Sukses

Masuk Tahun Pemilu, Ini Saham-saham Pilihan dari Sejumlah Sekuritas

Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas juga memiliki saham-saham pilihan yang bisa dijadikan referensi bagi para investor.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki tahun pemilihan umum (pemilu) 2024, sejumlah analis melihat ada beberapa sektor yang berpotensi mengalami peningkatan. Ini mengingat, terdapat sejumlah sentimen positif yang membayanginya. 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mencermati pada tahun depan ada beberapa sektor yang diperkirakan memiliki kinerja lebih baik dengan rekomendasi beli. 

Adapun sektor yang dimaksud adalah sektor keuangan, infrastruktur, dan juga properti. Sebab, ketiga sektor ini bakal mendapatkan sentimen positif pada 2024. 

"Kami menilai pertumbuhan kredit akan tetap kuat dengan potensi pivot kebijakan moneter, setidaknya pada kuartal I 2024 pasar menginginkan pemangkasan suku bunga terjadi," kata Oktavianus kepada Liputan6.com, ditulis Senin (25/12/2023). 

Selain itu, untuk sektor infrastruktur juga masih prospektif pada masa mendatang. Ia  menilai aktivitas dan pertumbuhan PDB Indonesia yang diperkirakan diatas 5% dan pembangunan pasca pemilu presiden akan menopang sektor infrastruktur.

Di samping itu, ia menjelaskan, pihaknya melihat pelonggaran kebijakan moneter serta insentif PPN properti dari pemerintah akan mendorong kinerja sektor properti.

Bagi para investor, ia merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 6.000 per saham dan beli saham BBNI dengan target harga Rp 7.300 per saham.

Kemudian, untuk sektor infrastruktur ia merekomendasikan saham JSMR dengan target harga Rp 6.800 per saham dan TLKM dengan target harga Rp 4.460 per saham. 

Sedangkan, untuk saham properti, dia merekomendasikan beli saham BSDE dengan target harga Rp 1.650 per saham dan CTRA dengan target harga Rp 1.470 per saham untuk dapat dipertimbangkan oleh para investor pada masa mendatang. 

 

2 dari 3 halaman

Rekomendasi Lain

Sementara itu, Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas juga memiliki saham-saham pilihan yang bisa dijadikan referensi bagi para investor.

BRI Danareksa Sekuritas menyukai saham-saham berorientasi domestik tertentu yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari belanja pemilu dan downtrading (kemungkinan terjadi pada semester I 2024). 

Alhasil, BRI Danareksa Sekuritas memilih saham ICBP dengan target harga Rp13.000 per saham, MYOR dengan target harga Rp3.500 per saham, HEAL dengan target harga  Rp1.800 per saham, dan ISAT dengan target harga Rp11.100 per saham. Dua sektor terakhir juga mewakili sektor-sektor dengan pendorong pertumbuhan struktural yang berkelanjutan.

Di sisi lain, tema kelanjutan pertumbuhan pasca pemilu seharusnya lebih berpihak pada sektor perbankan. Dengan demikian, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp 12.100 per saham, beli saham BMRI dengan target harga Rp 7.300 per saham.

Sebab, tim riset memperkirakan pertumbuhan pinjaman yang lebih cepat akan kembali berlanjut sebesar 11% year on year (YoY) pada 2025, menyusul antisipasi perlambatan pertumbuhan sementara menjadi 9% pada 2024.

Tak hanya itu, tim riset BRI Danareksa Sekuritas memandang pemulihan harga komoditas masih bersifat tentatif. Sehingga, tim riset lebih memilih saham-saham logam dasar seiring dengan pertumbuhan proyek yang solid di Indonesia. Untuk saham pilihannya, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham MBMA dengan target harga Rp 970 per saham dan beli saham NCKL dengan target harga Rp 1.400 per saham. 

Seiring perubahan yang terjadi, 2023 dianggap menjadi awal dari penyesuaian diri terhadap kondisi yang baru. Sedangkan, 2024 dianggap sebagai tahun normalisasi.

 

3 dari 3 halaman

Strategi

SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh mengungkapkan sejumlah strategi yang dapat dipertimbangkan untuk posisi investasi. 

Pertama, obligasi versus saham, obligasi mungkin akan terus mendominasi saham, dengan proyeksi total imbal hasil sekitar 9% berdasarkan imbal hasil 10 tahun yang stabil di 6,65%. Saham seperti BBCA, TLKM, dan JSMR mungkin menjadi pilihan yang baik sebagai proxy obligasi.

Kedua, meskipun terdapat risiko pada laba, valuasi dan arus kas yang kuat di sektor komoditas menawarkan keseimbangan risiko reward yang menguntungkan. Pilihan seperti ADRO dan UNTR menjadi pilihan utama.

Ketiga, dalam konteks yang lebih luas, ASII juga masuk ke dalam pandangan positif jangka panjang mengenai prospek permintaan mobil dalam negeri.

Dukungan fiskal yang lebih baik dan perbaikan prospek pekerjaan diharapkan mendukung pemulihan konsumsi domestik. Sektor keuangan dan konsumen seperti KLBF, LPPF, HMSP, dan BBRI diperkirakan akan memperoleh manfaat dari perbaikan ini.

"Sebagai penutup, 2024 akan menjadi tahun normalisasi di mana pasar keuangan global bergerak menuju stabilitas setelah masa penyesuaian yang intensif," kata Teguh. 

Ia melanjutkan, meskipun tantangan tetap ada, peluang untuk posisi investasi yang cerdas dan strategis masih tersedia. Kunci utamanya adalah fleksibilitas dan reaksi terhadap perubahan dinamika pasar yang terus berubah.

  

Video Terkini