Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menjadi buruan investor. Analis kerap merekomendasikan saham ini utamanya untuk investor pemula lantaran memiliki fundamental yang sehat.
Sejalan dengan itu, kinerja saham BBCA juga cenderung baik. Harga saham BBCA saat ini terpantau berada di posisi 9.350 atau naik 0,27 persen saat berita ini ditulis. Merujuk harga tersebut, investor butuh menyiapkan Rp 935 ribu untuk membeli satu lot saham BBCA. Untuk diketahui, satu lot saham terdiri dari 100 lembar.
Baca Juga
Melansir data RTI, Rabu (27/12/2023), frekuensi perdagangan saham BBCA tercatat sebanyak 9.155 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 27,94 juta lembar senilai Rp 261,51 miliar.
Advertisement
Dalam sepekan, harga saham BBCA naik 1,63 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham BCA telah naik 9,36 persen. BCA dan entitas anak berhasil membukukan peningkatan laba bersih 25,8 persen YoY mencapai Rp 36,4 triliun hingga kuartal III 2023.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Sementara, total kredit juga meningkat 12,3 persen secara tahunan (YoY) per September 2023. Kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4 persen YoY menjadi Rp 104,8 triliun.
Solidnya peningkatan kredit salah satunya didorong oleh pelaksanaan BCA Expo 2023 pada kuartal III 2023, melanjutkan kesuksesan BCA Expoversary 2023 pada Februari lalu.
Permintaan kredit konsumer yang masih solid, tercermin dari pelaksanaan dua kali expo di tahun ini yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB senilai Rp 46 triliun, atau meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan capaian pada 2022.
BCA Optimistis Kredit Tumbuh Tangguh pada Tahun Pemilu
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA melihat masih ada peluang pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir tahun ini meskipun akan memasuki tahun politik.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menuturkan, setiap negara ini tentu mengalami perlambatan pertumbuhan kredit menjelang tahun pemilu, khususnya sektor korporasi. Sebab, pengusaha di sektor tersebut masih wait and see terlebih dahulu.
Meski demikian, BCA memprediksi pertumbuhan bisnis bakal terus berlanjut dan kredit pun akan tumbuh tangguh. Selain itu, pertumbuhan nasabah maupun investasi juga akan terus didorong.
"Wait and see sebelum pemilu selalu ada, tapi setelah pemilu biasanya pertumbuhan kredit juga akan meningkat lagi. Kami tetap optimis mengenai pertumbuhan kredit ke depan," kata Vera dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023).
Di samping itu, ia berharap belanja pemerintah (government spending) akan lebih cepat pada kuartal IV 2024. Sehingga, hal tersebut bisa mendorong pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit itu biasanya terefleksi dari pertumbuhan GDP.
"Mudah-mudahan dengan nominal GDP yang sampai September 4,5 persen, kami harapkan government spending akan lebih cepat di kuartal IV sehingga bisa mendorong pertumbuhan kredit," kata dia.
Dengan demikian, BCA optimistis kredit bisa bertumbuh di kisaran 10-11 persen hingga akhir 2023. Bahkan, per September 2023, total kredit BCA naik sebesar 12,3 persen YoY menjadi Rp 766,1 triliun. Angka itu terbilang lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang berada di kisaran 8 persen.
Advertisement
Kinerja Kuartal III
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA dan entitas anak berhasil membukukan peningkatan laba bersih 25,8 persen YoY mencapai Rp 36,4 triliun hingga kuartal III 2023. Selain itu total kredit juga meningkat 12,3 persen secara tahunan (YoY) per September 2023.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan solidnya peningkatan kredit salah satunya didorong oleh pelaksanaan BCA Expo 2023 pada kuartal III 2023, melanjutkan kesuksesan BCA Expoversary 2023 pada Februari lalu.
"Kami melihat permintaan kredit konsumer yang masih solid, tercermin dari pelaksanaan dua kali expo di tahun ini yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB senilai Rp 46 triliun, atau meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan capaian pada 2022,” kata Jahja dalam paparan kinerja kuartal tiga 2023 secara virtual, Kamis (19/10/2023).
Tak hanya itu, kredit BCA tumbuh dua digit hampir di seluruh segmen. Kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4 persen YoY menjadi Rp 104,8 triliun.
Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin dari menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 7,6 persen di sembilan bulan pertama 2023, dibandingkan 11,7 persen pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 2,0 persen di sembilan bulan pertama 2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya.
"BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 226,9 persen dan 66,6 persen,” ujar Jahja.
Data Center BCA Bakal Beroperasi pada 2025
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berencana melakukan pengembangan digital pada 2024. Ini mengingat, perusahaan telah menggelontorkan investasi untuk data center.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim melihat investasi perusahaan akan semakin meningkat. Kali ini, BCA melakukan investasi di bidang data center.
Adapun data center baru tersebut berlokasi di Cikarang yang bakal beroperasi penuh pada awal 2025.
"Untuk pembangunan gedung sudah selesai. Kalau data center banyak sekali yang kita harus investasi termasuk software hardware, ini dalam proses," kata Vera dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023).
Dengan adanya data center ini, investasi BCA di sektor teknologi juga pasti akan mengalami peningkatan.
"Tahun ini capex kita di kisaran Rp 8,3 triliun. Penambahan modal akan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis anak perusahaan," imbuhnya.
Advertisement