Sukses

38 Saham Terancam Hengkang dari Bursa, Ada MAMI hingga WSKT

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya terus berupaya dalam rangka melindungi para investor agar tidak terjerumus ke dalam emiten yang berpotensi delisting.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan terdapat sejumlah perusahaan yang sahamnya akan dihapuskan atau delisting. Hingga saat ini, ada 38 perusahaan yang terancam hengkang dari BEI

Perusahaan tercatat atau emiten dapat keluar atau dikeluarkan pada beberapa kondisi tertentu. Dengan kata lain, terdapat beberapa kondisi yang membuat saham itu tidak ada lagi pada bursa efek, yaitu karena dilakukan secara sukarela maupun secara paksaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya terus berupaya dalam rangka melindungi para investor agar tidak terjerumus ke dalam emiten yang berpotensi delisting

Menurut ia, emiten yang keluar dari bursa secara sukarela ataupun dipaksa harus keluar tetap wajib melakukan buyback saham.  Dalam rangka mencapai keberhasilan buyback tersebut, BEI juga memanggil terlebih dahulu pihak perusahaan yang berpotensi keluar dari Bursa. 

"Kami mengupayakan dari sekian perusahaan-perusahaan tercatat yang sudah kita suspend, kami panggil dulu pihak yang akan bertanggung jawab," kata dia, ditulis Kamis (28/12/2023). 

Alhasil, para pengendali saham perusahaan tercatat ini bisa mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham publik. 

Berikut ini merupakan daftar saham yang berpotensi delisting dari BEI sepanjang 2023 : 

1.PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY)

2.PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

3.PT Cowell Development Tbk (COWL)

4.PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI)

5.PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM)

6.PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK)

7.PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)

8.PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC)

9.PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ)

10.PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)

 

2 dari 4 halaman

Hotel Mandarin Regency hingga Waskita Karya

11.PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)

12.PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL)

13.PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP)

14.PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)

15.PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW)

16.PT Steadfast Marine Tbk (KPAL)

17.PT Grand Kartech Tbk (KRAH)

18.PT Leyand International Tbk (LAPD)

19.PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)

20.PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)

21.PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA)

22.PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)

23.PT Hanson International Tbk (MYRX)

24.PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)\

25.PT Onix Capital Tbk (OCAP)

26.PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA)

27.PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE)

28.PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

29.PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)

30.PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB)

31.PT SMR Utama Tbk (SMRU)

32.PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) 

33.PT Sugih Energy Tbk (SUGI)

34.PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)

35.PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM)

36.PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)

37.PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)

38.PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

 

3 dari 4 halaman

Emiten Pengelola Restoran CFC Lolos dari Pantauan BEI

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan dua emiten dari daftar pemantauan khusus. Dua emiten itu adalah PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) dan emiten pengelola restoran CFC, yakni PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP).

"Perubahan ini mulai efektif pada tanggal 29 Desember 2023," mengutip pernyataan Kepala Divisi PLP, Teuku Fahmi Ariandar dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/12/2023).

Semula, saham PT Jaya Trishindo Tbk dan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) masuk dalam daftar pemantauan khusus efek bersifat ekuitas. Keduanya memenuhi kriteria nomor 10, yakni dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Bursa melakukan suspensi saham PTSP dan HELI pada 20 November 2023 lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Bursa kemudian membuka suspensi keduanya, saham PTSP dan HELI sudah bisa diperdagangkan sejak 29 November 2023.

Pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023, saham HELI naik 1,57 persen ke posisi 388. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 846 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,43 juta lembar senilai Rp 550,8 juta. Dalam sepekan, harga saham HELI naik 19,75 persen. Saham HELI naik signifikan sebesar 345,98 persen dalam tiga bulan terakhir.

Dalam satu tahun terakhir, harga saham HELI naik 60,33 persen. Sebaliknya, saham PTSP nampak konsisten berada di zona merah sepanjang Desember. Pada perdagangan hari ini, PTSP susut 0,35 persen ke posisi 2.860. Frekuensi perdagangan saham PTSP yakni 3 kali.

Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 900 lembar senilai Rp 2,57 juta. Dalam sepekan, harga saham PSP susut 18,29 persen. Meski dalam tiga bulan terakhir saham PTSP tumbuh 84,52 persen, tetapi jika ditarik secara tahunan masih terkoreksi 14,11 persen.

 

 

4 dari 4 halaman

BEI Pantau Saham Darmi Bersaudara

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU). Hal itu menyusul terjadinya adanya penurunan harga yang tidak wajar pada saham KAYU di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham KAYU tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/12/2023).

Melansir data RTI, saham KAYU mengalami koreksi secara berturut-turut sejak 19 Desember 2023. Saat itu, saham KAYU terkoreksi 3,2 persen ke posisi 605. Pada hari berikutnya, saham KAYU turun 3,31 persen ke posisi 585.   Penurunan berlanjut. Pada 21 Desember 2023 saham KAYU terkoreksi 24,79 ke posisi 440. Pada 22 Desember 2023, KAYU kembali merosot 25 persen ke posisi 330.

Pada perdagangan kemarin, Rabu 27 Desember 2023, saham KAYU terkoreksi 24,85 persen ke posisi 248. Dalam sepekan, harga saham KAYU turun 59,01 persen.

Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham KAYu masih naik 396,60 persen. Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham KAYU, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.