Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja cemerlang pada akhir 2023. Hal itu salah satunya ditandai dengan kapitalisasi pasar modal yang tembus Rp 11.762 triliun, menjadi raihan tertinggi sepanjang masa.
"Kalau bicara market cap, kemarin adalah market cap (kapitalisasi pasar) tertinggi sebesar Rp 11.752 triliun," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).
Baca Juga
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023. IHSG naik 0,80 persen ke posisi 7.303,888.
Advertisement
Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), IHSG telah naik 6,62 persen. Iman memaparkan, kinerja IHSG menunjukkan pertumbuhan dalam jangka panjang, hal ini salah satunya didukung oleh membaiknya kondisi pasar pasca sejumlah sentimen global yang turut mendorong dan berkontribusi terhadap penguatan pada pasar saham di periode-periode pemilu.
"IHSG kemarin ditutup di 7.304 atau naik 6,62 persen dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar 6.400. Ini melampaui all time high (ATH) 7.318 pada 13 September 2022 lalu," ujar dia.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp 10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Pembukaan Perdagangan Terakhir 2023
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beragam pada perdagangan Jumat pagi (29/12/2023). IHSG berbalik arah ke zona merah di tengah mayoritas sektor saham yang merosot.
Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.303,88. Pada perdagangan Jumat pagi, 29 Desember 2023 pukul 09.21 WIB, IHSG melemah tipis 0,12 persen ke posisi 7.295. Indeks LQ45 turun 0,31 persen ke posisi 974. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.313,34 dan terendah 7.281,62. Sebanyak 228 saham melemah dan 179 saham menguat. 234 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 154.223 kali dan volume perdagangan 2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.432.
BEI Ungkap Penyebab Nilai Transaksi Bursa Merosot pada 2023
Sebelumnya diberitakan, nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tren turun. Hingga November 2023, nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, turun 28,3 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 persen.
Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan menyebutkan, salah satu penyebab kondisi tersebut lantaran transaksi oleh ritel juga mengalami penurunan.
"Di 2020-2022 (saat terjadi pandemi Covid-19), transaksi investor ritel lumayan mendominasi. Di 2023 sudah mulai berkurang sehingga sebabkan aktivitas transaksinya turun. Yang dulunya lebih banyak di rumah sekarang banyak aktivitas jalan-jalan, sehingga uangnya berpindah ke sektor riil," ujar Verdy dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (13/12/2023).
Selain itu, kenaikan suku bunga turut memicu penurunan nilai transaksi. Verdi menuturkan, banyak investor ritel yang menempatkan uang mereka di perbankan atau pada obligasi pemerintah ORI. Hingga November 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat berada pada posisi 7.080,74. Naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang berada pada posisi 6.850,62. Posisi IHSG saat ini menjadi salah satu yang masih mencatatkan pertumbuhan di antara bursa lain secara global.
Advertisement
Kinerja IHSG
"Indeks di angka 7000-an ini secara year to date (ytd) tumbuhnya sekitar 3,36 persen, termasuk dari sekian bursa global yang mengalami pertumbuhan," kata Verdi.
Turunnya nilai transaksi di bursa dibarengi dengan turunnya frekuensi perdagangan menjadi sebanyak 1.179 ribu kali per 30 November 2023. Turun 9,7 persen dibandingkan angka akhir 2022 sebanyak 1.306 ribu kali. Volume saham yang ditransaksikan hingga akhir November juga susut 20 persen menjadi 19,1 miliar lembar dari 23,9 miliar lembar pada akhir tahun lalu.
Sementara, kapitalisasi pasar per 30 November naik 18,3 persen menjadi Rp 11.238 triliun dari RP 9.499 triliun pada akhir 2022. Kapitalisasi pasar Indonesia ini setara USD 721,59 miliar, tertinggi di Asean. Sebagai perbandingan, kapitalisasi pasar bursa Thailand tercatat sebesar USD 490,88 miliar, Singapura USD 384,56 miliar, Malaysia USD 364,11 miliar, Vietnam USD 237,56 miliar, dan Philipina USD 222,28 miliar.
BEI Siapkan Jurus Kerek Nilai Transaksi Harian Saham
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) relatif menurun sekitar 32 persen. Sebelumnya, RNTH berada di posisi Rp14,75 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya bersama self regulatory organization (SRO) telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mendongkrak RNTH. Salah satu strateginya melalui kampanye Aku Investor Saham.
“Kemarin ada Aku Investor Saham, itu jargon yang kita gunakan, bagaimana investor kita itu confident (percaya) menjadi investor, itu supply side (sisi penawaran)," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Senin (28/8/2023).
Dia bilang, dari sisi permintaan, BEI terus menggenjot jumlah perusahaan tercatat sehingga bisa menembus 1.000 emiten.
"Kemudian demand site tentu pada hari ini jumlah perusahaan tercatat 64 dengan total 888 nah kita menuju ke 900 menuju ke 1.000 (perusahaan)," kata dia.
Tak hanya itu, dalam rangka menggenjot RNTH, BEI pun gencar mengenalkan instrumen-instrumen investasi ke daerah-daerah. Harapannya, hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan dari investor.
Di sisi lain, dengan ada peralihan kondisi pandemi COVID-19 ke endemi membuat tantangan BEI dan SRO semakin besar dalam meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian. Sebab, pilihan investasi semakin banyak.
“Tapi memang perlu waktu dalam kondisi saat ini dari sisi perekonomian dan kondisi kesehatan kan sudah beralih lagi dulu pandemi sekarang endemi pilihannya semakin banyak untuk investasi. Tentu ini tantangan buat kami di pasar modal untuk bekerja lebih keras untuk mengattract potensi atau opportunity dari dana yang ada untuk dapat ditransaksikan kembali masuk ke pasar modal,” imbuhnya.
Advertisement