Sukses

Saham GOTO Lesu Hari Ini 22 Desember 2023 Usai Diborong Direksi

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 2,27 persen pada perdagangan Jumat, 22 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup merah pada perdagangan Jumat, 22 Desember 2023. Koreksi saham GOTO terjadi di tengah aksi beli saham oleh direksi perseroan.

Melansir data RTI, saham GOTO turun 2,27 persen ke posisi 86. Frekuensi perdagangan saham GOTO tercatat sebanyak 15.130 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,6 miliar lembar senilai Rp 140,2 miliar.

Dalam sepekan, saham GOTO turun 7,53 persen. Dalam satu tahun terakhir, harga saham GOTO terkoreksi 50,29 persen. Penurunan harga saham GOTO dari ini bersamaan dengan pengumuman transaksi pembelian saham perseroan oleh Direktur Keuangan (Chief Financial Officer/CFO) Wei-Jye Jacky Lo.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/12/2023), Jacky Lo membeli 148.760.890 lembar saham GOTO dengan harga pembelian Rp 2 per saham. Transaksi tersebut telah berlangsung pada 18 Desember 2023. Setelah transaksi, Jacky Lo kini mengempit 652.554.166 lembar saham GOTO atau setara 0,05 persen dari sebelumnya 503.793.276 lembar atau 0,04 persen.

Sebagaimana telah diungkapkan di dalam prospektus penawaran umum perdana saham perseroan (initial public offering/IPO), sebagai bagian dari Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan, GoTo Peopleverse Fund (GPF), yang merupakan salah satu pemegang saham Perseroan, memberikan opsi saham kepada karyawan, konsultan, mantan karyawan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan termasuk kepada Wei-Jye Jacky Lo sebagai anggota Direksi Perseroan.

Di mana opsi saham tersebut memberikan hak kepada setiap pemegang opsi, untuk memiliki saham Perseroan yang dimiliki dan dikelola oleh GPF. Selanjutnya, dengan tujuan untuk memiliki saham perseroan,  Wei-Jye Jacky Lo telah melaksanakan opsi saham yang dimilikinya tersebut dengan cara memberikan pemberitahuan kepada GPF dan membayar harga pelaksanaan kepada GPF.

2 dari 4 halaman

William Tanuwijaya Jual 764,6 Juta Saham GOTO, Segini Nilainya

Sebelumnya diberitakan, Komisaris PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), William Tanuwijaya melepas saham GOTO seri A pada 14-18 Desember 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), William Tanuwijaya menjual 764.600.000 saham GOTO seri A yang dimiliki secara langsung. Jumlah itu setara dengan 0,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Rata-rata harga penjualan saham Rp 91,7155 per saham. Dengan demikian, total penjualan saham GOTO Rp 70,12 miliar.

“Tujuan dari transaksi pembayaran fasilitas kredit,” tulis William dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun status kepemilikan saham GOTO seri A yang dimiliki secara langsung dengan jumlah 7.296.224.541 saham. Sedangkan kepemilikan saham seri B sebesar 12.588.634.432 saham. Jumlah total kepemilikan dan persentase sebesar 19.884.858.973 saham seri A atau setara 1,66 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 18 Desember 2023, saham GOTO ditutup melemah 7,53 persen ke posisi Rp 86 per saham. Saham GOTO dibuka turun 1 poin ke posisi Rp 92 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 92 dan terendah Rp 83. Total frekuensi perdagangan 73.306 kali dengan volume perdagangan 106.950.080 saham. Nilai transaksi Rp 917 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Apa Keuntungan GOTO dari Kerja Sama Tokopedia-TikTok?

Sebelumnya diberitakan, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) buka suara mengenai potensi keuntungan yang diperoleh dari kerjasama Tokopedia-TikTok.

Sekretaris Perusahaan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, R A Koesoemohadiani menyebutkan salah satu keuntungannya yakni Tokopedia akan mendapat akses secara langsung atas kesempatan live commerce yang sedang bertumbuh dengan pesat.

"Melalui kerjasama, Tokopedia dan TikTok akan membangun kombinasi bisnis sebagai pemimpin e-commerce, melanjutkan misi pengutamaan mata pencaharian untuk ratusan ribu pelaku UMKM di negara ini," terang Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/12/2023).

Kedua, Tiktok telah berkomitmen untuk memberikan pendanaan untuk Tokopedia. Kekuataan global dan finansial TikTok menjadi sangat penting dalam mendukung upaya tersebut di tengah dinamika persaingan yang terus berkembang, seiring dengan kembali berkembangnya Tokopedia.

Koesoemohadiani menekankan, perseroan akan tetap memegang kepemilikan sebesar 24,99 persen dari entitas Tokopedia yang tidak akan terdilusi lebih lanjut dikarenakan pendanaan di masa depan dari TikTok. Hal ini menjadi sangat signifikan karena lingkungan persaingan dalam industri e- commerce masih tidak menentu.

"Dengan komitmen TikTok dalam pendanaan untuk pertumbuhan di masa depan Tokopedia, Perseroan akan mendapatkan fleksibilitas lebih tinggi untuk mengalokasikan sumber daya dan modal, termasuk kemampuan yang lebih baik untuk memperbaiki penjualan dan beban pemasaran serta profitabilitas Perseroan dan anak perusahaannya di masa depan terlepas dari dinamika persaingan di industri e-commerce," ujar Koesoemohadiani.

 

4 dari 4 halaman

Peluang Kolaborasi

Ketiga, setelah transaksi diselesaikan, perseroan akan menerima biaya layanan e-commerce. Di mana hal ini merupakan biaya secara kuartalan yang akan dibebankan atas layanan-layanan khusus yang akan diberikan sesuai dengan persetujuan para pihak.

Biaya layanan e-commerce merupakan hasil dari biaya yang disetujui, dengan rentang berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) dari entitas Tokopedia, dikalikan dengan GMV dari Tokopedia setelah mengeluarkan GMV dari digital goods, beberapa high value items tertentu dan item-item yang tidak termasuk lainnya, yang akan disepakati oleh para pihak.

"Biaya layanan e-commerce ini akan secara langsung berkontribusi pada EBITDA Perseroan," kata Koesoemohadiani.

Terakhir, perseroan berkeyakinan terdapat peluang kolaborasi yang menarik antara entitas Tokopedia yang telah diperluas dengan bisnis fintech dan on-demand Perseroan.

Salah satunya, Perseroan dapat memanfaatkan basis pengguna yang jauh lebih besar yang seharusnya mampu mendorong volume pembayaran, pemberian pinjaman, dan pengiriman Perseroan dan secara langsung meningkatkan pendapatan dan laba perseroan.