semester I 2022 ini, perseroan membukukan laba bersih Rp28,27 miliar, turun 68 persen dari Rp 89,52 miliar pada periode yang sama 2021. 

"Turunnya laba bersih tersebut terjadi karena penjualan perseroan turun 18 persen YoY menjadi Rp 411,35 miliar dari Rp 499,94 miliar pada periode sebelumnya," kata dia.

Selain itu, peningkatan biaya yang cukup signifikan sejak awal tahun juga terus menggerus laba Perseroan hingga kuartal II.

 

3 dari 4 halaman

Mulai Uji Coba Produksi, Smelter Timbal ZINC Bakal Sumbang Penjualan 2022

Sebelumnya, smelter timbal milik PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) yang beroperasi di bawah perseroan sedang uji coba produksi secara komersil sejak 8 Januari 2022.

Perseroan menargetkan untuk tahun pertama ini, kapasitas produksi smelter mencapai sekitar 12.000 – 15.000 ton bullion timbal (Pb). Target produksi tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi penjualan kepada Perseroan mencapai sekitar USD 43 juta.

"Kami bersyukur memasuki awal tahun 2022 ini salah satu smelter kami yaitu smelter timbal (Pb) sudah mulai uji coba beroperasi secara komersil, yang dilakukan dalam 2 tahap," ujar Direktur Utama Kapuas Prima Citra Hendra William dalam keterangan resmi, Selaasa (25/1/2022).

Adapun tahap pertama smelter timbal (Pb) akan memproses konsentrat timbal (Pb) dari PT Kapuas Prima Coal Tbk menjadi PbO (barang setengah jadi). Selanjutnya setelah terkumpul PbO yang cukup, akan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu proses peleburan di blast furnace.

"Untuk estimasi tahap kedua diperkirakan sekitar bulan Februari 2022,” ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Target Kapasitas Produksi

Sebelumnya, ZINC menargetkan kapasitas produksi penuh dari smelter timbal akan mencapai 20.000 ton bullion per tahun, dan diharapkan dapat memberikan tambahan terhadap pendapatan konsolidasi ZINC sekitar USD 60-80 juta.

ZINC berharap ke depan hasil produksi dari smelter tersebut dapat diserap tidak hanya oleh pasar ekspor. Selain juga oleh pasar dalam negeri agar dapat membantu percepatan proses hilirisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.

"Target penjualan timbal (Pb) Bullion saat ini yaitu akan kami ekspor ke negara China. Namun diharapkan seiring dengan adanya larangan ekspor mineral mentah dan target hilirisasi mineral oleh Pemerintah, kami berharap ke depan dapat memperluas pasar termasuk pasar domestik,” ujarnya.

Saat ini ZINC juga tengah melanjutkan pembangunan smelter Seng (Zn) yang berada di Kalimantan Tengah.

Pembangunan smelter seng tersebut saat ini sudah mencapai sekitar 82- 85 persen. Perseroan menargetkan untuk smelter seng dapat mulai beroperasi pada Kuartal I- 2023, dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton ingot per tahun.

 "Kami melihat hingga saat ini harga timbal dan seng masih cukup stabil, diharapkan tren tersebut dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Kami juga berharap, pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dapat segera membuahkan hasil, sehingga perekonomian kembali pulih," ujar Hendra.

 

Video Terkini