Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimistis pasar modal akan tetap resilien pada perhelatan pemilihan umum (pemilu) tahun depan. Secara historis, Iman mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja solid pada momentum pemilu sebelumnya.
"IHSG secara historis sebenarnya di tahun-tahun politik, di saat pemilihan, justru IHSG kita menunjukan peningkatan. Menghadapi pemilu di Februari tahun depan, mudah-mudahan ini mulai terlihat di akhir di penutupan indeks kita meningkat," kata Iman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).
Baca Juga
Sebagai gambaran, pada 1999, IHSG tumbuh 70,06 persen dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 157,11 persen. Pada pemilu selanjutnya yakni 2004, IHSG naik 44,56 persen dan 47,70 persen pada kapitalisasi pasar. Pada 20229, IHSG naik 86,98 persen dan kapitalisasi pasar tumbuh 87,59 persen.
Advertisement
Pada 2014, IHSG naik 22,29 persen dengan kapitalisasi pasar tumbuh 23,92 persen. Terakhir, pada 2019 lalu IHSG naik tipis 1,70 persen dengan kenaikan kapitalisasi pasar 3,44 persen.
Kinerja pasar modal pada periode tersebut salah satunya ditopang kenaikan tingkat konsumsi yang didorong oleh pengeluaran partai politik maupun calon kandidat terpilih akan meningkat menjelang tahun politik. Kinerja beberapa sektor berpotensi tumbuh positif, seperti sektor barang konsumen, layanan komunikasi, keuangan, dan lain-lain.
"Pergerakan IHSG dari (pemilu) 1999 semuanya positif sampai dengan tahun 2019. Kalau kita bicara transaksi perdagangan semuanya net buy positif.Kita berharap di tahun politik ini akan ada peningkatan kinerja dari emiten yang tumbuh positif. Terutama di sektor konsumsi, komunikasi, dan sektor perbankan," imbuh Iman.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 28 Desember 2023 yang ditutup pada level 7.303,89 atau meningkat 6,62 persen dari penutupan perdagangan tahun 2022. rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali. Kapitalisasi pasar mencapai angka Rp 11.762 triliun pada 28 Desember 2023.
Â
Â
Kapitalisasi Pasar Saham Sentuh Rekor
Sebelumnya diberitakan, pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja cemerlang pada akhir 2023. Hal itu salah satunya ditandai dengan kapitalisasi pasar modal yang tembus Rp 11.762 triliun, menjadi raihan tertinggi sepanjang masa.
"Kalau bicara market cap, kemarin adalah market cap tertinggi sebesar Rp 11.752 triliun," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Kamis, 29 Desember 2023. IHSG naik 0,80 persen ke posisi 7.303,888. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), IHSG telah naik 6,62 persen.
Iman memaparkan, kinerja IHSG menunjukkan pertumbuhan dalam jangka panjang, hal ini salah satunya didukung oleh membaiknya kondisi pasar pasca sejumlah sentimen global yang turut mendorong dan berkontribusi terhadap penguatan pada pasar saham di periode-periode pemilu.
"IHSG kemarin ditutup di 7.304 atau naik 6,62 persen dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar 6.400. Ini melampaui all time high (ATH) 7.318 pada 13 September 2022.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp 10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Advertisement
BEI Ungkap Penyebab Nilai Transaksi Bursa Merosot pada 2023
Sebelumnya diberitakan, nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tren turun. Hingga November 2023, nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, turun 28,3 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 persen.
Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan menyebutkan, salah satu penyebab kondisi tersebut lantaran transaksi oleh ritel juga mengalami penurunan.
"Di 2020-2022 (saat terjadi pandemi Covid-19), transaksi investor ritel lumayan mendominasi. Di 2023 sudah mulai berkurang sehingga sebabkan aktivitas transaksinya turun. Yang dulunya lebih banyak di rumah sekarang banyak aktivitas jalan-jalan, sehingga uangnya berpindah ke sektor riil," ujar Verdy dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (13/12/2023).
Selain itu, kenaikan suku bunga turut memicu penurunan nilai transaksi. Verdi menuturkan, banyak investor ritel yang menempatkan uang mereka di perbankan atau pada obligasi pemerintah ORI. Hingga November 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat berada pada posisi 7.080,74. Naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang berada pada posisi 6.850,62. Posisi IHSG saat ini menjadi salah satu yang masih mencatatkan pertumbuhan di antara bursa lain secara global.
Â
Transaksi Harian
"Indeks di angka 7000-an ini secara year to date (ytd) tumbuhnya sekitar 3,36 persen, termasuk dari sekian bursa global yang mengalami pertumbuhan," kata Verdi.
Turunnya nilai transaksi di bursa dibarengi dengan turunnya frekuensi perdagangan menjadi sebanyak 1.179 ribu kali per 30 November 2023. Turun 9,7 persen dibandingkan angka akhir 2022 sebanyak 1.306 ribu kali. Volume saham yang ditransaksikan hingga akhir November juga susut 20 persen menjadi 19,1 miliar lembar dari 23,9 miliar lembar pada akhir tahun lalu.
Sementara, kapitalisasi pasar per 30 November naik 18,3 persen menjadi Rp 11.238 triliun dari RP 9.499 triliun pada akhir 2022. Kapitalisasi pasar Indonesia ini setara USD 721,59 miliar, tertinggi di Asean. Sebagai perbandingan, kapitalisasi pasar bursa Thailand tercatat sebesar USD 490,88 miliar, Singapura USD 384,56 miliar, Malaysia USD 364,11 miliar, Vietnam USD 237,56 miliar, dan Philipina USD 222,28 miliar.
Â
Advertisement