Sukses

Bursa Saham Asia Pasifik Menguat Jelang Natal 2023

Bursa saham Asia Pasifik menanjak pada Jumat, 22 Desember 2023 di tengah sentimen data ekonomi Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat menjelang akhir pekan dan libur Natal pada Jumat, (22/12/2023). Jelang akhir pekan ini, Jepang melaporkan inflasi pada November dan rilis risalah pertemuan bank sentral pada Oktober 2023.

Tingkat inflasi umum Jepang melambat menjadi 2,8 persen, turun dari 3,3 persen pada Oktober 2023, laju inflasi melambat sejak Juli 2022. Inflasi inti yang tidak mencakup harga makanan segar mencapai 2,5 persen, sejalan dengan harapan jajak pendapat ekonom yang disurvei Reuters, dan lebih rendah dari Oktober sebesar 2,9 persen. Demikian mengutip dari CNBC, Jumat pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,24 persen. Indeks Nikkei 225 menguat 0,36 persen dan indeks Topix bertambah 0,51 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,43 persen, dan indeks Kosdaq mendaki 0,33 persen. Indeks Hang Seng berada di posisi 16.683, dari penutupan sebelumnya 16.621,13.

Di wall street, tiga indeks acuan menguat. Indeks S&P 500 mendaki 1,03 persen dan pulih dari kinerja terburuknya sejak September 2023 seiring berlanjutnya reli pada akhir tahun. Indeks Dow Jones naik 0,87 persen, dan indeks Nasdaq bertambah 1,26 persen ke posisi 14.963,87.

Perdagangan Kamis 21 Desember 2023

Sebelumnya sebagian besar bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis, 21 Desember 2023. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah tekanan wall street.

Sementara itu, investor menanti data produk domestik bruto (PDB) dan inflasi dari Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong membalikkan penurunan sebelumnya dengan naik 0,1 persen pada penutupan perdagangan. Indeks CSI 300 China ditutup naik 1,01 persen ke posisi 3.330,87.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi ekonomi Amerika Serikat (AS)  tumbuh 5,2 persen year on year (YoY) pada kuartal III 2023. Sedangkan, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan naik 2,3 persen pada periode sama, kenaikan paling lambat sejak kuartal IV 2020.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,45 persen ke posisi 7.504,1. Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 1,59 persen ke posisi 33.140,47 setelah hampir mencapai level tertinggi dalam 33 tahun. Indeks Topix turun 1 persen ke posisi 2.325,98.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,55 persen ke posisi 2.600,02. Indeks Kosdaq susut 0,41 persen ke posisi 859,44, dan hentikan kenaikan beruntun dalam tiga hari.

2 dari 3 halaman

Penutupan Wall Street pada 21 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 21 Desember 2023. Indeks S&P 500 pulih dari kinerja terburuknya sejak September seiring berlanjutnya reli akhir tahun.

Dikutip dari CNBC, Jumat (22/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 322,35 poin atau 0,87 persen ke posisi 37.404,35. Indeks Nasdaq bertambah 1,26 persen menjadi 14.963,87. Indeks S&P 500 naik 1,03 persen menjadi 4.746,75.

Kenaikan indeks S&P 500 seiring lebih dari 450 saham dalam indeks menguat. Saham Micron Technology mencatat kinerja terbaik, dengan menguat 8,6 persen setelah produsen chip memori tersebut melampaui harapan kinerja kuartalan. Selain itu, Perseroan juga memberikan panduan kuartalan saat ini yang melampaui perkiraan.

Saham chip menguat dengan saham Intel dan Advanced Micro Devices masing-masing menguat 2,9 persen dan 3,3 persen.

Saham Salesforce termasuk di antara saham-saham yang mencatat penguatan terbesar di indeks Dow Jones. Saham Salesforce bertambah 2,7 persen menyusul kenaikan peringkat dari Morgan Stanley.

Wall street melemah saat investor merealisasikan keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini. Pada perdagangan Rabu pekan ini, indeks Dow Jones dan Nasdaq mencatatkan kinerja perdagangan terburuk sejak Oktober. Indeks tersebut masing-masing menghentikan rekor kemenangan beruntun selama sembilan hari.

Sementara itu, indeks S&P 500 mencatat kinerja terburuk sejak September 2023.  “Pasar saham berubah dari naik menjadi turun dengan cukup cepat. Jadi, menurut saya ini adalah koreksi teknikal setelah periode waktu yang sangat lama,” tutur dia.

3 dari 3 halaman

Potensi Reli Santa Klaus

Dari penutupan terendah pada akhir Oktober hingga Kamis pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 melonjak lebih dari 15 persen. Indeks Nasdaq bertambah lebih dari 18 persen dibandingkan periode yang sama.

Di sisi lain, wall street akan melihat apakah terjadi reli Santa Klaus yang mengacu pada kenaikan yang terjadi pada lima hari perdagangan terakhir pada 2023 dan dua hari pertama tahun baru akan terwujud pada musim liburan ini. Tahun ini, musim tersebut dimulai Jumat hingga 3 Januari 2023.

Menurut editor Stock Trader’s Almanac Jeff Hirsch, sejak 1969, indeks S&P 500 rata-rata naik 1,3 persen selama periode ini. Namun, editor mencatat kegagalan reli santa Klaus terwujud secara historis merupakan pertanda kinerja saham yang buruk.

“Kegagalan mengadakan reli Santa Klaus cenderung mendahului pasar bearish atau saat ketika saham dapat dibeli dengan harga lebih rendah pada akhir tahun,” ujar dia.

“Penurunan SCR diikuti oleh (kinerja saham-red) mendatar pada 1994,2005,2015. Dua pasar bearish yang buruk pada 2000 dan 2008, dan penurunan ringan yang berakhir pada Februari 2016,” ia menambahkan.